Bab 15 - Bagian Sulit

1.6K 191 43
                                    

Bagian Sulit

"Sayang?"

"Hah?" Talitha gelagapan.

Nathan mengangkat alis. "Sayang," ulangnya. Nathan melirik ke arah orang tua Juna yang duduk di depan mereka.

"O-oh, iya, Sayang?" Talitha tersenyum canggung.

Nathan harus menahan senyum gelinya melihat kecanggungan gadis itu. Nathan merangkul Talitha dan menariknya mendekat untuk berbisik, "Bersikaplah lebih natural."

Talitha berdehem dan memberikan senyum yang lebih lebar pada Nathan.

"Mana Jia?" tanya mama Juna dingin.

"Dia tidur, Ma. Kecapekan bermain ketika menunggu Mama dan Papa tadi," jawab Talitha.

Talitha bahkan sudah mendadani Jia secantik mungkin, memakai dress lucu warna pink dan bandana kelinci. Namun, Jia yang lelah setelah bermain akhirnya tertidur di tengah mainan-mainannya sejam yang lalu.

Mama Juna mendecak tak puas. Dia menatap Nathan tajam. "Jadi, ini tunanganmu?"

Talitha mengangguk cepat. "Iya, Ma. Ini tunangan yang kuceritakan dulu. Dia melamarku sebelum berangkat ke luar negeri. Itu lamaran yang terburu-buru. Jadi ..."

"Jadi, besok kalian akan meresmikan pertunangan kalian?" mama Juna memastikan.

"Ya, Ma," jawab Talitha.

Nathan memperhatikan Talitha yang duduk begitu tegak dan tegang di sebelahnya. Nathan yang masih merangkul bahu Talitha meremasnya lembut. Ketika gadis itu menoleh padanya, Nathan tersenyum menenangkannya.

"Saya sudah menyiapkan semua untuk pesta besok di rumah ini. Kami hanya mengundang keluarga dan orang terdekat, jadi tidak akan ada banyak tamu undangan," Nathan menerangkan.

Orang tua Juna kini menatap Nathan lekat. "Apa pekerjaanmu?" tanya papa Juna tanpa basa-basi.

"Saya pengusaha, Om. Saya bertanggung jawab atas Panorama Resort," jawab Nathan tenang.

Papa Juna tampak puas mendengar itu.

"Kau yakin, kau bisa mengurus Jia?" Mama Juna menatap Nathan meragukan. "Mengurus anak tidak semudah mengurus perusahaan."

Sebelum Nathan sempat menjawab, terdengar tangisan dari lantai atas. Detik itu juga, Nathan berdiri dan berlari ke kamar Jia. Ya, Nathan tahu mengurus anak tidak semudah mengurus perusahaan. Di perusahannya, Nathan tidak pernah berlari seperti ini dalam situasi apa pun.

***

Talitha mengerjap ketika Nathan tiba-tiba melesat pergi, meninggalkan Talitha bersama kedua orang tua Juna yang tampak terkejut. Selama beberapa saat, mereka bertahan seperti itu. Talitha yang tersadar lebih dulu.

"Ma-maaf, Ma, Pa, itu ... sepertinya itu sudah menjadi kebiasaannya sekarang." Talitha meringis kecil.

Mama Juna berdehem. "Apa Jia baik-baik saja bersamanya?" sinisnya. "Kau tak bisa mengurus dirimu, jelas kau tak bisa mengurus Jia. Tunanganmu itu ..."

"Kami sudah belajar dan berusaha keras agar bisa menjadi orang tua yang baik untuk Jia," sela Talitha frustrasi. "Aku juga peduli dan menyayangi Jia. Hanya dia yang aku punya sekarang. Meski aku tak bisa mengurus diriku sendiri dengan baik, tapi aku akan mengurus Jia dengan baik."

Talitha mengembuskan napas perlahan setelah meluapkan frustrasinya. "Maaf, Ma, aku ..."

Suara tawa Jia dari belakang membuat Talitha menoleh. Nathan berjalan melintasi ruang tengah sambil menggendong Jia yang tertawa-tawa. Mama dan papa Juna langsung berdiri ketika melihat Jia.

The Baby's ProjectWhere stories live. Discover now