21. Upaya

137 14 0
                                    

Keseriusan Dario untuk menjalani hubungan dengan Reva tentu saja membuat Gina merasa sangat marah. Jelas dirinya tidak tahu, jika hubungan Reva dan Dario menjadi seserius itu. Padahal sudah jelas, jika Gina berpikir bahwa Reva hanya sementara bagi Dario. Di mana suatu hari nanti, Dario akan merasa bosan dengan Reva lalu kembali padanya. Sayangnya, semua pikiran Gina itu sangat salah.

Gina pun terlihat berada dalam suasana hati yang sangat buruk. Saat ini dirinya tengah pergi ke rumah hiburan utama yang dimiliki oleh Dario. Tentu saja untuk melakukan apa yang sudah diperintahkan oleh Dario, di mana Gina harus merapikan barang-barang baru yang Dario beli untuk Reva. Semakin kesal saja Gina saat tahu seberapa besar perhatian dan perlakuan spesial yang diberikan oleh Dario pada Reva.

"Kau bisa pergi. Aku akan menghubungimu setelah pekerjaanku selesai," ucap Gina sembari turun dari mobil yang memang digunakan untuk mengantarkan Gina ke rumah hiburan.

Sang sopir yang mengemudikan mobil sama sekali tidak merasa tersinggung dengan perkataan Gina tersebut. Sebab hal tersebut memang sudah menjadi sebuah kebiasaan. Di mana Gina selalu bertindak seperti seseorang yang berkuasa dan berbeda status dengan para pekerja yang lainnya. Tentu saja hal tersebut terjadi karena Gina sebelumnya masih berpikir, bahwa dirinya adalah calon istri dari Dario, tuan besar mereka. Jadi, Gina berpikir bahwa statusnya berbeda dengan status para pekerja yang lain

"Harus dengan cara apa aku menyingkirkan wanita sialan itu?" tanya Gina melangkah meningganglkan pintu masuk area rumah hiburan, dan memasuki gedung rumah hiburan yang terdiri dari empat lantai tersebut.

Namun, sebelum Gina benar-benar masuk, Gina melihat dua orang pria yang tengah berbicara dengan staf keamanan yang memang berjaga di depan pintu masuk gedung. Mengingat jika mereka harus memastikan keamanan tempat tersebut, di mana mereka tidak boleh mengizinkan orang-orang atau pengunjung yang berpotensi memunculkan kekacauan untuk masuk ke dalam gedung. Hal yang membuat Gina merasa tertarik adalah, dua pria itu terlihat menunjukkan sebuah foto pada staf keamanan dan menanyakan apakah mereka mengenali wanita itu. Gina mengenali wanita yang memang berada di foto tersebut, tetapi anehnya staf keamanan tersebut menjawab bahwa mereka memang tidak mengenalinya.

"Sudah berulang kali kami mengatakan bahwa kami tidak mengenalinya. Sebaiknya kalian segera angkat kaki dari tempat ini. Dan jangan kembali lagi. Sebab kedatangan kalian sungguh mengganggu. Jika kalian kembali, maka kami tidak memiliki pilihan lain selain mengusir kalian dengan kasar," ucap staf keamanan membuat dua pria yang bertanya pada mereka pun pada akhirnya beranjak pergi.

Gina pada akhirnya berlari mengejar mereka lalu setelah ke luar dari area rumah huburan, barulah berseru, "Tunggu!"

Tentu saja seruan tersebut membuat dua orang pria itu menghentikan langkahnya. Lalu menoleh pada Gina yang cukup kelelahan karena mengejar langkah keduanya. Gina tentu saja mendapatkan tatapan penuh tanda tanya dan penuh rasa kecurigaan dari kedua pria itu. Hingga Gina pun tersenyum dan bertanya, "Maaf, tadi aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian dengan staf keamanan. Bukankah kalian mencari seseorang?"

Pertanyaan tersebut membuat kedua pria tersebut saling berpandangan. Lalu salah satu dari mereka pun menjawab dengan sebuah pertanyaan, "Benar. Kami memang tengah mencari seseorang. Apa mungkin, kau juga bekerja di rumah hiburan itu?"

Gina pun tersenyum dan berkata, "Aku tidak bekerja di sana. Tetapi aku sangat dekat dengan pemiliknya. Tadi, aku tidak sengaja melihat foto dari orang yang tengah kalian cari. Dan kurasa aku mengenali orang itu."

Perkataan Gina tersebut membuat dua orang pria itu mendapatkan sebuah harapan. Terlihat jika kedua orang tersebut sangat antusias. Lalu salah satu dari mereka bertanya, "Benarkah?"

Gina mengangguk. "Tapi aku belum terlalu yakin. Jika memang diperbolehkan, aku ingin melihat foto orang itu lagi untuk meyakinkan diri, bahwa orang yang kalian cari memang orang yang kukenal. Jika benar, maka aku akan dengan senang hati memberikan bantuan."

Dengan perkataan tersebut, dua orang pria yang berada di hadapan Gina pun sepakat untuk menunjukkan foto orang yang mereka cari pada Gina. Saat melihat foto tersebut, Gina pun tersenyum dan berkata, "Wah, ternyata aku benar-benar mengenal orang yang kukenal."

Mendengar hal itu, kedua pria itu pun bertanya, "Kalau begitu, bisakah kami mendapatkan informasi mengenai dirinya dan di manakah keberadaannya?"

Lalu Gina pun balik bertanya, "Sebelum itu, bisakah aku bertanya terlebih dahulu? Jika kalian sudah mengetahuinya, apa yang akan kalian lakukan? Apa mungkin, kalian akan membawa dirinya pergi?"

Lalu kedua pria itu pun mengangguk. Salah satu dari mereka pun menjawab, "Benar. Kami akan membawanya pergi. Mengingat keluarganya memang mencari kebaradaannya dan ingin ia segera pulang ke rumahnya."

Mendengar jawaban tersebut, Gina pun segera menyunggingkan senyuman manis. Lalu berkata, "Kalau begitu, aku dengan senang hati, bersedia untuk memberikan informasi kalian mengenai orang itu. Kuharap, dia benar-benar bisa segera kembali ke rumahnya dan kembali ke tengah-tengah keluarganya."




***




Beberapa hari kemudia, Dario pun membawa Reva untuk kembali ke rumah hiburan malam di mana Reva sudah memiliki tempat khusus untuk tinggal. Hal tersebut dilakukan setelah Dario memastikan jika renovasi sudah selesai, dan semua kebutuhan sekaligus barang-barang Reva sudah dirapikan dengan benar. Sebenarnya Dario ingin Reva tinggal di rumahnya saja, sebab jelas akan lebih nyaman dirinya tinggal di sana. Hanya saja, Reva tetap bersikukuh untuk tinggal di rumah hiburan tersebut. Mengingat menurut Reva tempat tersebut akan sangat tepat sebagai tempat persembunyiannya.

Reva sangat yakin, sekali pun orang tuanya mencari ke sana ke mari dan menggunakan uangnya, mereka tidak mungkin bisa menebak jika Reva bersembunyi di sana. Selain itu, Reva tidak mau tinggal dan bertemu dengan Gina setiap harinya. Sebab hal itu hanya akan membuat dirinya emosi setiap hari. Toh, selama Reva tinggal di rumah hiburan, Dario juga akan menghabiskan waktu lebih banyak di rumah hiburan juga, agar bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengannya. Itu akan lebih aman, karena Gina tidak akan bisa berinteraksi dengan Dario.

"Sebelum aku menunjukkan ruang kerja dan ruanganmu yang sudah direnovasi, kita ke ruang kerjaku dulu. Ada hal yang harus kuambil," ucap Dario sembari menggandeng Reva untuk masuk ke dalam ruang kerjanya yang berada di lantai tiga rumah hiburan malam tersebut.

Namun, saat mereka masuk, mereka disambut oleh seorang wanita cantik yang tiba-tiba memeluk Dario dengan sangat erat. Bahkan Reva yang sebelumnya berada di sisi Dario harus terdorong menjauh karena wanita cantik itu. Tentu saja Reva menatap kejadian tersebut dengan penuh tanda tanya. Namun, Reva kembali dikejutkan oleh wanita itu yang tiba-tiba mencium pipi Dario sembari berkata, "Astaga, aku benar-benar merindukanmu, Dario!"

Tentu saja Reva menatap tajam pada Dario yang segera menggeleng dengan panik. Dario sadar dengan apa yang saat ini tengah dipikirkan oleh Reva. Lalu Dario pun berseru, "Tidak, Sayang! Ini tidak seperti yang kau pikirkan!"

Seratus Hari Bersama Pria SeksiOnde histórias criam vida. Descubra agora