Hemat Air, Dong!

147 6 0
                                    

Disclaimer: BoBoiBoy © Animonsta, tidak mengambil keuntngan apapun dalam pembuatan cerita ini. terinspirasi dari love joke di 1cak

Warning: TauYa, humor garing, romance gagal, OOC, drabble, AU, Typo(s), dll

Apes, satu kata yang menggambarkan keadaan Taufan saat ini.

"Ayo, Taufan! Jangan berhenti, lanjutkan mengepel lantainya!" seru Yaya sambil membawa catatan pelanggaran.

Taufan hanya mengangguk lemas sembari menggerakkan alat pel ke lantai dengan ogah-ogahan.

Oh, kalian pasti bertanya-tanya apa gerangan apakah Taufan mengepel lantai koridor sekolah sambil diawasi Yaya. Baiklah, biarkan penulis menjelaskan kronologi kejadiannnya.

Suatu huru-hara terjadi di sekolah. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si Trio Troublemaker, yaitu Taufan, Blaze, dan Thorn.

Thorn yang polos bisa-bisanya diajak kedua kakak kembarnya untuk membantu aksi mereka, yaitu menjatuhkan sebuah ember berisi air comberan ke Halilintar. Entah karena hari ini hari keberuntungan Halilintar atau apa, yang terkena jebakan tersebut justru Kepala Sekolah yang merupakan mantan veteran perang, yaitu Pak Tarung.

Setelah pukulan indah dilancarkan oleh si sulung Halilintar kepada ketiga adiknya dan bentakan panjang dari Pak Laksamana Tarung, mereka bertiga akhirnya diberi hukuman.

Blaze dan Thorn dihukum membersihkan halaman belakang sekolah yang memang sudah terbelengkalai dan dipenuhi rumput liar. Karena menurut Pak Tarung halaman belakang sekolah bisa dibersihkan oleh dua orang saja dan koridor tampaknya perlu dibersihkan, jadilah Taufan disini. Mengepel lantai sambil diawasi Yaya.

Ngomong-ngomong soal mengepel, kenapa tiba-tiba muncul genangan air di kaki Taufan?

"TAUFAN! Kenapa kerannya lupa dimatikan?!" seru Yaya panik, refleks dia langsung mematikan keran yang sedang mengisi ember yang sudah penuh dari tadi.

"Oh iya… maaf, aku tadi melamun…" ujar Taufan nyengir, lupa kalau dia tadi dia mengisi ember dengan air untuk keperluannya mengepel.

"Boros tahu!" seru Yaya kesal.

Taufan menggaruk kepalanya, merasa sedikit kesal karena sudah dibentak Yaya dari tadi, "Memangnya kalau boros kenapa?"

"Hemat air dong! Supaya nanti anak cucu kita bisa merasakan air bersih juga! Kau pasti tahu bukan, kalau air di seluruh dunia ini yang bisa dipakai manusia itu cuma 1% saja–!"

Rentetan nasihat Yaya berhenti saat melihat ekspresi Taufan yang tampak tertegun. Taufan lalu berdehem lalu menatap Yaya penuh kesungguhan.

"Baiklah, Yaya. Aku janji, aku tidak akan boros air lagi mulai sekarang!" ujar Taufan dengan penuh gaya, mengingatkan Yaya dengan guru matematika nyentrik berkostum superhero mereka, Papa Zola.

Yaya memiringkan kepalanya bingung, melihat ekspresi Taufan yang sangat berbeda. Biasanya sewaktu Yaya menasihatinya, Taufan hanya acuh tak acuh sambil berlalu begitu saja. Tapi ini…?

"Taufan…? Tumben sekali kau menuruti nasihatku…" gumamnya heran.

Taufan tersenyum –kali ini tulus, kepada Yaya.

"Tentu saja. Tadi kau bilang anak cucu 'kita' kan?"

BLUUSSSHHHH!

Yaya langsung menundukkan wajahnya. Ya ampun, kenapa mendadak wajahnya terasa panas dan jantungnya berdetak kencang?!

"TAUFAAAAAAAAANNNNNNNN!"

PLAAAAKKKK!

.

.

.

"Kak Taufan kenapa pipinya merah?"

Thorn melihat Taufan dengan heran, saat mereka bertiga telah menyelesaikan hukuman mereka dan berjalan pulang ke rumah.

"Habis ditampar kekuatan cinta, Thorn," ucap Taufan nyengir.

"Hah?"

END dengan gajenya

KESAMBET APA SAYA BIKIN BEGINIAN?! #plakk

Hehehe, sori pendek dan gaje, lagi galau makanya nulis beginian wkwkwk

Saya pilih Taufan karena yah… cuma dia yang cocok masuk genre humor-romance gini XD

Terima kasih sudah membaca fic gaje ini!

Dont forget to vote and comment!

BoBoiBoy: Kumpulan FanfictionWhere stories live. Discover now