24. S e s a l || 1200 Detik⏲

829 135 55
                                    

Waktu menunjukan pukul 11 Malam, Raharja kini sudah menginjakan kaki nya di Jakarta. Di kediaman nya dulu untuk menemui Marissa. Disana kehadirannya langsung di sambut hangat oleh uya dan juga Kiki yang masih menganggap Raharja sebagai Bosnya. Sayang setibanya Raharja disana ia tidak bertemu dengan Marissa, bahkan Ardikta dan Renatta. Uya dan Kiki bilang mereka semu sedang pergi ke Bandung sejak kemarin. Raharja menghela nafasnya, pantas saja semuanya susah untuk di hubungi ternyata mereka semua sedang mengurus Opening Boutique Marissa yang terbaru.

Hanya salam yang bisa Raharja sampaikan dengan sepucuk surat yang sengaja Raharja titipkan untuk Marissa. Malam ini juga ia harus segera kembali ke Surabaya, jujur saja ia tidak tenang karena sedang meninggalkan Aldebaran hanya dengan Andy dan Indah di Rumah Sakit. Karena jujur saja, Raharja sangat menaruh curiga kepada keduanya.

" Mah, papa harap mamah membaca surat ini. Al, anak kita dia butuh kamu saat ini " Tulis pesan di Amplop surat berwarna putih itu.

. . .

Pagi harinya, tepatnya pukul 9 pagi. Marissa, Ardikta, dan Renatta tiba di kediaman Tanah Raja. Uya tak lupa untuk menyampaikan pesan dan surat yang Dititipkan Raharja kepada nya. Marissa kemudian mengambil surat itu dan memasukannya kedalam tas nya. Ia pun segera masuk ke dalam rumah bersamaan dengan Ardikta dan juga Renatta.

Semuanya langsung masuk kedalam kamar mereka untuk bersih-bersih diri dan beristirahat setelah penatnya opening Boutique kemarin. " nanti aja deh dibacanya " ucap Marissa meletakan surat itu di atas meja, dan setelah ia ia langsung menuju kamar mandi untuk bersih-bersih dirinya.

Kembali ke Andin, ia terheran-heran karena Raharja menghampiri rumahnya. Raharja datang dan meminta Andin untuk datang menemui Al. Raharja juga menjelaskan bagaimana kondisi Al saat ini. Raharja berfikir saat ini adalah waktunya untuk Andin mengetahui semua tentang kebenaran Aldebaran.
Cerita dari Raharja mampu membuat hati Andin perih bak teriris silet tajam. " ja-jadi kakak aku dan kakak ipar aku juga sudah tahu semuanya soal Al selama ini ? dan mereka ngga ada yang kasih tahu aku ? " tanya Andin dengan berurai air mata.

" Maaf Ndin, semua ini permintaan nya Aldebaran " Jelas Raharja. Raharja. Hati Andin semakin perih, mendengar itu. Apa Al benar-benar membenci dirinya sampai tidak mau bertemu dengannya berbulan-bulan lamanya.

Pagi itu juga pun, Raharja meminta Andin untuk menemui Aldebaran di rumah sakit.

Langkah yang berat bagi Andin saat tiba di depan pintu VVIP 01. Ada Perasaan takut di dalam dirinya. Apakah Al masih marah dan belum mau untuk menerima dirinya lagi. Raharja pun mempersilahkan Andin masuk lebih dulu. Langkah demi langkah Andin susuri, sampai akhirnya kaki nya berhenti di depan brangkar dan ada sosok laki-laki terbaring lemas tak berdaya di sana. Tatapan sayu laki-laki itu membuat hati Andin terasa dicabik-cabik. " n-ndin " lirih Al dengan sangat lemas. Perawat Andy dan Indah pun diminta keluar terlebih dahulu oleh Raharja.

" Jo, how are u ? " tanya Andin. Namun tak ada jawaban dari Aldebaran. Yang Al lakukan hanyalah menatap kedua bola mata Andin. Tangan Andin membelai lembut pipi Aldebaran.

" Maafin aku Al, maaf aku melukai kamu. Sampai kamu jadi seperti ini. Maaf aku sudah berbohong. Aku bohong soal perasaan ku sama kamu " Jelas Andin dengan berlinang air mata begitu pun dengan Al yang mendengarkannya.

" kalau permintaan kamu saat itu masih berlaku. Aku mau menerimanya Al " Lanjut Andin. Aldebaran mengerutkan keningnya, ingin sekali rasanya membalas semua ucapan Andin. Namun mulut nya masih terasa kelu.

Raharja mendekat ke arah Aldebaran. Menjelaskan kepadanya mengapa dirinya bisa membawa Andin ke hadapannya saat ini. Terlihat ada kekecewaan di hati Al karena membawa Andin kehadapannya secara diam-diam. Namun saat ini ia masih tidak bisa mengungkap kan nya. " Andin, saya memang masih mencintai kamu. Rasa itu masih ada. Tapi saat ini rasa sakit hati itu jauh lebih besar daripada cinta itu Ndin " batin Aldebaran.

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang