Bagian 11

10K 994 137
                                    

TAEYONG tersentak dan membuka kedua mata, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat tatkala melihat ibu serta adik laki-lakinya yang sedang bergurau tepat di hadapannya. Ia menatap ke sekeliling, mendapati bahwa dirinya kini duduk di kursi meja makan dengan beberapa lauk pauk di hadapannya.

Tunggu, ini di rumah. Kenapa Taeyong bisa ada di rumah? Bukankah ia di penjara karena benar, di mana ayahnya sekarang? Apa mungkin bajingan tersebut masih hidup dan menganggu ibu serta adiknya?

"Sayang, kenapa melamun seperti itu?

Taeyong menatap sang ibu yang kini mengenggam tangan kanannya, satu-satunya wanita yang Taeyong cintai, seorang wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya penuh kasih sayang, ibu kandungnya; Yoona Lee.

Otomatis Taeyong menggeleng, ia tersenyum kecil. "Hanya memikirkan beberapa hal, Ibu."

"Hyung selalu tenggelam di dalam pikiran Hyung sendiri, memikirkan kekasih ya?" goda adik Taeyong seraya menaik-turunkan alisnya.

Melihat itu Taeyong terbahak, ia mengusak surai hitam adik kandungnya; Mark Lee. "Jangan membuat spekulasi seperti itu."

Pada akhirnya ia memasukan makanan ke dalam mulut. Oh Tuhan, demi apapun, rasanya Taeyong sangat merindukan masakan ibunya yang sangat lezat ini! Taeyong ingin memakan masakan Yoona setiap waktu.

Mengingat sesuatu, Taeyong menelan makanan yang ada di mulut dan menatap ibu serta adiknya secara bergantian. "Uhm, di mana A-ayah?"

Yoona; ibu Taeyong, menopang dagu dan menatap lekat pada anak sulungnya itu. "Ayah? Bukankah kau sudah membunuhnya, Taeyongie?"

"Benar, apa Hyung lupa jika Hyung menusuk jantung Ayah dengan pisau dan mengangkat semua penderitaan kami?" tambah Mark, ia tersenyum simpul.

Lagi, jantung Taeyong berdetak dua kali lebih cepat dengan keringat dingin yang menuruni pelipis. Ibu dan adiknya tersenyum, tapi hanya mulut mereka yang bergerak, sementara matanya terlihat datar. Sangat mengerikan!

Lalu, jika ayahnya sudah mati, kenapa Taeyong bisa duduk di rumah? Bukankah seharusnya ia berada di penjara?

"M-maaf.." gumam Taeyong tanpa sadar.

"Kenapa meminta maaf?" kali ini suara Yoona terdengar menggema di seluruh ruangan, "bukankah kau pikir itu adalah yang terbaik? Menghabisi ayahmu dan melindungi ibu serta Mark?"

Lidah Taeyong terasa kelu, tenggorokannya tercekat dengan tubuh yang perlahan bergetar. Ia menunduk dan menatap kedua tangan yang di penuhi dengan cairan berwarna merah pekat yang mengeluarkan aroma amis menyengat.

Detik itu juga Taeyong berteriak histeris hingga tubuhnya terjatuh dari kursi yang ia duduki, cairan berwarna merah itu mengotori baju putih yang ia kenakan. Taeyong kembali mendongak, namun kini ia hampir mengeluarkan makanan yang baru saja masuk ke dalam tubuh. Bagaimana tidak? Seluruh makanan yang ada di meja makan terlihat begitu busuk! Di hinggapi oleh segerombolan lalat.

"I-ibu.."

Kali ini Taeyong tidak menemukan menemukan siapapun di ruang makan itu, ibu serta adiknya menghilang entah kemana. Membuat rasa takut Taeyong semakin menjadi-jadi.

"Mark!" panggilnya lagi.

"Ibu! Mark!"

Tidak ada jawaban, kedua tangan Taeyong bergetar hebat. Suara lalat yang berterbangan di belakangnya membuat Taeyong perlahan menoleh. Wajahnya memucat, ia berhenti bernapas untuk beberapa saat tatkala menemukan jasad sang ayah yang berbaring penuh darah di lantai yang dingin.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang