Chapter XI : Run Away

29 6 0
                                    

Sebelum melanjutkan perjalanan 20 KM menuju wilayah bagian timur, Nearvist. Dengan stamina yang tak lagi muda, ratu Virginia memutuskan untuk berehat sejenak di Yorefall dan menyewa salah satu penginapan jauh dari pusat kota.

     Wanita aristokrat itu tidak terbiasa dan merasa kurang nyaman karena begitu kecil dan sederhananya tempat tersebut. Namun, di antara tempat penginapan yang tersedia di beberapa titik kota Yorefall, hanya itulah satu-satunya tempat strategis yang rute jalannya dapat menembus perbatasan Yorefall-Nearvist.

Paling tidak, untuk saat ini dia bisa membaringkan punggungnya di atas kasur yang sayangnya cuma beralaskan kapuk.

"Sudah lama sekali aku tidak menunggangi kuda, dan sekarang justru membuat badanku pegal," gumam wanita itu sambil mengerang.

     Entah kenapa dia merindukan dirinya menjadi seorang gadis yang senang menghabiskan waktu memacu kuda di sepanjang jalanan Ackerley.

Dan kini tubuh kurus sang ratu terlalu rentan kalau dipaksakan.

Ratu Virginia lantas mengubah posisi baringnya ke samping kanan, dia meraih sesuatu dari leher lalu mengeluarkan benda itu dari dalam pakaian sehingga dapat mengekspos sebuah liontin mungil yang merupakan pemberian dari mendiang sang suami.

Tangan sang ratu senantiasa menggenggamn ujung liontin berbentuk hati itu dan menatapnya terpana.

"Oh, Darwin. Harus kuakui bahwa hadiah kecil ini tak sebanding dengan politik kerajaan yang telah kulakukan."

Warna keemasan pada liontin itu berkilat-kilat ketika disoroti sinar mentari yang masuk melalui jendela kamar.

"Sekarang giliranku untuk membalasmu, Darwin. Akan kupastikan pelakunya benar-benar membayar mahal agar kau dan Charles merasa tenang." Ratu Virginia bermonolog dengan penuh tekad sambil menggenggam erat liontin itu lalu menjejalkan sebuah ciuman di sana.

   Wanita itu mengubah posisi baring menjadi terlentang, lekas memejamkan mata selama beberapa menit.

     Namun, mulutnya terus bergumam. "Tapi, apa yang telah kau dan ayahmu lakukan sehingga membuat Scorpious ingin membalas dendam seperti itu?"

Kilas balik tahun 1754-1785 M.

    Semasa Raja Darwin masih menyemat gelar pangeran, ayahnya Raja Frans Wallenscoot yang merupakan raja ke-VI Ackerley disebut-sebut sebagai pemimpin yang tidak mengenal belas kasih terhadap para pelaku kejahatan. Siapapun yang berani memberontak, meneror, menantang, dan yang tampak mencurigakan akan langsung bersimpuh menghadap sang raja tanpa mendapat rasa ampun.

    Rumornya, Raja Frans pernah menghukum tawanan dalam jumlah besar dan tidak ada yang tahu hukuman apa yang telah dia berikan. Pada masa itu, nasib pelaku-pelaku kriminal tidak diberitakan kemana-kemana.

Atas perintah dari ayahnya juga, Pangeran Darwin turut membantu mengeksekusi dan merahasiakan semua kasus yang ada di Ackerley agar rakyat-rakyat dan para bangsawan tidak mempertanyakan lebih lanjut apa yang sebenarnya terjadi.

    "Aku tidak mengerti. Bentuk penindasan seperti apa yang dilakukan Raja Frans terhadap mereka yang dihukum sehingga membuat B.O.L turun tangan dan berusaha menjatuhkan pemerintahan Ackerley?"

    Kedua netra lantas terbuka pelan.

     "Andai masih hidup, kau berhutang penjelasan padaku, Darwin Wallenscoot."

    Monolog itu terhenti dengan helaan napas berat.

    Kedua netra hijau lantas mengembara ke sebuah jubah cokelat yang tersampir pada sandaran kursi, tak jauh dari kasur kapuknya.

Ackerley CaseWhere stories live. Discover now