14. Sedikit Menjauh

24 5 0
                                    

Sebelumnya jangan lupa vote dan komen di setiap paragraf sebanyak-banyaknya❤❤

HAPPY READING ALL

Moza menghela nafas gusar kala Helgaza yang menyuruhnya untuk berdiam dikasur. Laki-laki itu mengomelinya ketika dirinya ingin menginjakan kakinya ke lantai.

“Helga, gue cuma mau ke dapur.”

“Gue yang ambil.”

“Helga, pliss. Gue gak lumpuh loh ini.”

Helgaza yang hendak keluar kamar mendelik. “Siapa yang bilang lo lumpuh? Gue cuma nyuruh lo buat istirahat Za. Biar cepat sembuh.”

Bibir Moza mengerut. Lantas dia berdecak kesal. “Lo gak capek gitu jagain dan rawat gue seharian? Mending pulang aja sana.”

“Ngusir?”

“Iya.”

Kali ini Helgaza yang berdecak. Niat laki-laki itu yang hendak ke dapur urung dan memilih duduk dipinggir kasur. Menggenggam erat tangan Moza yang masih terasa hangat dikulitnya.

“Gue lakuin ini buat kebaikan lo Moza. Kata lo apa tadi? Capek? Enggak. Gue sama sekali gak capek ngurusin lo.”

Moza menyentak tangan Helgaza kasar. “Bohong banget. Keliatan tuh dari wajah lo yang lelah.”

“Serius. Gue ikhlas ngurusin lo yang keras kepala ini seharian.”

“Apa?! Lo ngomong apa barusan?!”

Helgaza meringis. Sialan, kenapa mulutnya bisa keceplosan. Kan bisa kena amuk macan betina dia.

“Enggak. Gue gak bilang apa-apa. Salah denger kali lo.” alibi cowok itu cepat.

“Bohong!”

“Dih gak percayaan lo.”

“Emang. Lo kan dari dulu tukang bohong. Mana bisa gue percaya sama lo begitu aja.”

“Terserah lo.” putus Helgaza mengalah. Memang seharusnya dia yang mengalah agar perdebatan tidak berkepanjangan.

Cewek memang selalu benar dan ingin menang sendiri.

“Ga. Ini udah malam loh.” kata Moza lagi.

“Terus?”

“Lo beneran gak mau pulang? Serius deh gue udah gak kenapa-kenapa. Gue kan strong!” katanya percaya diri.

Helgaza yang mendengarnya berdecih. Apa katanya? Strong? Berdiri sedikit aja udah oleng. Apakah itu yang dinamakan strong?

“Gue nginap disini.”

“Apa?!” Moza melotot tidak percaya. Gadis itu lalu menggeleng kepalanya brutal. “Enggak.. Enggak.. Apa kata tetangga coba kalau tau dirumah gue ada anak cowok yang nginap disini? Bisa di grebek Helga!”

Helgaza memutar bola matanya malas. “Alay.”

“Helga!”

“Apasih Za. Emang kenapa sih kalau gue nginap disini? Gue kan sepupu lo, ada yang salah gitu?”

Bibir Moza mengatup. Sial! Dia lupa jika Helgaza adalah sepupunya.

“Dasar pelupa!”

Berdecak kesal, Moza lebih memilih menarik selimutnya dan menutupi semua badannya.

“Jangan ditutupin semua. Nanti sesak nafas.”

“Bodo amat.”

Kesal. Helgaza menarik selimut yang Moza pakai membuat gadis itu terperanjat.

KITA BERBEDAWhere stories live. Discover now