TIGA PULUH SEMBILAN: SELAMAT MALAM DAN ISTIRAHAT

1.6K 267 1.9K
                                    

WAH UPDATE LAGI NIH!!! MANA SUARANYA YANG SUDAH SIAP BACA RAJAWALI?

ABSEN DULU YUK SEBELUM MEMBACA!

SPAM KOMEN EMOJI BUNGA DI SINI SEBANYAK-BANYAKNYA! 🌷🌸🌹🪷🌼🌻

SUKA SAMA CERITA RAJAWALI?

JANGAN LUPA SHARE CERITA RAJAWALI KE MEDSOS KALIAN YA, BIAR MAKIN BANYAK YANG BACA. OKE.

SEKALI LAGI SPAM 🔥🔥🔥 DI SINI SEBANYAK-BANYAK-BANYAKNYA. AKU SUKA LOH 🥺

***

Malam ini Evalina tidak berniat melihat bintang dan rembulan, ia hanya duduk bersila di kasurnya sambil meminum segelas susu yang biasa dibuatkan ibunya sebelum tidur.

Sekarang tepat pukul dua belas malam. Harusnya, ia sudah tertidur dan bersembunyi di bawah selimut untuk menghindari dinginnya udara yang dihasilkan oleh AC.

Entah mengapa kamarnya yang biasanya dingin kok jadi panas dan membuatnya gerah. Evalina bingung. Ia bahkan sampai mengecek remote AC dan semuanya baik-baik saja.

Evalina mendesah, ternyata ia yang tidak baik-baik saja. Hatinya terasa perih. Dadanya begitu sesak. Jantungnya berpacu cepat. Rasa ini pernah ia rasakan sebelumnya, saat bapaknya tugas di luar kota selama dua minggu.

Ya, ini rindu. Namun rindu kali ini rasanya lebih hebat dan kuat, hingga membuatnya susah tidur. Ketika Evalina memejamkan mata, bayangan cowok itu langsung hadir tanpa permisi di dalam benaknya.

Evalina menopang dagu. Ia mencoba mengalihkan pikirannya ke hal lain. Contohnya membaca novel dan menonton drakor. Namun usahanya gagal. Alexander tetap tidak mau pergi dari kepalanya.

Tiba-tiba hatinya bertanya. "Alexander lagi apa ya?"

"Alexander sudah tidur belum ya?"

Evalina menampar pipinya untuk menyadarkannya.

"Kok gue mikirin dia ya?" Perempuan berpiyama itu menggigit bibir bawahnya.

Evalina lantas teringat kejadian di sekolah saat di ruangan UKS. Melihat Alexander dan perempuan berambut pirang itu begitu dekat rasanya dadanya begitu sesak. Ia sampai lupa caranya bernapas.

"Apa benar ya gue cemburu lihat Alexander berduaan sama nenek lampir itu?"

"Dada gue kok nyesek banget ya pas lihat dia dipeluk sama nenek lampir itu?" Evalina bertanya pada dirinya sendiri.

Terdengar suara desiran hatinya yang berdegub. Tiba-tiba dadanya seperti tertimpa gajah. Evalina memegang dadanya, apakah ini jawabannya.

Evalina masih berusaha mengelak perasaan itu dengan mengatur napas. Ia pasti hanya lagi terserang sesak napas aja. Ini adalah hukuman karena ia jarang berolahraga.

Namun perkataan Caldora seketika terlintas dan membuatnya mengusap wajah. Ia merasakan panas di pipinya. Kenapa ia merasa malu ketika Caldora mengatakan bahwa ia sedang cemburu.

"Apa benar kata Caldora kalau gue suka sama Alexander?" tanyanya dalam keheningan.

Evalina memijiat pelipisnya. "Kenapa sih cowok itu sekarang ada di pikiran gue terus."

"Apa gue kangen ya?" lirihnya pada langit-langit kamar.

Ah tidak? Ia hanya butuh waktu untuk mengistirahatkan pikirannya yang sedang konslet saja.

Tapi justru yang terjadi bayang cowok itu muncul lagi dibenaknya. Sudah ia coba untuk mengusir tapi tidak bisa. Cowok itu malah tersenyum.

Hei!!! Kenapa senyumnya cuma dihayalan doang sih!!! Tidak bisa gitu di dunia nyata juga tersenyum. Indah banget tahu!

RAJAWALITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang