Edge of Future (MLBB Version) - 1

221 6 49
                                    

Disclaimer lagi ya, ini juga merupakan remake cerita lama dari akun lama aku.

So, kalo masih banyak plot hole, karakter yang kurang cocok dan sebagainya aku mohon maaf.

Sekarang aku masih dalam pengawasan pendidikan bahasa Jepang gaes jadi aku belum bisa lanjut ceritaku yang lain.

So, I hope you enjoy this.

== Oo ==

"Penyusup!"

"Tangkap dia!"

"Hey! Jangan lari!"

Para penjaga dengan atribut aneh dan merepotkan itu dengan lambat mengejar target yang diduga sebagai penyusup oleh mereka.

Astaga, padahal ia hanyalah gadis kecil yang tersesat entah dimana.

Penyusup apanya?

Ia berlari tanpa tahu arah dan tempat tujuan, nekat melompati palang-palang kuning-- tanda lantai licin-- yang menghalangi jalan, bahkan melempar beberapa di antaranya agar mereka tidak terlalu cepat menyusul.

Ia tahu ia bukanlah pelari handal atau gadis yang terlalu aktif bisa memanjat atau melompat pagar dengan cepat.

Di tempat yang aneh seperti pabrik bercampur dengan laboratorium itu dia terus mencari pintu keluar, melewati lorong yang mirip dengan labirin itu. Terus berlari sambil melakukan beberapa perlawanan atau menghindar dari tembakan-tembakan entah tembakan apa itu jelas bukan pistol. Beruntunglah karena kostum mereka yang berat gerakan mereka lebih lambat, sehingga menciptakan jarak selisih yang lumayan.

Baiklah, gadis ini mulai sedikit geram.

Apa mereka sama sekali tidak mengerti jika ia tiba-tiba saja tersesat di tempat aneh-- masuk ke dalam pintu yang mirip portal matriks hanya karena ingin mengantar paket yang salah kirim?

Tidak ada cara lain. Gadis kecil itu berhenti sejenak, mengeluarkan sebatang kembang api yang baru dibelinya untuk acara tahun baru kali ini di taman apartemen. Mengarahkannya lurus ketika sumbunya ia nyalakan, dan membiarkan api yang keluar-- dan meledak seperti bunga-- itu berbalik menyerang mereka dengan asap yang mengepul mengaburkan pandangan para penjaga itu.

Ia menaruhnya di lantai lorong begitu saja-- membiarkan sang kembang api brutal mengeluarkan api-- sementara ia terus berlari, belok ke kanan menghindari percikan api dan ledakan kembang api itu.

Cahaya, ya dia melihat cahaya di ujung lorong.

Semoga saja itu jalan keluar.

Ia semakin dekat dengan cahaya.

Tiga meter.

Dua meter.

Satu meter.

Sial.

Ternyata ini hanyalah jendela kaca. Ia juga baru sadar jika dirinya bukanlah di bangunan yang datar di tanah, melainkan di sebuah gedung yang ia tidak tahu ada berapa lantai atau kini ia ada di lantai berapa.

Jalan buntu. Apa ia harus nekat melompat? Ini mimpi kan? Jika ini mimpi ia tak mungkin mati, bukan? Tapi bagaimana jika ini bukan mimpi?

Kakinya mulai gemetar saat melihat para penjaga mulai berdatangan dari belokan lorong.

Baiklah, kini ia menyadari atribut yang terlihat berat dan merepotkan itu didesain untuk meredam ledakan dan semacamnya.

"Kau sudah dikepung! Menyerah saja!" Penjaga dengan posisi paling depan melangkah pelan-pelan sambil menodongkan senjatanya yang mirip bazooka itu.

ONESHOTS OF MLBBWhere stories live. Discover now