The Fate [Julian x Kagura] - 1

160 7 90
                                    

Disclaimer aja kalo ini adalah REMAKE CERITA DARI AKUN LAMA AKU.

Crack ship-nya di request langsung oleh adek laknatku.

Well, enjoy this story, jangan lupa review-nya ya. Kalo ada salah ketik langsung kasih tau biar aku langsung ubah, okeh??

Let's go!

*****

Kautahu semua orang dilahirkan dengan masing-masing anugerah? Tak bisa memilih mana yang akan kita terima. Setidaknya itulah yang dinamakan takdir. Tak ada yang tahu akan ditakdirkan menjadi seperti apa.

Namun terkadang takdir juga menyakitkan, mengikis mental dan kewarasan. Mau tak mau harus terima padahal mungkin orang itu ditakdirkan untuk mengubah keadaan di sekitarnya.

Setidaknya itulah yang dialami oleh putra kandung tunggal keluarga Terizla Smith. Menyakitkan. Dikucilkan dengan kelainannya sejak lahir. Padahal ia sendiri tidak meminta untuk dilahirkan menjadi seperti ini.

Warna rambutnya yang putih kebiruan menjadi penanda unik jika itu adalah dia.

Ya, satu kelainan darinya mengingat seluruh warga desa yang mayoritas berambut merah atau pirang, dan cokelat, sedangkan putih hanya bagi para orang lanjut usia saja.

Namun tak berhenti sampai di situ, anak ini sering kali menghilang di hutan belantara (ketika keluarga mereka tengah mencari kayu bakar untuk dijual), lalu ditemukan tengah bermain dengan para bayi naga.

Rumor itu pun cepat menyebar di kalangan desa bahwa anak ini diduga kuat merupakan penjinak naga (karena bakat alaminya).

Bagi warga desa dan para tetua, menjadi seorang penjinak naga bukanlah hal yang baik. Mereka trauma akan pemberontakan yang pernah dilakukan, pemberontakan untuk menguasai desa yang subur ini-- namun berujung menjadi lautan api dan padang tandus penuh arang berlapis abu. Beberapa orang (suruhan tetua desa) terpaksa pergi ke daerah dingin untuk mengungsi serta memanggil orang-- atau mungkin makhluk yang mereka sebut dengan Dewi Salju untuk memadamkan lautan api di desa dengan esnya.

Bagi mereka, naga memang bukan musuh, hanya berperan sebagai hewan buas yang menakutkan dan tidak boleh didekati apalagi dijinakkan. Musuh mereka adalah penjinak naga yang pernah membuat desa ini hancur.

Mereka tidak memusuhi naga sama sekali, namun trauma pada naga yang pernah membakar seluruh desa.

"Aku tidak masalah harus tinggal di hutan sendirian, asalkan nyawa kalian baik-baik saja."

Kurang lebih inilah hal mengharukan yang dikatakan oleh putra kandung satu-satunya yang masih kecil ini. Anak yang baik. Perkataannya mampu membuat seluruh keluarganya menitihkan air mata, tak rela meninggalkan putra kecilnya sendirian di hutan utara desa yang dingin-- karena harus diasingkan, para pengantar menutup matanya saat perjalanan agar tidak bisa kembali ke desa.

Tak banyak naga di sana karena naga tak suka dengan daerah yang dingin.

Mengapa takdir begitu kejam? Mengapa para tetua desa selalu mengecam dan mengancam apabila mereka tinggal bersama? Padahal ada cara mudah, mereka hanya perlu mengurung anak ini di desa.

"Kondisinya akan lebih buruk jika ia menetap di sini dan mengalami perundungan, lalu memiliki rasa dendam dan malah menjadi pemberontak." Itulah yang tetua katakan sebagai alasan. Padahal merujuk ke arah membunuhnya secara perlahan di hutan.

Tak salah jika tak ingin mengulangi sejarah kelam saat itu. Namun tidakkah ini terlalu kejam bagi seorang anak berumur 8 tahun?

Pria kecil itu tak pernah sekalipun membawa teman-teman bermainnya (di hutan) ke desa. Mereka hanya bermain di hutan layaknya anak-anak dan akan pulang jika dipanggil atau dicari.

ONESHOTS OF MLBBWhere stories live. Discover now