Bagian 4

27.4K 3.4K 796
                                    

TAEYONG membuka mata secara perlahan dengan hidung yang berkerut karena menghirup aroma antiseptik yang menyengat. Ia menyipitkan mata, mencoba membiasakan cahaya terang yang masuk pada retina. Perlahan Taeyong berusaha untuk bangun, tapi kemudian ia meringis kesakitan, punggungnya serta dadanya terasa begitu nyeri.

Sekelebat bayangan tentang kejadian sebelumnya masuk ke dalam ingatan Taeyong, ia menelan air liur dengan kasar begitu menyadari bahwa Jaehyun melemparnya menggunakan kursi kayu tanpa belas kasih. Itu sangat mengerikan, seolah Jaehyun sudah mengetahui niatnya untuk melarikan diri dari sana dan segera melakukan tindakan yang tidak biasa untuk mencegahnya.

"Kau baik?"

Taeyong menolehkan kepala, menatap seorang lelaki dengan jas dokter yang tersenyum kecil padanya. "Apa aku baik-baik saja? Aku tidak bisa bangun."

Dokter lelaki itu menghela napas dalam. "Tetap berbaring selama tiga hari ke depan adalah pilihan terbaik untukmu. Empat tulang rusukmu patah dan kau mengalami pendarahan di bagian punggung, aku melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan darah yang sudah menggumpal. Kini kau baik-baik saja asal tidak memaksakan diri untuk bergerak."

Mendengar itu Taeyong terdiam, keadaannya sangat parah! Bagaimana bisa kursi kayu menyebabkan keadaannya seperti sekarang? Oh tidak, masalah utamanya bukan kursi kayu reot, tapi Jung Jaehyun. Sekuat apa lelaki sialan itu hingga bisa membuat Taeyong seperti sekarang?

"Namaku Chittapon Lee, tapi aku akan senang jika kau mau memanggilku dengan Ten," dokter lelaki tadi memperkenalkan diri dan duduk di kursi yang terletak di samping ranjang Taeyong. "Pimpinan Jung menyuruhku untuk merawatmu, jadi kuharap kau tidak keberatan."

"Jungㅡ"

"Lebih baik tidak menyebutkan namanya." potong Ten cepat, ia mengusap tengkuk dengan tidak nyaman, "ia tidak suka ketika namanya di sebut oleh orang lain. Apa dia yang membuatmu seperti ini?"

Mau tidak mau Taeyong mengangguk, ia mengalihkan pandangan pada jendela ruang medis yang terbuka, menampilkan langit berwarna biru cerah yang begitu indah. Tangannya bergetar; tremor karena rasa takut. Apa yang akan Jaehyun lakukan padanya nanti? Taeyong penasaran, semoga saja ia masih bisa keluar dari penjara ini dalam keadaan hidup.

Ten mengulum bibir. "Sudah tiga hari kau tidak sadarkan diri setelah menjalani operasi," ungkapnya, memberi fakta baru pada Taeyong. "Sejauh ini hanya kau yang berhasil selamat."

Kening Taeyong berkerut dalam. "Apa maksudmu?"

"Yah, kau tahu.." Ten tertawa canggung dan menunduk, "tidak ada yang selamat jika sudah berurusan dengan Jung Jaehyun, korban terakhir mati karena kepala yang pecah. Aku senang kau baik-baik saja."

Tenggorokan Taeyong terasa begitu kering secara tiba-tiba, ia berdehem pelan. "Apa kepala pimpinan penjara tidak melakukan apapun?"

Ten mengigit pipi bagian dalam. "Kau tidak tahu?" ia mendekatkan bibir pada telinga Taeyong, "Pimpinan Jung jauh lebih berkuasa, tidak ada yang bisa mengganggunya. Dia di tahan oleh negara, oleh karena itu tidak bisa keluar dari sini dengan mudah. Tapi meskipun begitu, pimpinan Jung masih berkuasa di sini."

Rasanya Taeyong tidak bisa mengatakan apapun lagi, ia begitu tercengang dengan semua fakta yang di bicarakan oleh Ten. Seharusnya Taeyong tahu sejak awal bahwa mencari masalah dengan Jung Jaehyun bukan sebuah pilihan, Taeyong bisa mati jika membangkang.

Kenapa hidupnya selalu di persulit dengan masalah yang berdatangan? Di luar penjara saja Taeyong tidak bebas, dan kini, ia harus menderita di dalam penjara juga?

"Bagaimana sifat asli pimpinan Jung?" Taeyong mengalihkan pembicaraan, ingin mencari tahu lebih dalam agar ia tidak melakukan tindakan yang gegabah.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang