How It Works?

39 6 0
                                    

Di padang pasir yang sangat gelap dan dingin ini api unggun yang membakar kayu-kayu besar itu menerangi dan menghangatkan dua  insan yang tengah beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan dari Agelta Drylands menuju Eruditio.

Untuk sejenak, Ixia mematikan alatnya, untuk mendinginkan mesinnya sejenak, dia melepas sarung tangannya yang jadi kunci utama pengendalian senjata itu.

Sambil memakan roti, Layla penasaran dan sedikit mencolek senjata milik Ixia dan membuka tutupnya.

"Kenapa? Kau terkesan? Penemuanku terlalu hebat ya?" Ixia membersihkan beberapa bagian alatnya.

"Terkadang aku penasaran bagaimana alat ini bekerja, kau bahkan tidak perlu terlalu fokus akan aiming yang tepat, senjata ini seperti mengikuti kemauanmu saja," pikir Layla.

"Kau pintar juga, kelinci." puji Ixia. "Kuncinya adalah sarung tanganku yang jadi inti pengendalian alat ini. Sarung tangan ini terhubung dengan sistem sarafku, jadi aku bisa menggunakannya sesukanya, tapi tentu alat ini juga butuh energi eksternal untuk menghidupkan mesinnya, bukan sembarang energi yang aku gunakan."

"Energi eksternal?"

Ixia menunjukkan sebuah botol berisikan sedikit cairan berwarna ungu. "Ini Starlium Reactor."

"Hah? Kau dapat darimana energi langka seperti itu?" Layla terkejut.

"Tentu saja hasil 'perburuan' dari Bad Soul." Ixia memasukkan botol itu kembali ke tas pinggangnya.

"Perburuan? Maksudmu mencuri?"

Ixia memutar bola matanya. "Lalu jika aku mencuri kau ingin memenjarakanku sekarang?"

Layla terdiam. Lagipula mereka bukan sedang berada di Eruditio.

"Ha-- dasar kelinci bodoh. Lagipula aku menggunakan energi ini sehemat mungkin, Bad Soul berusaha memperbaharui energi langka seperti ini." ucap Ixia dia lanjut memeriksa alatnya dan memastikan alat ini tidak ada kerusakan atau malfungsi, terutama pada bagian pedal peluncur roketnya.

"Um, Ixia..." Layla memanggil.

"Apa?"

"Bolehkah aku mencoba alatmu dan ingin tahu bagaimana cara kerjanya?"

"Hah? Alat ini berbahaya jika digunakan dengan pikiran yang tidak stabil. Jangan mengada-ada dan membuat masalah, Layla." Ixia menolak.

"Sekali saja, setidaknya satu sisinya." Layla meminta.

Ixia menurunkan bahunya. "Haaahh~ Kelinci ini kadang merepotkan." Dia pun mengambil sarung tangan pengendali alat ini (hanya bagian tangan kanan), namun tidak langsung mengaktifkannya. "Pakai ini." Ixia menyuruh.

Ukuran tangan Ixia dan Layla tidak begitu beda jauh, jadi sarung tangan yang ketat itu pas di tangan kanan Layla.

"Majukan lenganmu seperti ini, dan buka semua telapak tanganmu, fokus ke arah dua kaktus besar di sana." Ujar Ixia.

"Oke." Layla mengikuti pose yang disarankan Ixia.

"Ingat, kau harus fokus, jika alatnya aktif, jangan panik, nanti pelurunya keluar sendiri dan berbahaya untuk kita." Ixia mengingatkan lagi. "Aku akan memukulmu jika kau ceroboh."

"Oke oke oke." Layla mencoba menarik napas dan hanya fokus ke arah kaktus yang berada beberapa ratus meter di sana.

Ixia membuka botol kecil Starlium Reactor itu sedikit menempelkannya ujungnya di bagian telapak sarung tangan itu, lalu seketika alat itu aktif melayang tepat di sebelah pinggang kanan Layla.

"Tetap fokus." Ujar Ixia dan dijawab anggukan oleh Layla. "Coba kau membayangkan sedikit jika dua kaktus besar itu saling tarik-menarik hingga bertabrakan, sambil menutup telapak tanganmu."

"Oke." Layla masih fokus, dia mencoba menerapkan apa yang dikatakan Ixia.

Alat itu langsung mengeluarkan energi berwarna ungu dan melesat ke arah kedua kaktus besar hingga kaktus itu seperti tertarik satu sama lain, tumbang dengan batang yang berdempetan.

"Wow!" Layla hampir tidak percaya melihatnya, senjata Ixia begitu hebat!

Ixia tersenyum bangga melihat kekaguman Layla. "Masih ada satu lagi jika hanya untuk demonstrasi. Buka lagi telapak tanganmu, dan cobalah menggunakan gerakan seakan melempar sesuatu ke arah kaktus tadi, seperti ini." Ixia memeragakan pose yang dia katakan.

"Baiklah." Layla mencoba menirukan gerakan yang ditunjukkan Ixia.

Senjata itu langsung meluncurkan tiga buah roket yang langsung menghantam dua kaktus itu hingga meledak dan terbakar.

"Wah! Agak bahaya." Layla menggerakkan sedikit tangannya hingga menimbulkan sedikit reaksi, alat itu sedikit bergetar.

"Hey, hati-hati." Ixia langsung menonaktifkan alatnya.

"Um, maaf." Jawab Layla.

"Jadi bagaimana menurutmu? Hebat bukan?" Ixia.

"Ini sangat luar biasa, Ixia! Lab kami belum pernah membuat senjata hebat seperti ini." Layla membelai bagian atas alat milik Ixia.

Ixia tersenyum bangga sekaligus senang orang Eruditio yang terkenal canggih dengan segala teknologinya ini mengakui alatnya, walau Layla bukan tipe orang yang jenius, namun kelinci pirang ini tetaplah orang Eruditio yang banyak pengetahuannya.

Layla masih memperhatikan senjata itu dengan seksama. Melihat bagian-bagian dalamnya yang tampak rumit dengan wajah ceria.

"Hey, kelinci." Ixia memecahkan keheningan.

"Ya?"

"Apa aku boleh mencoba alatmu juga? Kau bilang energi di dalamnya tidak terbatas aku ingin tahu energi apa yang digunakan dan mengapa bisa tidak terbatas." Ucap Ixia, sambil mengangkat senjata milik Layla.

"Tentu saja!" Layla sumringah, dan dia mulai menjelaskan segala sesuatu tentang senjatanya hingga terkesan meracau. Namun Ixia langsung bisa mengerti dan mungkin energi yang Layla gunakan bisa mengembangkan efisiensi senjatanya.

Layla juga menunjukkan cara menggunakannya dan teknik tembakan pada senjata ini.

Walau Layla anak yang polos dan terkesan bodoh, tapi Ixia cukup terkesan, gadis ini memang baik dan sangat antusias dalam pengetahuan dan sains.

ONESHOTS OF MLBBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang