9. R u j a k || 1200 Detik ⏲

844 165 26
                                    

Hujan Deras disertai Angin kencang membuat Aldebaran kembali ke masa itu. Masa dimana saat dirinya dihukum oleh Marissa pada saat umur nya masih berusia 5 tahun.
Rasa trauma nya ini memang sempat hilang, tapi bisa kembali datang ketika Depressi Al juga kembali datang.

2 hal itu sering kali terjadi, jadi ketika Depressi Al mulai kambuh pasti rasa trauma Aldebaran kemungkinan besar juga akan kembali.

" Al tenang ya, Abang sebentar lagi datang " Ucap Andin masih mendekap Aldebaran. Tak tega rasanya menyaksikan Aldebaran yang seperti itu, padahal biasanya mental Andin selalu kuat ketika menghadapi pasien yang setipe dengan Aldebaran, tapi mengapa dengan Al berbeda, seakan hatinya rapuh dan sangat terpukul melihat Al yang seperti itu.

Tak lama Arsyad pun tiba, ia turun dari taxi online yang ia pesan. Sosok lagi laki-laki bertubuh tegap itu datang sambil berlari kecil dengan payung berwarna abu-abu menghampiri mobil BMW putih.

" bang " Andin membuka kaca mobil itu, wajahnya sudah terlihat sangat panik. Arsyad meminta Andin dan Al untuk pindah ke kursi belakang.

Kini Arsyad sudah di dalam mobil, bersiap untuk melajukan mobil tersebut menuju rumah. Sepanjang jalan Arsyad terus memperhatikan Andin dari kaca spion atas, ini pertama kalinya Arsyad melihat Andin mencemaskan orang lain sampai sebegitu paniknya.

15 menit perjalanan, mereka akhirnya kembali sampai di rumah. Arsyad langsung membawa Aldebaran ke dalam kamar sementara Andin diminta untuk membuatkan teh hangat untuk Al. " Al, al inget kan apa yang selalu saya bilang dulu, Al tidak perlu tajut dengan Hujan dan petir, bukankah Al pernah keluar dari zona itu ?, ayo coba pelan-pelan dilawan lagi rasa takutnya " Dengan Lembut Arsyad selalu mendampingi Aldebaran.

Aldebaran menggeleng, ia masih menutup kuping dengan kedua tangannya sambil terus memejamkan matanya. Arsyad mencoba memberikan ketenangan pada Al dengan memeluknya. " Okei, kalau belum bisa gapapa. Tapi Al harus tahu al aman disini, ini saya disamping kamu "

Pelukan itu terasa sangat hangat bagi Aldebaran. Padahal Arsyad bukanlah bagian keluarga dari dirinya, tapi sejak dulu Dr. Arsyad selalu ada dan selalu mengerti Aldebaran.
Padahal dalam kondisi seperti ini bukankah keluarga yang seharusnya berada di dekatnya ? Berada di sampingnya ? Mendampingi nya, untuk memberikan sebuah ketenangan ?. Tapi dimana keluarga nya selama ini ?.

Ya, jadi Aldebaran ini mengalami Trauma akan Hujan dan Petir. Ketika ia melihat Hujan dan mendengar Petir seakan ia kembali pada masa itu, masa kecil yang begitu membuat nya takut. Jenis trauma yang di alami Aldebaran ini adalah jenis Trauma akut, yaitu trauma yang merupakan hasil dari suatu kejadian atau peristiwa. Untuk Aldebaran tentu karena saat ia kecil Ia pernah dihukum oleh Marissa di luar rumah saat Badai Hujan dan Petir.

Trauma ini lah yang akhirnya membuat Aldebaran menjadi Depressi, dengan ditambahnya masalah yang terus terjadi di dalam hidupnya, karena Aldebaran juga tipe orang yang suka memendam, semua ia simpan rapat-rapat di dalam hatinya.

Andin pun datang membawakan secangkir teh manis hangat, Arsyad pun membantu Al untuk meminumnya. Perlahan Al mulai tenang berbarengan dengan Hujan yang sudah mulai reda. Anggis pun masuk untuk mengetahui juga keadaan dari Aldebaran. " gimana keadaan Al ? " tanya Anggis pada Arsyad dan juga Andin.

" Udah mulai tenang kok " Jawab Andin. Anggis menghela nafasnya lega mendengar jawaban Andin. " Syukurlah kalau begitu, gimana kalau kita makan malam dulu. Al kita makan malam ya " Ajak Anggis dengan sangat sopan.

" Mau makan ? Kita makan bareng-bareng " Sambung Arsyad mengajak Aldebaran.

Al pun mengangguk, mereka berjalan beriringan menuju ruang makan. Malam ini Anggis sudah memasak Ayam gulai dengan sambal Ijo. Mereka menyantap makanan tersebut dengan sangat lahap. Begitu pun dengan Al yang mencoba untuk tetap tenang meskipun wajahnya tak bisa berbohong bahwa ia masih ketakutan.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang