Chapter 484 : Ibu Kota Dalam Kekisruhan

135 24 0
                                    

"Bukankah bagus karena Pangeran ini lebih tua darimu? Bahkan jika kau adalah Ning Ru Lan, fakta itu tidak akan berubah." Pei Qian Hao mencubit pipi memerahnya.

"Duduk di sini." Su Xi-er meringkuk di dadanya dan mencarikan dirinya posisi yang nyaman.

Khawatir kalau ia tidak nyaman, Pei Qian Hao membawanya ke pangkuannya. "Perjalanan kita ke Nan Zhao akan melelahkan; tahan saja dan duduk di pangkuan Pangeran ini."

Su Xi-er mengangguk tanpa ragu. "Apakah aku jadi gendut? Aku merasa kalau aku lebih berisi di perut dan pahaku belakangan ini."

"Begitukah? Biarkan Pangeran ini menyentuhnya." Pei Qian Hao berkata dengan ekspresi yang alami. Kemudian ia menyentuh perutnya, dan setelah memijatnya beberapa kali, ia sengaja mengangguk. "Memang, kau jadi lebih berisi. Kau tidak makan semua makanan enak itu dengan sia-sia."

Segera setelahnya, ia mencubit paha Su Xi-er dan bergumam sendiri, "Kau tidak menggemuk di kakimu." Tangannya juga perlahan-lahan berpindah ke dalam.

Su Xi-er langsung menutup kakinya. "Jangan macam-macam; kita di dalam kereta."

"Xi-er, pakaianmu terbuka."

Su Xi-er segera menundukkan kepalanya dan menyadari bahwa sabuk pakaiannya memang sudah terlepas tanpa sadar, garis lehernya sekarang samar-samar memperlihatkan pemandangan indah di dalamnya. Ia langsung mengikat sabuknya dan meliriknya. "Kau tidak diizinkan untuk bermain-main."

Pei Qian Hao berbisik di telinganya, "Kita akan melakukannya sesuai keinginanmu; aku akan macam-macam lagi di malam hari."

Su Xi-er tidak menjawabnya. Vitalitasnya sangat kuat setelah menahan hasratnya selama bertahun-tahun; selama tubuhku sanggup menahannya, tak diragukan lagi, ia akan mengambil keuntungan. Ia juga jadi semakin familier dengan pergerakannya, bahkan menemukan cara baru untuk melakukannya. Ia pasti diam-diam belajar dari beberapa buku medis.

Kereta kudanya terus menuju Nan Zhao, tetapi masih tetap dibutuhkan beberapa hari bahkan jika mereka mempercepat.

***

Sementara itu, ibu kota Nan Zhao persis seperti yang digambarkan Wu Ling—kacau. Pengawal Tentara Kekaisaran dengan ketat menjaga istana kekaisaran sementara para prajurit berpatroli di jalanan.

Beberapa warga mau tak mau menggelengkan kepala mereka dan mendesah. "Seleksi Wanita Cantik Kekaisaran seharusnya menjadi acara perayaan; kenapa ditunda? Begitu banyak gadis di masa muda prima mereka telah memasuki istana kekaisaran."

"Siapa yang tahu? Aku dengar bahwa, putri Kepala Menteri Perang terluka tak lama setelah memasuki Istana Seleksi Wanita, tetapi bukan hanya Yang Mulia tidak memberikan penjelasan, ia bahkan menurunkan titah untuk mengirimnya keluar dari istana. Parah sekali!"

"Haah, Pangeran Yun baru saja wafat, dan Nan Zhao masih belum sepenuhnya stabil. Kita semua menunggu-nunggu Seleksi Wanita Cantik Kekaisaran ini untuk menambahkan suasana perayaan pada Nan Zhao."

"Kalau saja Putri Pertama Kekaisaran masih ada. Ia begitu berkuasa, dan pasti bisa menangani para pejabat mahkamah ini."

Setelah diingatkan, beberapa warga mulai mengenang hari-hari ketika Putri Pertama Kekaisaran masih ada. Sekarang, tak ada lagi putri kekaisaran yang tersisa di Nan Zhao.

***

Sementara itu, alis Ning Lian Chen berkerut selagi ia membaca laporan di tangannya. Ia mengibaskannya dengan galak ke lantai, berteriak dengan suara dingin, "Terlalu kurang ajar!"

Para pengawal di luar aula istana bahkan tidak berani bernapas. Emosi Yang Mulia sudah buruk beberapa hari terakhir ini. Kepala Menteri Perang telah menyatukan pejabat lain untuk memakzulkan Yang Mulia karena tidak adil dalam menangani masalah, dan segala sesuatunya diperburuk dengan Yang Mulia menangguhkan Seleksi Wanita Cantik Kekaisaran. Mahkamah saat ini sedang kacau.

Consort of A Thousand Faces 3 [Terjemahan Indonesia]Where stories live. Discover now