Part 11

1.8K 214 41
                                    

Selama tiga hari ini Yuri menyibukkan diri untuk menyelidiki siapa dalang yang berhasil menggagalkan kerusuhan yang hampir terjadi. Walaupun ia mencurigai satu orang tapi jika mencurigai seseorang tanpa bukti juga percuma.



"Yuri kau tidak pulang?" Rekan kerjanya datang dan langsung duduk di depan Yuri yang tengah membolak-balikkan kertas berisi informasi yang berhasil ia kumpulkan.



"Nanti saja, kau pulang saja duluan." balas Yuri.



"Baiklah, setelah ini cepat pulang dan apapun yang terjadi jangan pernah minum alkohol terlebih jika kau sendirian." Rekan kerjanya itu kembali berdiri dari posisi duduknya. Ia duduk siapa tahu Yuri meminta ditunggu karena beberapa kali Yuri sering minta pulang bersama dengan alasan ia malas jalan sendirian.



"Memangnya kenapa?"



"Kau jika mabuk itu berhalusinasi dan itu parah sekali. Kau mungkin lupa hampir menciumku karena mengira aku kakak iparmu." ujar rekan kerjanya dengan jujur. Awalnya pria itu tidak terlalu dekat dengan Yuri tapi seiring berjalannya waktu ia mulai terbiasa dengan Yuri bahkan ia mengakui bahwa Yuri memanglah agen yang hebat dan terampil.



Yuri berhenti membaca kertas yang ia pegang dan dengan gerakan patah-patah menatap rekan kerjanya. "A-aku hampir menciummu?"



Pria bersurai pirang itu mengangguk. "Kau hampir saja menciumku jika tidak ada kakak iparmu yang datang mencegahnya."



Wajah Yuri begitu merah sekarang. Ia menutup wajahnya dengan kertas yang ia bawa. Jika rekan kerjanya ini bilang ke yang lainnya mungkin ia akan jadi bahan perbincangan hangat di markas tapi sepertinya rekannya itu bukanlah tipe orang yang suka membuka aib orang lain kecuali untuk kepentingan interogasi.



"Jika dipikir-pikir kau memang mirip anjing lucu seperti yang atasan kita bilang." goda rekan kerja Yuri ketika melihat wajah Yuri yang memerah.



"Berisik! Pulang sana!"



Pria itu tersenyum tipis sebelum beranjak pergi terlebih dulu.



"Sebaiknya aku juga pulang." Selang beberapa saat setelah rekannya pergi, Yuri memutuskan untuk pulang juga.



Yuri membereskan meja sebelum beranjak pergi menuju loker. Ia mengganti seragam polisinya dengan mantel yang sering ia pakai sebelum meninggalkan tempat kerjanya.






.





Dalam perjalanan pulang, Yuri papasan dengan Loid di sekitar stasiun. Pria itu tampak memakai pakaian casual dan ia sendirian.



"Lottie?"



Loid yang merasa familiar dengan panggilan tersebut menoleh. "Ah Yuri, kau sudah pulang?"



"Seperti yang kau lihat." Yuri menatap Loid dari atas sampai bawah. "Kau pergi sendirian tanpa kakakku?"



"Ah Yor sedang merawat Anya di rumah. Anak itu demam setelah main hujan kemarin dan aku sedang membelikan obat di apotek sekitar sini."



"Jadi begitu.. ah ngomong-ngomong aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Tiga hari lalu sepertinya aku melihat orang yang mirip denganmu di dekat gedung kosong yang jaraknya tidak jauh dari gedung pemerintahan."



Loid sudah menduga Yuri akan mempertanyakannya. Loid cukup sadar saat menjalankan misi ia menyadari kehadiran Yuri. "Oh.. aku pulang dari perpustakaan langsung mengantar Anya pulang tapi sampai rumah Anya baru bilang pihak sekolah juga minta anak-anak membawa kertas karton. Aku beli di toko dekat gedung kosong yang kau maksud karena toko itu lengkap."



My LottieWhere stories live. Discover now