Chapter XXIII

578 21 0
                                    

"Apa kau bisa membidik?" Tanya Aino

"Lepaskan semua tawanan yang ada!" Perintah Aino

"Aino-sama!" Teriak Rara

"Akemi, lacak keberadaan Rara!" Perintah Akira

.
.
.


[MyHusbandisYakuza]

"Maafkan saya Aino-sama" ujar Rara sambil menundukkan kepalanya. Aino tersenyum tipis, sayang sekali Rara tidak melihatnya.

Seluruh maid telah bubar untuk mengerjakan tugasnya masing-masing. Rara lalu mengikuti Aino dari belakang. Sebenarnya ia sedikit ragu, namun bukankah kita tidak boleh suuzon.

Rara dibawa ke sebuah gudang khusus. Di sana terdapat banyak pria yang sedang berlatih, entah itu tembak, taekwondo, dan banyak lagi. Suara pistol bersautan, jeritan kesakitan terdengar. Rara bergidik ngeri melihatnya.

Aino melihat itu tersenyum, ia lalu menepuk pundak Rara. "Jangan takut, mereka akan diobati. Inilah sisi gelap Jepang yang tidak banyak diketahui. Negri sakura yang cantik, namun juga mengerikan." Tuturnya, Rara mengangguk mengiyakan.

Semua membungkuk hormat pada Aino. Rara bisa merasakan aura Aino memang kuat, tidak main-main. Meskipun sudah berkeriput, nyatanya nenek itu masih bisa menekan keberanian mereka.

"Bidik lah..." Perintah Aino saat berada di kerumunan pria yang sedang berjajar rapi. Rara menurut, tanpa pikir panjang ia segera mengambil pistol tersebut.

Dor

Tepat sasaran, semua terpana. Aino tersenyum tipis, ia lalu memanggil bawahannya.

"Kio, coba uji dia" perintah Aino pada bawahannya yang diketahui bernama Kio.

"Baik Kenzo-sama" jawabannya

"Ayo lawan saya, Kenzo-sama" ucap Kio dengan nada meremehkan, Rara tersenyum culas. Ia suka tantangan.

"Dengan senang hati, Kio-san" jawab Rara

Pertandingan pun dimulai. Mereka diadu bak binatang. Yang melihat hanya bersorak kegirangan tanpa berniat memisahkan. Mereka bersorak kegirangan seolah itu adalah sebuah tontonan seru. Padahal, di dalam pertarungan itu harga diri dan nyawa sedang dipertaruhkan.

Rara melihat kilatan serius dari pihak lawan. Ia sedikit benci dengan kekerasan. Hal ini sungguh di luar batasannya. Ini adalah tugasnya. Namun, jika ia memanggilnya, maka akan banyak korban yang dihasilkan. Karena pada hakikatnya dia tidak pernah puas dengan satu orang.

Rara lengah, pisau itu berhasil menggores lengannya. Lengan bajunya sobek, darah menetes. Ia meruntuki kebodohannya.

"Menyerah lah Kenzo-sama, anda bukan tandingan saya. Selama ini tidak ada yang bisa mengalahkan saya kecuali tuan muda Kenzo Akira-sama." Ucap Kio seenaknya.

"Menyerah? Maaf, kau harus menunggu selamanya. Karena aku tidak pernah menyerah pada musuhku." Jawab Rara

Pertarungan masih sengit, Kio memang berhasil menyayat lengan Rara, namun sang wanita bisa menggores pipi, lengan, dan perutnya. Pertandingan di berhentikan karena pisau Rara tepat berada di leher Kio.

My Husband is Yakuza Where stories live. Discover now