Part 5

2.7K 299 60
                                    

Sudah seminggu lamanya Yuri berada di rumah sakit. Loid, Yor dan Dominic bergilir mengunjunginya. Untuk masalah pekerjaan ia tidak tau bagaimana kondisi di tempat ia bekerja, apa atasannya tau ia disini? Yuri sebenarnya ingin tau tapi dengan kondisi seperti ini mana mungkin ia bisa mengetahui kondisi disana. Ia merahasiakan pekerjaannya dari siapapun, ia tidak mungkin meminta kakak atau temannya bertanya informasi tentang polisi rahasia.




"Kau terlihat sangat menyedihkan sekarang Yuri."




Mata Yuri membulat ketika melihat salah satu rekannya yang berambut pirang dengan bekas luka di wajah datang. Kebetulan tidak ada siapapun disini selain mereka.




"Aku dengar kau lumpuh."




Yuri menoleh kesamping dimana notenya berada. Rekannya yang mengerti langsung saja mengambil note tersebut.




*Bagaimana disana?*




"Ah keadaan tidak berubah sama sekali."




Yuri kembali memberi kode lewat mata. Pemuda itu pun menulis lagi di note yang masih dipegangi rekannya tersebut.




*kalian tau apa yang terjadi?*




"Aku sudah menyelidikinya. Salah satu orang yang menyerangmu adalah mata-mata yang menyamar dan bergabung dengan kelompok brandalan yang ada di kawasan itu. Sepertinya orang itu tau pekerjaanmu."




Yuri membulatkan matanya.




"Kami sudah menangkap orangnya dan dia malah bunuh diri dengan menggigit lidahnya sendiri saat ada kesempatan. Hanya informasi itu yang bisa kami dapatkan untuk saat ini."




Yuri memasang wajah kesal, sudah diracuni malah orang itu bunuh diri. Yuri merasa orang itu tidak bertanggung jawab karena mati begitu saja meninggalkannya setelah apa yang ia lakukan.




"Berhenti memasang wajah kesal Yuri." sosok pria berambut pirang itu menepuk kepala Yuri. "Aku tidak bisa setiap saat datang kemari karena kerabatmu pasti akan berada disini. Kau tidak mungkin mau identitasmu terbongkar."




Yuri mengangguk dengan pelan. Ia kemudian cukup terkejut dan perlahan tersenyum.




*akhirnya aku bisa sedikit menggerakkan otot wajahku.* tulis Yuri di note miliknya.




"Jika aku jadi kau aku tidak akan puas sebelum bisa menggerakkan tangan dan kakiku." pria tersebut melihat makanan diatas nampan yang masih belum tersentuh. "Kau belum makan?"




*tadi aku menolak tapi sekarang aku lapar.*




"Kau mau aku menyuapimu?"




Yuri ragu mau menganggukkan kepalanya atau tidak.




"Karena keadaanmu yang seperti ini aku mau melakukannya."




Pria itu mengambil mangkuk yang berisi menu makan Yuri hari ini. Baru saja ia akan menyuapkan makan Loid tiba-tiba muncul memergoki mereka. Entahlah, tidak biasanya Loid asal masuk ke ruangan tanpa melihat keadaan terlebih dulu, mungkin  tadi ia mendapat misi yang menguras emosinya.




"M-maaf aku asal masuk."




"Yuri aku harus pergi." bisik pria pirang tersebut dan Yuri hanya bisa menganggukkan kepalanya.




Pria itu pun pamit pada Loid sebelum meninggalkan ruangan.




"Yuri kau belum makan?"




My LottieDonde viven las historias. Descúbrelo ahora