Bab 17 - Komitmen

637 80 12
                                    

Komitmen

"Kenapa kau memilih mengadakan acaranya di luar ruangan?" tanya Talitha ketika mereka berdua menuruni tangga setelah selesai bersiap-siap. "Toh, hanya keluarga dan orang terdekat kita yang hadir."

"Aku tidak begitu peduli dengan undangan kita. Tapi jika di dalam, aku takut itu akan mengganggu Jia," jawab Nathan. "Jika mereka membereskan barang-barang di dalam ruangan, sementara Jia sedang tidur, dia pasti akan terganggu. Belum lagi, kita harus membereskan banyak hal di dalam rumah untuk itu."

Talitha manggut-manggut. "Tapi, tidakkah ini terlalu mewah untuk pesta pertunangan sederhana?" tanya Talitha.

"Aku ingin sedikit pamer pada orang tua Juna," aku Nathan.

Talitha meringis menanggapi itu. Ketika mereka tiba di lantai bawah, Evita langsung heboh bertepuk tangan.

"Jangan berlebihan," tukas Talitha ketika Evita menghampirinya.

Untuk acara ini, Talitha hanya memakai dress putih selutut dengan bahan silk dan brokat. Tidak tampak begitu mewah, tapi tentu saja itu masih gaun pesta dan Nathan tak akan menyalahkan kehebohan Evita, mengingat bagaimana penampilan Talitha sehari-hari.

"Kau cantik sekali dengan gaun itu, Ta," komentar Evita. "Tapi ... kau serius tidak memakai make up?"

Talitha meringis. "Aku tidak suka. EO yang disiapkan Nathan sudah menawariku, tapi aku menolak."

"Oh, ayolah! Kau akan bertunangan!" omel Evita. Ia kemudian menggandeng lengan Talitha. "Maaf, Kak, aku harus menculik tunanganmu dulu."

Nathan hanya tersenyum geli dan mengangguk.

"Nathan, tunggu!" Talitha meminta bantuan pada Nathan.

Namun, Nathan tersenyum. "Bersenang-senanglah," komentar Nathan sebelum meninggalkan Talitha dan menghampiri Jia yang sedang bermain dengan kedua orang tuanya.

"Kau tampak bahagia, Nathan," cetus ibu Nathan ketika Nathan menangkap tangan Jia yang terulur padanya.

"Jangan berlebihan," tukas Nathan. Ia tak tahu ekspresi macam apa yang ditunjukkannya di depan keluarganya hingga ibunya berkomentar seperti itu.

"Apa kau sama sekali tak ada masalah selama di sini?" tanya ayah Nathan.

Nathan menggeleng. "Aku, Talitha, dan Jia, kami baik-baik saja. Semua baik-baik saja di sini."

"Kau tak pernah mengurus bayi sebelumnya," singgung ibu Nathan. "Kami hanya khawatir."

"Well, kalian sudah lihat sendiri, kami baik-baik saja." Nathan mengedik ke arah Jia yang terkekeh karena Nathan menggoyangkan tangannya yang digenggam Nathan.

Orang tua Nathan tersenyum. "Syukurlah, kalau begitu," ucap ibu Nathan.

"Tapi, apa rencanamu begitu kau harus mulai bekerja nanti?" tanya ayah Nathan. "Kau tidak akan menyuruh Talitha mengurus Jia sendiri, kan?"

"Tentu saja tidak," tukas Nathan. "Aku berencana mencari pengasuh yang bisa membantu Talitha mengurus Jia."

Ayahnya menghela napas, tampak khawatir.

"Apa yang perlu dikhawatirkan?" tembak Nathan.

"Apa kau ingat, berapa banyak waktu yang Ayah habiskan bersamamu di masa kecilmu?" tanya ayahnya.

Nathan mengerutkan kening. Apa hubungannya ...?

"Hanya sekali di akhir pekan. Terkadang sekali dalam dua minggu. Terkadang kau bahkan tak bertemu Ayah selama sebulan," sebut ayahnya. "Dan kau pernah bilang jika itu adalah hal yang tak kau sukai dari Ayah ketika gurumu bertanya."

The Baby's ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang