Nafas Terakhir

575 95 7
                                    

Hari ini 100 hari kepergianmu nak, tak ada kata dan narasi yang mampu mengungkapkan dan menjelaskan betapa kami hancur kehilangan kamu, nafas kami...
Mungkin kami terlalu egois jika kami terus memaksa kamu untuk bertahan dan kuat pada dunia yang jahat dan kejam ini kepada dirimu. Mungkin kami egois jika memaksa kamu untuk bertahan dengan segala rasa sakit yang ada di dalam tubuh mu.

Rasa sakit yang sudah menggerogoti fisik dan mental mu secara habis-habisan. Maafkan kami orangtua mu yang lalai selama ini pada mu nak. Maaf karena tidak mengurus mu dengan baik, hingga kamu tumbuh tanpa kasih sayang kami hingga 28 tahun usia mu.

28 bukan angka yang sedikit, terimakasih sudah bertahan dan berjuang ya sayang. Meski jalannya berat dan tertatih kamu selalu berjuang. Masih teringat jelas di benak papa tarikan nafas terakhir mu.

Bola matamu yang bermain menahan rasa sakit sakaratul maut, tarikan nafas terakhirmu, dan wajah mu yang sudah terpejam dengan sangat manis dan tampan. Ku ucapkan " Selamat jalan " untuk mu wahai bintang ku, bintang yang paling terang, yang mengajari banyak hal di dalam kehidupan kedua orangtua mu.

Berbahagialah, berlari, menari, dan tersenyumlah di sana. Di taman surga milik Allah yang begitu Indah. Tempat yang sangat pantas dan layak untuk anak sebaik kamu. Karena Dunia ini terlalu kejam padamu...


Raharja Dewangga

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang