Anonymous

389 11 19
                                    

Siapa yang tidak kenal aplikasi Anonymous?

Sebuah aplikasi chat bagi mereka-mereka yang bosan berbagi pesan dengan orang yang tak diketahui identitasnya. Mencari kenalan baru sambil berbagi pengalaman hidup, hobi dan tips.

Satu sekolah tentu tahu bahwa hanya Melissa yang sangat kecanduan dengan aplikasi ini. Ia sering kali juga menemukan match yang ternyata masih satu sekolah dengannya, berakhir bertemu dengannya hanya untuk tertawa bersama.

Kali ini ia berbaring di kamarnya, membuka kembali aplikasinya, berhasil menemukan satu orang dari matchmaking system.

Anonymous.
Maaf mengganggu atau tak nyaman.
Aku hanya ingin mengungkapkan emosi.
Kau tidak perlu membalas, cukup membaca seluruh pesanku, mungkin akan aneh. Tapi tolong kabulkan saja.

Melissa sempat mengangkat alisnya, ia sedikit berniat untuk mengabaikannya namun ia cukup penasaran apa masalah orang itu sampai harus mengungkapkan ke aplikasi seperti ini.

You.

Spill. Katakan jika kau butuh saran.

Anonymous.
Baiklah, terima kasih sebelumnya.

Melissa tersenyum, lalu ia menunggu selama beberapa detik sampai lawan bicaranya selesai mengetik.

Anonymous.
Aku tidak tahu harus bagaimana menghadapi ibuku yang benar-benar problematik, sering mencari masalah dengan tetangga sekitar. Aku jadi ragu aku anak kandungnya atau bukan karena dia sering marah dan menyebutku anak pungut, tapi aku tidak bisa marah padanya.

Melissa membalas sebuah emoticon tanda khawatir sebagai tanda ia telah membaca pesan itu. Lalu menunggu beberapa detik lagi untuk menerima pesan selanjutnya.

Anonymous.
Dia mempunyai kondisi perubahan emosional yang terlalu cepat. Dia sering memukuliku, tapi setelah itu membelaiku sambil menangis. Perbuatannya membuatku semakin tidak waras.

Menurutmu apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak punya akses untuk mengatur keuangan agar bisa membawanya ke psikiater.

Tapi sepertinya aku sendiri pun butuh karena setiap hari aku berpikir untuk bunuh diri saja. Aku lelah dengan kondisi ini.

Raut wajah Melissa semakin khawatir, walau ia tidak mengenal orang ini namun masalahnya terdengar berat dengan kondisi ibunya yang mengalami gangguan psikis seperti itu. Orang ini bahkan tidak punya orang untuk bercerita, apakah dia juga tidak punya teman baik di sekitarnya?

Anonymous.
Maaf aku hanya ingin mengeluarkan apa yang aku pikirkan, terima kasih sudah membacanya, akan kuakhiri sekarang ya.

You.
Tunggu, kau tidak bermaksud untuk mengakhiri hidupmu 'kan?

Melissa menggigit ibu jarinya karena semakin khawatir.

You.

Dengar, jika kau tidak punya orang yang kau percaya untuk menguatkan dirimu, kau bisa mengeluarkan segalanya di sini, aku tidak akan menutup chat room ini. Mungkin aku tidak ahli dalam memberikan saran atau kata-kata yang bagus untuk meresponsnya. Tapi aku akan membantumu sebisaku. Bukan hanya dari perkataan aku bisa datang ke tempatmu langsung jika kau benar-benar butuh pertolongan darurat, bilang padaku ya jika ada kejadian yang mengancammu karena ini bukan masalah sepele.

ONESHOTS OF MLBBDove le storie prendono vita. Scoprilo ora