28. K h a y a l a n || 1200 Detik ⏲

522 94 9
                                    

Marissa tersenyum saat tersadar dari mimpi ya g baru saja ia alami itu. Tangannya bergerak mengambil sebuah foto Al yang ada di atas nakas kecil samping ranjangnya. " Anak mamah tampan sekali di mimpi mamah, sudah sehat " ucap Marissa seraya mengusap foto itu. Kemudian matanya tertuju pada Jendela di kamar, ia melihat sesosok dengan pakaian serba putih disana, yang melemparkan senyum kepada dirinya.

Marissa menghampiri nya. " Hai sayang " sapa Marissa pada sosok Aldebaran yang ia lihat.

" Mah, makasih ya sudah mengungkap semuanya. Al sayang mamah " ucap Aldebaran yang langsung menghilang meninggalkan Marissa, saat Marissa baru saja ingin memeluknya.

" Anak Manis, mamah harap kamu juga bisa memaafkan semua kesalahan Ardikta sama kamu nak, Ia hanya iri sama kamu " ucap Marissa dengan berlinang air mata.

Mendengar suara isakan tangis, Renatta pun terbangum dari tidurnya. Ia mendekat ke arah Marissa. " Mah, mamah kenapa ga tidur ? Mamah kamgen sama Al ya ? " tanya Renatta.

" Ya, mama merindukan anak manis mama " Jawab Marissa. Renatta pun menghela nafasnya berat.

" Maaf ya mah, maafin nna yang ngga bisa jadi iatri yang baik buat A ardikta. Maaf karena nna, aa jadi melakukan hal itu " ucap Renatta.

Marissa mengusap pipi Renatta. " enggak sayang, nna ngga salah, mamah yang terlalu memanjakan Ardikta sehingga dia tidak bisa berfikir jernih sebelum melakukan sesuatu " balas Marissa.

Kini keduanya pun saling berpelukan. Bukan hanya Marissa yang merasa bersalah pada Al tetapi juga Renatta. " Al, maafin gw. Gw sering julidin lo " batin Renatta.

. . .

Sementara itu Andin, ia sedang melamun di balkon rumahnya. Ia sangat merindukan Aldebaran paijo nya.
Rindu bermain bersama dan bercanda bersama dengannya. " Jo, bulannya terang banget, bintang nya juga banyak. Kamu pasti lagi ngeliatin aku ya dari atas sana, sama temen-temen baru kamu " ucap Andin.

" Kamu udah sembuh, ngga sakit lagi. Bahagia terus disana ya jo, jagain aku dari sana. Sama kayak kamu yang selalu jaga aku di sini " lanjutnya.

Andin tertawa sendiri. Membayangkan masa indahnya bersama Aldebaran dulu. Saat sedang membayangkan Al, ia merasa aroma tubuh Al seakan hadir menyapa nya. Andin menghirup aroma itu. " Paijo ? Kamu dateng ya ? " tanya Andin sambil tersenyum.

" Thank u jo. I love u so much " Ucap Andin.

. . .

Bukan hanya Marissa dan Andin yang merindukan Aldebaran, Raharja pun juga merindukan putranya yang belakangan ini selalu bersama dengan dirinya dimanapun dan kapan pun. Raharja yang saat itu sedang duduk di taman sendirian, menikmati bulan dan bintang, merasa ada yang duduk di sebelahnya. Ditambah dengan aroma khas yang ia sangat mengenalnya.

" papa " sapanya yang langsung membaringkan kepalanya di atas pangkuan sang papa.

" makasih ya mobil-mobilannya. Al suka banget! Keren! " ucap anak laki-laki berumur 5 tahun itu.

" sama-sama sayang, nanti kalau Al sudah besar. Al akan Punya mobil sendiri ajak papah jalan-jalan ya " ucap Raharja.

" em, pasti " balas Al berusia 5 tahun itu.

Air mata Raharja jatuh, mengingat masa kecil Aldeabaran yang begitu dekat dengannya. Tangannya kini bergerak melambai pada bintang di langit. " Hai Al papa disini, apa kamu lihat papa nak ? " tanya nya pada langit yang paling terang di atas sana.

" I Love u My son " Ucapnya seraya memberikan Kiss Bye.

.
.
.


Semua nya merasa kehilangan, namun tetap tidak boleh terus terpuruk pada kesedihan yang mendalam. Hidup terus berjalan, waktu terus berputar. Tak ada kesempatan untuk terus berdiam diri dan meratapi apa yang sudah terjadi. Terus lah berjalan, berjalan lah di jalan Tuhan. Sebab kita tidak tahu, kapan Tuhan meminta kita untuk kembali.

Semoga kita termasuk golongan orang-oramg yang kembali dalam keadaan yang baik, dalam keadaan Husnul Khotimah, dan dalam keadaan bertaubat.



- T a m a t -

1200 Detik ⏲

1200 Detik [ End ] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang