Bab 23 - Double Date

399 38 1
                                    

Double Date


"Apa ... katamu?" Evita harap ia salah dengar.

"Aku ingin mengajak Nathan dan Talitha berkencan dengan kita juga. Double date," ulang Miko.

Evita tak langsung bereaksi. Ia menahan diri karena ia tahu, jika ia bereaksi sekarang, ia hanya akan melakukan hal seperti memaki Miko atau menendang wajahnya yang kini tersenyum menyebalkan itu.

Pria itu sengaja melakukan ini! Dia tahu Evita akan menjaga sikap di depan Talitha. Ugh, sial! Ia tak menyangka pria itu akan melakukan serangan balik seperti ini.

Sepertinya, pria itu tahu jika Evita tak serius dengannya. Namun, bukannya menolak Evita, dia malah melakukan hal-hal seperti mengumumkan jika mereka adalah pasangan kekasih dan sekarang malah mengajak Nathan dan Talitha double date bersama mereka.

Tentu saja, Evita menolak itu dengan, "Lalu, bagaimana dengan Jia? Aku juga tidak tega pergi berkencan jika kita harus menitipkan Jia pada Tante Nenny."

"Apa maksudmu?" balas Miko. "Siapa yang akan meninggalkan Jia? Dia akan ikut berkencan dengan kita juga."

Evita kontan melongo mendengar itu. Namun kemudian, mengkhianati Evita, Nathan menjawab,

"Baiklah."

Evita kontan memelototkan mata pada kakak sepupunya itu. Hei, jika memang dia sebegitu inginnya berkencan dengan Talitha, kenapa dia tidak mengajak Talitha sendiri?

"Tapi, aku tidak ingin mengganggu kalian," Talitha membalas, di pihak Evita.

"Sama sekali tidak," tukas Miko. "Iya, kan, Evita?" Pria itu menatap Evita, seolah menodong Evita dengan pisau dengan pertanyaan itu.

"Tentu saja," jawab Evita akhirnya. "Selama kita tidak harus bersenang-senang tanpa Jia, aku tidak keberatan. Bukankah lebih banyak orang lebih bagus?"

Miko tersenyum, tampak puas.

"Jika itu yang kalian inginkan ... baiklah," jawab Talitha akhirnya.

Tidak, bukan itu yang Evita inginkan. Itu yang Miko inginkan. Sialnya.

"Oh, tapi sepertinya ini waktunya kita belanja keperluan bulanan. Kulihat stok keperluan bayi kita sudah menipis, Tha," Nathan bicara.

"Benarkah? Aku sama sekali tidak memperhatikan itu," sahut Talitha.

Nathan mengangguk. "Dalam seminggu mungkin pampers Jia akan habis. Stok makanan Jia juga. Dan kurasa, kita harus membelikan snack baru untuk Jia. Dia sepertinya sudah mulai bosan dengan snack-nya yang sekarang."

Talitha mengangguk. "Baiklah. Terima kasih karena sudah mengecek itu. Tak bisa kubayangkan jika aku harus mengurus semua itu sendirian." Talitha meringis.

Evita luluh juga ketika mendengar kata-kata Talitha itu. Ya, Talitha tidak akan bisa melakukan semua itu sendirian. Bahkan meski Evita harus mengorbankan dirinya pada pria licik bernama Miko ini, itu sepadan. Nathan benar-benar menjaga Talitha dan Jia dengan baik.

"Kurasa, kita bisa berbelanja bersama," Evita berkata. "Aku juga perlu berbelanja beberapa hal karena aku akan mulai tinggal di sini, kan?"

"Baguslah, kalau begitu. Kita bisa makan malam di restoran yang sudah kupesan, lalu setelah itu kita pergi berbelanja," Miko memutuskan.

Evita tak lagi punya alasan untuk menolak itu.

***

Talitha tak pernah melihat Miko seperti ini sebelumnya. Apa Talitha salah orang? Namun, pria yang saat ini duduk di sebelah Evita di ruang tamu rumahnya dan terus menatap Evita lekat itu adalah Miko. Sementara Talitha dan Nathan menyiapkan barang-barang yang harus dibawa karena mereka mengajak Jia, tadi Miko menunggu di ruang tamu bersama Evita.

The Baby's ProjectWhere stories live. Discover now