Chapter V : Two Faces At Dining Table

29 10 0
                                    

     "Apa Anda mengetahui seseorang yang mengirimkan surat ini ketika mendiang raja melakukan rapat saat itu?" Ratu Virginia mengutarakan pertanyaannya sembari mengangkat gulungan perkamen ke hadapan sang pengawal.  Berselang beberapa menit Vincent keluar dari kamar, Ratu Virginia memutuskan untuk melangsungkan niat, lalu keluar kamar sampai dia berpapasan di lorong istana dengan pengawal yang bertugas menyerahkan surat tempo lalu itu.

     "Tidak, Yang Mulia. Seingat saya dia diutus sebagai perantara dan mengaku bahwa surat itu berasal dari kerabat mendiang raja," jawab sang pengawal seadanya. Kerabat? Kerabat raja yang mana dulu? Ratu Virginia masih belum puas, dia kian bertanya.

     "Apakah Anda mengetahui siapa nama si pengirim surat?"

     "Saya tidak tahu  pasti namanya, Yang Mulia. Si perantara saat itu melantur sampai saya tidak mendengar jelas siapa nama pengirim surat itu."

     Kening sang ratu lantas  berkerut. Bagaimana caranya dia mencari tahu kerabat raja atau bukan? Sementara nama si pengirim surat inisial B.O.L yang digenggamnya ini masih sulit untuk diketahui. Jika saja Ratu Virginia tahu nama dari inisial tersebut, mungkin dia akan mencari tahu keterkaitannya dengan mendiang Raja Darwin dan "pembalasan dendam keluarga tertindas" persis seperti yang terlampirkan pada surat.

     "Selain daripada itu, apakah Anda mengetahui sesuatu hal dari si perantara?" Ratu Virginia kembali melontarkan pertanyaan, memicingkan mata tajam. Memposisikan diri selayaknya seorang detektif yang diceritakan dalam sejarah kerajaan Inggris.

Sang pengawal tampak sedang berpikir, berdeham cukup lama sampai merasa yakin dia mendekat ke sang ratu, merentangkan telapak tangan ke udara.

     "Ketika dia menyerahkan surat itu kepada saya, saya justru melihat ada sebuah tanda hitam di pergelangan tangannya, Yang Mulia." Sang pengawal menatap sang ratu dengan horor, lantas mengecilkan suara yang kelamaan terdengar ringkih.

     "Tanda hitam itu bukan sembarang tanda hitam. Tanda hitam berbentuk kalajengking yang saya lihat saat itu adalah simbol organisasi gelap bernama Scorpious. Saya rasa si perantara surat itu salah satu bagian dari mereka, Yang Mulia."

     Ratu Virginia mengerjap-ngerjap. Dia juga melihat tanda yang sama pada pergelangan tangan pria berbadan tegap yang dia jumpai kemarin malam. Tak disangka gambar kalajengking itu ternyata merupakan simbol dari organisasi tertentu. Ratu Virginia benar-benar tidak tahu hal satu itu. Scorpious. Kata itu justru terdengar asing di telinganya.

     "Organisasi gelap ini memang jarang bahkan tidak pernah didengar oleh orang-orang, Yang Mulia. Mereka bergerak secara terorganisir dan sembunyi-sembunyi. Bermula dari suatu kejadian sejak raja ke-enam memerintah, seseorang yang dicurigai oleh sang raja ditangkap dan bersimpuh di hadapan raja, mengakui bahwa dia merupakan bagian dari organisasi gelap bernama Scorpious sampai mengungkapkan identitas dari organisasi itu. Lalu ...."

     Sang pengawal terdiam sejenak. Menurunkan telapak tangan. Dan menyadari sesuatu dari ucapannya. Kemudian melangkah mundur dari sang ratu. Membungkuk secara spontan.

     "Ah ... maafkan saya, Yang Mulia Ratu. Saya jadi terbawa suasana sampai menceritakan hal yang tidak perlu kepada Anda."

     "Tidak." Ratu Virginia berucap tiba-tiba. Sang pengawal lekas mendongakkan wajah.

     "Justru itu sangat berguna untuk keperluan investigasi. Jadi teruskan saja," imbuhnya menyakinkan pengawal. Mungkin saja dengan adanya informasi yang didapatkan ini akan membantu penyelidikan berikutnya. Begitulah pikir Ratu Virginia.

     "Oh ... baiklah, Yang Mulia." Sang pengawal mengambil napas, melanjutkan.

     "Lalu sebelum sempat dia menjawab pertanyaan dari raja, apa tujuan dibentuknya organisasi itu. Dia lebih dulu membungkam diri dengan menebas lehernya di hadapan raja. Karena insiden tak terduga itu, raja memerintahkan kami semua untuk mencari tahu keberadaan organisasi itu supaya bisa mengetahui maksud dan tujuan mereka. Akan tetapi, keberadaan mereka sulit sekali dicari sehingga tujuan organisasi Scorpious masih belum diketahui sampai sekarang."

Ackerley CaseWhere stories live. Discover now