To Stop Her "Charisma"

50 6 0
                                    

Belakangan ini sang Putri Kerajaan Moniyan mendapatkan sebuah kabar menarik, tentang tema baru pada theater Opera di kota Lumina. Banyak warga sipil yang membicarakan soal aktris dan judul baru pada Opera ini.

Sang putri tertarik untuk menonton, namun dia mendapatkan pesan dari salah satu penyihir menara di Monastery of Light, Xavier, yang berkata bahwa dia akan ikut mengawasi dari sekitar theater dan meminta sang putri untuk berhati-hati.

Baiklah, Silvanna langsung menyimpulkan bahwa ada yang tidak beres dengan theater ini hingga pihak Gereja harus ikut mengawasi.

Silvanna tidak mungkin datang ke theater opera itu sebagai tuan putri dalam pengamatan kali ini, maka dari itu dia harus menyamar sebagai warga sipil biasa dengan mewarnai seluruh rambutnya menjadi pirang dengan cat rambut tidak permanen, menggunakan lensa kontak, dan mengenakan baju biasa layaknya rakyat biasa, namun tetap terlihat elegan seperti bangsawan.

Setelah memesan tiket dengan nama samaran, dia memasuki gedung teater dan duduk di kursi penonton tepat sebelum ceritanya dimulai. Selama menonton, Silvanna cukup menikmati cerita yang rapi dari judul baru drama opera kali ini: "Enchanting Jade Empress."

Aktris baru yang diperbincangkan warga sipil belum muncul, yang juga sebagai ikon utama pada drama ini. Namun tiba-tiba penonton bersorak-sorai, ketika sang pemeran "Jade Empress" ini muncul dengan gaunnya yang anggun, rambut hitamnya diikat dengan dandanan gaya ala oriental timur, properti 'sayap palsu' yang lebar. Tidak heran jika warga sipil dan beberapa kalangan bangsawan tertarik dengan drama ini.

Tidak, sang putri sama sekali tidak melihat adanya kharisma positif dari wanita pemeran 'Jade Empress ' ini, wajar bila pihak Gereja mengawasinya.

Selain sang putri, tidak ada yang menyadari seluruh penonton terpaku dengan 'kharisma' wanita itu, 'kharisma' yang dapat mempengaruhi pikiran mereka, menyerap energi kehidupan mereka secara perlahan. Sebagai keturunan murni keluarga kerajaan, Silvanna jelas dapat melihatnya, aura hijau yang menyebar dalam penampilannya, vokal yang didengar setiap penonton dan pemeran lainnya.

Silvanna mengepalkan tangannya karena tidak tahan akan keadaan energi warga sipil yang diserap oleh wanita itu untuk meningkatkan 'kharismanya'. Sang putri memanggil tombak sucinya dan langsung melemparnya ke arah Jade Empress yang masih tampil menebarkan pesona buruk.

Di luar dugaan, wanita itu malah menyeringai sambil menahan tombak yang melayang dengan sihirnya. Dia tertawa jahat dengan lantang saat tombak itu tidak berhasil mengenainya, dan kembali kepada tuannya.

Sudah berapa banyak warga sipil yang diserap energi kehidupannya melalui 'kharismanya'?

Silvanna menangkap tombaknya, dan menuruni tangga yang ada tepat di tengah, membelah dua kursi penonton pada teater ini. "Hentikan pertunjukan palsumu, Jade Empress. Apa tujuanmu yang sebenarnya? Siapa kau sebenarnya?" tanyanya dengan tegas.

Wanita itu tertawa lagi, kini dia menggunakan suara aslinya. "Oh Yang Mulia Tuan Putri, Anda hanya perlu menikmati pertunjukan ini saja. Cukup duduk manis membiarkan rakyatmu terpana oleh 'kharismaku'. Sekarang giliranku menonton pertunjukan itu." Dia menyeringai, lalu menggerakkan tangannya, membangunkan para penonton yang sudah terpengaruh oleh 'kharismanya'.

Silvanna sangat mengenal suara ini. Iblis darah yang selalu membuat kekacauan di seluruh kontinen kekaisaran.

"Alice." Tangannya mengepal kuat sambil menggenggam tombaknya. Licik, iblis ini begitu licik. Membuat sang putri harus mencoba menyadarkan para warga sipil yang menyerangnya dalam pengaruh 'kharisma' iblis itu, tanpa melukainya lebih jauh. Tidak hanya satu atau dua orang, yang mulai mengerubunginya seperti serangan zombie, namun pilihan orang.

Dengan tombaknya sang putri mencoba memukul beberapa orang yang mencoba menyerangnya, membuat mereka pingsan satu persatu, namun semakin dia terus melakukannya, perlahan-lahan energinya terkuras sementara sihir itu tidak dapat hilang sebelum Alice melepaskannya.

Silvanna melakukan gerakan tidak terduga, dia menjadikan tangga sebagai tumpuan tombak, untuknya melompat keluar dari kerumunan penonton yang menyerangnya. Dia melompat langsung ke arah panggung, mencoba membatalkan sihir merepotkan itu dengan menyerang Alice secara langsung.

Alice menghindar dari serangannya dan menjaga jarak sehingga konsentrasi sihir yang memengaruhi para penonton berkurang, sebagian dari mereka terkapar tak sadar di antara tangga dan bangku penonton, dan sebagian lagi merangkak menuju ke arah sang putri yang masih bertarung di panggung dengan iblis darah itu.

Silvanna terus mengayunkan tombaknya dan selalu berhasil ditangkis oleh beberapa teknik sihir iblis darah ini. Silvanna mencoba memutar tombaknya, putarannya menghasilkan angin yang menyedot iblis itu agar mendekat. Alice tidak bisa lari, angin itu terlalu kuat menyedotnya hingga perlahan-lahan semakin mendekat.

Namun tetap saja, iblis tetaplah iblis, dia licik. Jiwa Alice keluar dari tubuh pemeran Jade Empress ini tepat saat tubuhnya tertangkap oleh tangan sang putri, juga bertepatan dengan pintu masuk teater yang didobrak oleh para Raven kiriman gereja.

Silvanna menjejakkan kakinya kesal ketika mengetahui yang dihadapi bukanlah tubuh asli Alice, namun hanya jiwanya saja yang merasuki aktris wanita yang kini berada dalam genggamannya.

"Iblis darah sialan itu! Aku pasti akan menemukanmu!"

Meski iblis itu kabur, setidaknya sang Putri bisa menghentikan sihir 'kharisma' yang berbahaya ini agar tidak memakan lebih banyak korban yang murni berniat untuk menonton opera ini.

Orang-orang yang terpengaruh oleh sihir itu semuanya tidak sadarkan diri dan diurus oleh orang-orang suruhan Gereja yang datang, untunglah tidak ada korban jiwa di antara mereka, karena keberanian sang putri yang turun tangan langsung berhasil menghentikannya.

ONESHOTS OF MLBBOnde histórias criam vida. Descubra agora