1. Pertemuan Pertama

155 13 8
                                    

Assalamualaikum kawan! Kembali lagi di cerita baru❤

Sebelumnya ini cerita spin off dari cerita ALAN sebelumnya yg udah END... Dan buat kalian yg blm baca boleh yukk mampir mumpung masih lengkap😇

YANG BELUM FOLLOW AKUN AKU HARAP DIFOLLOW DULU YA GUYS! BIAR SAMA-SAMA ENAK😅

Tanggal 1 januari dengan tahun yang baru... Ayoo buka lembaran baru kalian dengan lebih baik lagi dari tahun sebelumnya😍 Yang lalu biar berlalu mari kita raih masa depan kita😉

Harapan kalian tahun ini? Coba komen dongs biar rame hihi

****

HAPPY READING BUAT KALIAN

Suasana malam yang begitu cerah dengan taburan bintang di langit ditemani bulan sabit. Suasana yang ramai karena para remaja yang keluar hanya untuk menikmati malam minggunya. Begitu pula dengan seorang cowok dengan hanya memakai hodie putih juga celana jeans hitam. Terlihat sederhana namun membuat semua para gadis yang melihatnya terpengarah.

Alfan namanya. Cowok itu hanya duduk di ditengah keramaian taman kota. Hanya sendiri tanpa ditemani oleh siapapun.

"Gue yang jomblo ngenes banget." cowok itu menghela nafas kasar melihat pasangan yang bermesraan didepannya.

"Eh astagfirullah!" dia reflek berteriak sembari menutup matanya rapat-rapat melihat pasangan tadi berciuman. "Mata gue berdosa banget!" pekiknya lagi tidak menghiraukan tatapan aneh manusia disekitarnya.

"Gila!"

Satu kata itu membuat Alfan terkesiap seketika. Dia menoleh kesamping tempatnya duduk dan mendapati seorang gadis dengan rambut panjang tergerainya tengah memakan asik ice creem.

"Woy lo siapa?! Asal duduk aja lo!"

Gadis itu menoleh dengan malas. Suara laki-laki disampingnya ini sungguh membuat telinganya sakit. "Lo berisik banget sih!"

"Jawab gue?! Lo ngapain duduk disini?!" nyatanya Alfan tidak mengubris ucapan gadis tersebut.

Terdengar suara decakan dari mulutnya. Masih dengan menikmati ice creem ditangannya gadis itu menjawab. "Tempat umum kan? Jadi gak masalah kali."

"Jelas masalah. Lo ganggu gue!"

"Iyain aja. Dasar orang aneh."

Alfan melotot horor. "Bilang apa lo? Bukan gue yang aneh, tapi lo!"

Tidak mendapat balasan membuat laki-laki itu mendengus. Matanya menelisik ke depan. "Lo beneran cewek?"

Gadis itu menoleh. "Ngapain nanya gitu? Jelas gue cewek lah!" katanya tidak santai.

"Pakaian lo aneh menurut gue. Cewek cantik kayak lo pakaiannya tomboi gini?"

"Bodo amat! Suka-suka gue dong!"

Alfan berdecak. Melirik jam di pergelangan tangannya cowok itu seketika melotot horor. Sial dia terlalu lama di luar!

"Gawat! Bisa dimarahin Mamih gue!"

Sebelum bebar-benar pergi, Alfan kembali melirik singkat cewek yang masih berkutat pada ice creem nya. "Gue harap kita gak pernah bertemu lagi, cewek aneh!"

...

Dia bernafas lega saat melihat semua lampu dalam rumah mati. Itu berarti semua orang sudah tertidur dan Alfan tidak akan terkana amukan ibu negara.

Baru saja melangkah menuju ke atas kamar, lampu ruang tengah tiba-tiba menyala membuatnya mengerjap pelan. Suara teprokan tangan membuat laki-laki berkulit sawo itu menoleh ke belakang dengan gerakan pelan.

"Bagus, masih ingat pulang kamu hah?!" wanita yang masih awet muda dengan pakaian daster itu berkacak pinggang menatap anak bungsunya itu.

“Jam berapa ini?! Kenapa baru pulang?!”

“ADAWWW, MAMIH SAKIT!!!” Alfan berteriak kala Rana, ibunya menarik telinganya kencang. “AMPUN MIH!!”

“Ampun-ampun! Pulang malam seperti ini kamu kira Mamih gak khawatir sama kamu Hah?! Mamih tuh khawatir tau gak!” Rana terus saja mengomel terus mengencangkan jewerannya.

“Aku udah besar Mih. Mamih gak perlu khawatir.”

“Tetap aja Alfan! Mana ada seorang ibu yang khawatir liat anaknya pulang malam.” wanita itu mulai melepaskan jewerannya menatap anaknya sendu. “Sekarang jawab Mamih, kamu abis dari mana? Main lagi sama Rendra?”

Alfan menggeleng dengan polosnya membuat wanita itu mengernyit heran. “Terus?”

“Malam minggu—Awwww, Mamih!” cowok itu kembali memekik sebelum dia menyelesaikan ucapannya. Rana mencubit pinggang anaknya kencang.

“Kamu udah punya pacar sampai malam mingguan segala?! Iya?!”

“Enggak Mamih. Dengerin aku selesai ngomong dulu lah!”

Rana mendengus dan melepas cubitannya itu. “Sekarang tidur! Awas kalau besok bangun siang.” peringatnya tajam.

“Besok minggu Mih. Gapapalah bangun siang.”

“Berani kamu?!”

“Enggak. Oke Alfan tidur sekarang.” laki-laki itu ngacir lebih dahulu sebelum kembali kena semprot dari ibu negara.

Dari bilik dapur seseorang menggeleng heran menatap kepergian Alfan. “Kembaran stres!”

...

TBC

Jangan lupa tekan bintang adik-adik dan komen sebanyak mungkin😁 kalau rame bakal up besok yuhuuu😋

NEXT PART? KOMEN YANG MAU!!!

KITA BERBEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang