4. Sebuah Janji

989 54 0
                                    

Akhirnya hari itu tiba. Hari dimana dua orang yang tidak saling mencintai melaksanakan pernikahan atas keinginan kedua keluarga mereka dan juga wasiat dari kedua orang tua mereka.

Cempaka menatap sendu ke arah Liam yang justru tersenyum manis dihadapannya yang tengah menggunakan pakaian pengantin wanita. Cempaka sudah menjadi Istri orang, tapi bagi wanita itu dirinya hanyalah milik pria yang kini sedang ia tatap.

"Jangan menangis, disini banyak pengusaha besar dan rekan kerja perusahaanmu dan perusahaanku. Bagaimanapun kau harus bisa bersikap selayaknya seorang pengantin wanita yang berbahagia," peringat Erlangga membuat Cempaka mendesis.

"Kau tak berhak mengaturku," sarkas Cempaka dengan nada bicara yang tak seperti biasanya. Cempaka yang selalu bersikap cerewet dan manja dihadapan sahabat-sahabatnya telah hilang. Cempaka yang sekarang adalah sosok wanita yang hanya menginginkan kebahagiaan dan cintanya kembali.

Erlangga menghela napas panjang sebelum melontarkan senyuman ramahnya pada para tamu undangan, melihat hal itu Cempaka hanya bisa memutarkan bola matanya malas sambil tersenyum kecut melihat akting Erlangga dihadapan para pengusaha.

"Ayah dan Ibumu tak akan memberikan harta warisan mereka jika kau tak menikah denganku, bukan?" ejek Cempaka membuat tubuh Erlangga menegang ditempat.

"Bagaimana kau mengetahuinya?" tanyanya balik.

Cempaka tertawa pelan melihat respon yang diberikan oleh pria disampingnya. Ternyata dugaannya benar. Erlangga berusaha keras untuk meyakinkan dirinya, Liam, dan Larissa karena takut kehilangan warisannya.

"Kau menjijikan Erlangga," desis Cempaka.

Erlangga diam. Pria itu tak berniat mengelak karena yang dikatakan Cempaka benar. Ia tak bisa kehilangan warisannya hanya karena tak mengikuti wasiat orang tuanya. Hanya dua tahun, dan setelahnya ia bisa hidup bahagia bersama Larissa. Erlangga tak bisa membiarkan dirinya dan Larissa hidup susah hanya karena tak bisa menjalani dua tahun pernikahan tanpa rasa. Sebenarnya Erlangga adalah orang yang cerdas dan pintar berbisnis, hanya saja ia tak ingin mengulang semuanya dari awal, apalagi perusahaan Ayahnya juga bisa sesukses sekarang karena usahanya, bagaimana bisa ia mengikhlaskannya begitu saja?

Erlangga sebenarnya menyayangi Cempaka, dan sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk selalu menjaga Cempaka saat Ibu dan Ayahnya berpesan padanya sebelum pergi untuk selamanya. Tapi rasa sayang yang ia miliki pada Cempaka berbeda dengan rasa sayangnya pada Larissa. Cempaka sudah seperti saudari perempuan dan sahabat dekat untuknya, sedangkan Larissa adalah sosok wanita yang ingin ia jadikan sebagai pendamping hidupnya.
......

Setelah serangkaian acara selesai. Cempaka dan Erlangga langsung membersihkan tubuhnya sebelum mengistirahatkannya diatas tempat tidurnya, tentu saja diranjang yang berbeda, bahkan diruangan yang berbeda pula. Cempaka tak akan sudi satu kamar dengan pria itu, begitupula dengan Erlangga. Mereka satu atap, tapi menjalani kehidupan masing-masing seperti orang asing.

Cempaka yang merasa haus keluar dari kamarnya menuju ke dapur, tapi langkahnya terhenti saat mendengar suara tangis seorang wanita diruang tengah.

Perlahan Cempaka mendekati sumber suara tersebut dan mengintip dua orang yang tengah saling berpelukan dengan sang wanita yang menangis dan sang pria yang berusaha menenangkannya.

"Berjanjilah jika kau tak akan meninggalkanku"

"Aku berjanji, tunggu dua tahun lagi, dan aku akan langsung menikahimu"

Bisa Cempaka lihat pria itu mengusap lembut air mata yang ada dipipi wanita dihadapannya lalu mengecup sayang keningnya.

Tanpa menunggu kedua orang itu memergokinya, Cempaka memilih cepat pergi dari tempat itu dan segera ke dapur untuk kembali ke tempat tujuannya.

Dua Tahun Tersulit [END]Where stories live. Discover now