Permata

66 1 0
                                    

"Yak, sudah semuanya."

Duri memasukkan semuanya ke dalam karung sampah. Poster, video game, komik, dan barang-barang lain yang sudah dia anggap tidak baik.

Saat Duri menyeret karung itu ke luar, Blaze dan Taufan melihatnya.

"Eh? Apa itu, Duri?" tanya Taufan.

"Koleksi lamaku, kak. Mau kubuang," jawab Duri.

"Heeh?! Kau yakin, Duri?!" seru Blaze. "Sayang banget kalau dibuang! Aku ambil aja boleh?"

"Gak, kak," jawab Duri tegas. "Aku gak mau barang-barangku malah membawa mudharat. Mending langsung buang."

"Eh? Mudho–apa? Apa itu?" ulang Taufan heran.

"Mudharat kak, artinya keburukan," jelas Duri.

"Kau dapat kata-kata itu dari mana Duri?" tanya Blaze sambil menggaruk kepalanya.

"Dari video kajian islam di internet, kak," jawab Duri.

"Wow, kau belajar begituan Duri? Keren! Duri jadi alim! Duri jadi alim!" teriak Taufan kagum.

Duri tertawa kecil melihat reaksi kakak keduanya. Dia pun izin pergi untuk menaruh karung itu di tempat sampah. Setelah melihat barang-barang itu kini bersama tumpukan sampah, hatinya merasa lega.

Hijrahnya telah dimulai.

PERMATA

Summary: "Kalau menjadi religius membuatmu mudah menghakimi orang lain, keras, kasar, dan fitnah. Periksalah! Kau menyembah Tuhan atau egomu?"

Disclaimer: BoBoiBoy (c) Monsta Studio. Tidak mengambil keuntungan apapun dalam pembuatan fanfiksi ini.

Warning: OOC akut, islamic-contect, Typo(s) dll.

SELAMAT MEMBACA!

"Shodaqallahul'azim..."

Duri menutup Al-Qur'an miliknya sambil menghela napas puas. Dia akhirnya bisa tilawah membaca Al-Qur'an sebanyak 5 halaman. Di hari sebelumnya dia hanya sanggup 3 halaman. Bahkan waktu awal mencoba membaca sehalaman saja dia kelelahan.

'Pokoknya besok harus dapat 7 halaman!' batin Duri semangat.

Saat menaruh kembali Al-Qur'annya di rak, Duri melihat ke arah Solar yang sedang belajar di mejanya. Telinganya tersumbat earphone. Ketukan jari di mejanya cukup menjelaskan kalau dia sedang mendengarkan lagu kesukannya.

Duri seketika ingat tentang dalil pengharaman musik. Katanya musik bisa membuat hati orang keras terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, bahkan lalai kepada Allah. Duri lalu berinisiatif menegur Solar.

"Solar..." panggil Duri pelan.

Solar melepas sebelah earphone-nya dan menatap Duri. "Apa?"

"Sebaiknya kau berhenti mendengarkan musik jahiliyah itu, Solar. Ganti saja dengan murottal Al-Qur'an, lebih berkah," ujar Duri.

Solar menaikkan alisnya. "Kenapa Kak Duri tiba-tiba ngomong gitu?"

"Habis katanya musik bisa membuat kita lalai mengingat Allah, Solar. Lebih baik ganti murottal. Atau lagu-lagu islami," jelas Duri.

Solar menggaruk kepalanya. "Hmm... maaf Kak Duri. Aku kalau tidak mendengarkan musik saat belajar bisa ngantuk. Tapi musik islami bukan seleraku, dan kalau mendengar murottal... aku tetap ngantuk."

"Hati-hati lho, Solar. Nanti hatimu bisa keras–"

"Iya, kak! Aku tahu! Tolong jangan ganggu aku belajar!" seru Solar tak sabar.

BoBoiBoy: Kumpulan FanfictionWhere stories live. Discover now