Part 7

2.5K 268 104
                                    

Beberapa kali Loid diam-diam menyuntikkan sesuatu di kantong infus milik Yuri. Itu bukanlah racun lain yang ia suntikkan untuk pemuda tersebut melainkan penawar yang telah berhasil diciptakan oleh kenalannya. Loid baru tahu bahwa pihak rumah sakit sebenarnya mampu mempercepat kesembuhan Yuri namun menahan agar pemuda itu tetap disini. Sepertinya ada dalang lagi dibalik semua ini.



Loid melakukannya tanpa sepengetahuan Yuri setidaknya itu yang ia tahu.



Yuri sebenarnya sadar beberapa kali Loid akan datang saat ia tidur untuk menyuntikkan penawar tersebut namun terkadang ia pura-pura tidur.



Penawar yang Loid suntikkan memberi efek, Yuri telah bisa menggerakkan tangannya namun ia berpura-pura tidak bisa menggerakkan tangan. Ia ingin tahu apa Loid benar-benar akan sabar menunggu kesembuhannya atau tidak.



Nyatanya Loid tetap sabar dan berusaha, membuat Yuri makin jatuh hati pada pria itu. Pria yang dulunya ia benci kini telah menggeser posisi sang kakak di hatinya. Dulu Yor selalu menjadi yang nomor satu dalam hati Yuri namun kini ia mempertanyakan apakah sekarang masih tetap sama?



"Yuri kau bosan? aku akan mengajakmu keluar." ucap Loid pada Yuri yang kini terduduk di ranjang rumah sakit.



Yuri menggeleng. Pada akhirnya ia mengambil note dengan tangannya sendiri, membuat Loid terkejut.



*aku tahu kau lelah, aku disini saja.*



"Kau sudah bisa menggerakkan tanganmu?" tanya Loid.



*Iya akhirnya tanganku bisa kugerakkan.*



Yuri menaruh ballpoint dan note yang ia bawa lalu mengarahkan tangannya ke wajah Loid. Wajah pemuda itu tersenyum seraya mendekatkan wajahnya ke wajah Loid.



Loid pun melakukan hal yang sama, ia mendekatkan wajahnya pada wajah Yuri.



Cup



Ciuman pun terjadi. Bibir mereka saling menempel bahkan Loid menekan tengkuk Yuri untuk memperdalam ciumannya.



'Kenapa aku melakukan ini?' ucap Yuri dalam hati. 'Dan kenapa dia membalasnya?'



Mereka tidak tahu sedari tadi ada sosok lain yang melihat apa yang mereka lakukan dari balik pintu. Sosok itu mengepalkan tangannya melihat orang yang ia cintai mencium orang lain.



"Yuri, kau bahkan tega melakukan ini pada kakak yang begitu kau sayangi." ucap pria berambut pirang pucat itu. Ia hanya menonton dari balik pintu tanpa mau masuk. Ia pada akhirnya berbalik pergi setelah ciuman mereka terlepas, ia tidak mungkin bisa menampakkan wajahnya di depan Yuri dan Loid setelah apa yang ia lihat.



Yuri dengan wajah masih merah menatap kearah lain. Dalam hati ia merasa kalut. Di satu sisi ia mulai menaruh hati pada Loid namun di sisi lain Loid adalah suami kakaknya. Loid dan Yor telah menikah, dengan kata lain Loid adalah kakak iparmya dan sekarang ia malah mencium kakak iparnya sendiri.



"Yuri..." Loid yang hendak menyentuh Yuri mengurungkan niatnya ketika mendengar suara langkah kaki tergesa yang datang menuju ruangan.



"Tertangkap kau penjahat!" seru Anya yang baru saja mendobrak pintu.



"Anya jangan rusak pintunya." ucap Yor yang berada dibelakang Anya.



Yuri memasang wajah bersalah pada Yor ketika ia menatap sang kakak. Ia langsung menggelengkan kepala dengan pelan sebelum memasang senyuman pada kakak perempuannya itu.



My LottieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang