Part 2

3.4K 353 15
                                    

Pagi-pagi sekali Yuri terbangun dan mendapati dirinya tertidur di ranjang yang asing. Yuri terlonjak kaget karena ketika ia bangun Loid tertidur pulas disampingnya. Pergerakan tiba-tiba dari Yuri sontak membuat Loid terbangun juga.



"Ah Yuri kau sudah bangun. Kau--"



"Kenapa aku ada disini? dan kenapa kau juga disini? mana kakakku?!"



"Yor di kamar sebelah." jawab Loid yang masih setengah mengantuk.



"Kenapa kau malah tidur disini?! kenapa tidak tidur dengan kakakku saja?! kalian kan suami istri!"



Loid langsung membuka lebar matanya, ah salahnya juga ia ketiduran disini sehingga kecurigaan Yuri jadi makin bertambah.



"Kau disini jadi aku menemanimu. Lagipula jika aku tidur dengan Yor kau pasti kesal juga kan?"



Yuri sukses terdiam. Ya memang ada benarnya juga sih tapi---



"Aku tetap tidak percaya apapun yang kau katakan. Kau pembohong besar Loid Forger!"



Loid hanya menghela nafas. Ia pun turun dari ranjang terlebih dulu. "Berhubung aku sudah bangun jadi aku akan memasak sekalian. Kau sarapan saja disini."



Yuri menggertakan giginya ketika perilakunya yang tidak menyenangkan malah direspon seakan Loid memaklumi hal ini.



"Lepaskan topengmu itu Loid Forger! Kau tidak usah sok baik di depanku!"



Loid menghela nafas lagi. "Yuri jika kau menyuruhku balik emosi ketika kau memancingku untuk itu aku yakin kau akan menyesalinya."



"Kau pikir aku takut?!"



Buagh



Yuri menatap ngeri tangan yang kini berada di samping wajahnya. Jika saja Yuri telat menghindar maka wajah tampannya itu akan kena bogem mentah dari Loid. Dinding yang kena bogem dari Loid bahkan meninggalkan bekas yang terlihat jelas. Tadi dinding itu juga sedikit bergetar karena kekuatan tangan dari sang mata-mata.



"Jika aku benar-benar meladenimu maka akan seperti  itu jadinya Yuri." ucap Loid seraya memamerkan senyum 'manisnya'. "Saat interview putriku, aku bahkan menghancurkan meja karena orang yang interview membuat putriku menangis." lanjut Loid yang kini menjauhkan tangan dan tubuhnya dari Yuri.



Yuri memalingkan wajahnya kearah lain, telinganya sedikit memerah. "Dari jauh saja kau jelek apalagi dari dekat, dasar dokter tukang tebar pesona!" ucap Yuri yang malah keluar dari topik pembicaraan Loid sebelumnya. Dasar tsundere, bilang saja Loid lebih tampan dan wangi dari dekat.



'Dia tidak terpengaruh sama sekali.' batin Loid. Ia sudah lebih dari dua kali menghela nafas pagi ini.



"Bersiaplah aku akan memasak." ucap Loid lalu meninggalkan Yuri seorang diri masih dengan telinga yang memerah.






.





Ketika sarapan Yuri datang ke meja makan dan melihat Yor membantu Loid menata alat makan di meja. Seketika itu juga senyuman Yuri mengembang. "Kakak!" ucap Yuri. Muncul telinga dan ekor anjing imajiner ketika ia melihat Yor. Pantas saja atasannya di kantor bilang Yuri manis seperti anak anjing.



Yor menghentikan kegiatannya lalu menghampiri Yuri. "Yuri masih sakit kah? kata Loid Yuri sempat berkelahi dengan preman sampai Yuri ada luka dalam."



Yuri menatap Loid yang hanya tersenyum lalu meletakkan jarinya di bibir. Pria berambut pirang itu berbohong pada Yor dengan bilang Yuri berkelahi dengan preman agar Yor tidak merasa bersalah ketika tau luka lama Yuri adalah karena ulahnya. Benar-benar suami yang baik bukan? ia berrbohong untuk menjaga perasaan istrinya. Yuri semakin jengkel karena nilai plus Loid bertambah.



My LottieWhere stories live. Discover now