Forsaken Light: Starlight Bottle Wish

59 7 0
                                    

Sakit.

Banyak luka memar dari pertarungan hari ini, dan seperti biasa Yin da Julian terluka lebih parah dari Xavier ataupun Melissa karena mereka bertarung di garis depan.

Di daerah perbatasan Azrya Woodlands, mereka berhasil menyelesaikan misi dari serangan monster utusan Alice dan mendapat beberapa hadiah spesial dari warga elf di sana, salah satunya Starlight Bottle Wish, masing-masing dari mereka mendapat satu botol itu.

Kabarnya, benda ajaib ini bisa mengabulkan keinginan kecil yang berasal dari lubuk hati.

Yin masih memandangi botol itu di depan api unggun. "Menurut kalian apakah aku harus mencoba ini? Aku penasaran."

"Sebaiknya kau gunakan untuk hal mendesak." Julian menyarankan.

"Tapi kita masih punya 3 kan?" ucap Yin.

"Sebaiknya jangan," ucap Julian, lagi.

Ucapan Julian membuat Yin ragu. Sebenarnya dia ingin sehari saja bertarung di barisan belakang agar ia tidak merasakan banyak luka memar dan goresan di tubuhnya. Dia juga heran dengan Julian, apakah dia tidak merasa lelah?

Yin memegang tutup botol ajaib itu.

"Hey apa yang ingin kau lakukan dengan botol itu?" tanya Melissa.

"Um ... mengabulkan keinginan konyolku ...?"

"What the ..." Melissa baru saja berdiri untuk mencegah Yin agar tidak membuka botol itu, namun botol itu sudah terbuka.

Cahaya terang yang menyilaukan bersinar dari botol itu hingga membuat Xavier yang sedang tertidur bersandar di pohon terbangun karena silau.

Belum terjadi apa-apa setelah cahaya terang itu meredup. Baik Julian ataupun Melissa sempat membeku karena penasaran dengan efeknya.

Yin menggidikan bahu. "Tidak terjadi apa-apa." Dia menutup botol itu kembali.

Xavier kembali tertidur, Julian lanjut memakan ikan bakar yang dia buat dan Melissa menjahit jubah Xavier yang sobek karena cakaran monster dari belakang.

Mereka tidak tahu, efeknya akan dimulai besok.

°•°•°•°

"Yin bangun!" Melissa mengguncangkan tubuh Yin yang masih tertidur dengan panik.

"Apa? Ini masih pagi. Jangan ganggu aku." Yin semakin menutupi tubuhnya dengan selimut.

"Xavier ... mengamuk, Lieh ... merasukinya."

Mata Yin langsung terbelalak lebar. "HAH? APA?!"

Melissa langsung berlari keluar setelah membangunkan Yin. Saat itu juga Yin langsung beranjak dari tempat tidurnya, namun dia terkejut.. kemana ring besar di tangannya?

Sedetik kemudian melihat Muddles berjalan perlahan mendekatinya sambil membawa jarum ajaib Melissa. Tanpa berpikir panjang, Yin langsung mengambil jarum itu sambil mengangkat tubuh kecil Muddles, membawanya untuk membantu menenangkan Xavier yang mengamuk.

Yin melihat Julian dan Melissa sedang menahan tubuh Xavier dengan aura Lieh yang membara, dengan ring milik Yin yang berputar di tangannya. Terlihat aneh di matanya, namun dia tidak bisa menyangkalnya.

"Tenanglah Xavier! Jangan biarkan Lieh menguasaimu!" Melissa menahan tubuh Xavier menggunakan rantai milik Julian. Xavier berusaha menyerang Julian yang kini memegang sihir hebat milik Xavier.

Rantai itu lepas, lalu Xavier langsung melompat ke arah Melissa dan berniat menyerangnya.

"Cuddles!" Yin memanggil boneka malaikat Melissa dan memerintahkan agar boneka itu melindungi Melissa. Dia sempat bingung, bagaimana bisa dia melakukannya?

Perisai merah muda langsung muncul di sekitar tubuh Melissa dan memantulkan serangan Xavier yang masih mengamuk.

"Tidak bisa dibiarkan." Yin melempar Muddles ke hingga mengenai tubuh Xavier lalu melempar jarum ajaib milik Melissa hingga menancap pada tubuh Muddles. Benang sihir dari tubuh Muddles pun langsung mengikat dan mengunci pergerakan Xavier.

Kesempatan! Julian mendekati Xavier yang berusaha memberontak, dia menjentikkan jarinya di dekat telinga sambil menggunakan sihir milik Xavier untuk mengembalikan kesadaran Xavier.

Mata Xavier kembali normal, dia menatap ketiga 'murid' nya ini dengan tatapan dinginnya seperti biasa.

"Kenapa kalian mengikatku? Padahal aku hanya mencoba mengendalikan cara kerja ring ini," ucap Xavier dengan santainya.

"Kau mencoba menyerang kami dan Lieh menguasai tubuhmu tadi," jawab Julian.

"Mana mungkin. Itu tidak akan terjadi, aku bisa menekannya dari dalam." Xavier melepaskan diri dari ikatan benang Muddles. "Aku tidak benar-benar serius menyerang kalian."

"Sebenarnya apa yang terjadi hari ini?" Melissa menatap rantai milik Julian di tangannya. "Aku tidak bisa mengendalikan bonekaku, malah Yin yang bisa memerintahkannya."

"Aku juga sama." Julian menatap telapak tangannya. "Tapi setidaknya aku bisa merasakan sihir milik Xavier ... luar biasa."

"Um, sepertinya ini efek dari keinginanku pada botol itu kemarin." Yin menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Melissa langsung bergerak mencengkeram kerah Yin. "Katakan kau tidak membuat hal ini permanen."

"Ow, tenang, Melissa, ini hanya berlaku sehari. Aku sempat iri kepadamu dan Xavier karena kau jarang terluka hingga babak belur dalam pertarungan, hehehe, jadi aku hanya berharap kita bertukar kemampuan sehari saja..." jawab Yin.

"Keinginanmu sedikit tidak berguna, tapi tidak buruk juga," ujar Julian.

Xavier menggelengkan kepalanya. "Tidak masalah jika hanya sehari. Aku sudah lama tidak menggunakan tinjuku untuk memukul."

Yin menunduk, "maaf ya ... teman-teman."

Melissa meninju lengan Yin. "Lain kali gunakan untuk hal yang lebih berguna, oke?"

Yin tersenyum, walau sehari, setidaknya keinginan kecilnya terkabul. Dia ingin merasakan bagaimana rasanya bertarung di garis belakang dan tidak merasakan sakit yang parah akibat pertarungan.

ONESHOTS OF MLBBWhere stories live. Discover now