Bagian 14

5.1K 635 55
                                    

SENYUM Taeyong mengembang tatkala sipir mengatakan bahwa ada dua orang yang ingin menemuinya di ruang berkunjung, ia sudah menantikan ini sejak pertama kali menginjakkan kaki di penjara. Jantung Taeyong berdegup dua kali lebih cepat, borgol yang menyatukan kedua tangannya di depan sama sekali tidak menjadi masalah—ketika pintu ruang berkunjung dibuka, iris hitam Taeyong menatap dua orang yang sedang duduk di tengah ruangan, keduanya menatap lamat si lelaki Lee; terselip kerinduan dan kesedihan yang amat dalam.

"Ibu, Mark.." suara Taeyong bergetar hebat, ibunya duduk di sana bersama adik kandungnya—kedua orang yang ia lindungi dari tindakan bejat ayahnya selama ini. Dua orang yang menjadi alasan kenapa Taeyong masih bernapas sampai sekarang.

Ibunya tersenyum hangat, kerutan tipis di matanya menyambut Taeyong. Ketika si anak sulung duduk di hadapannya, sang ibu segera mengenggam erat jemari kurus Taeyong yang terasa dingin. "Kau terlihat sangat kurus sayang.."

Bibir Mark menekuk kebawah, sedetik kemudian ia memalingkan wajah; enggan melihat penampilan kakaknya yang sangat menyedihkan. Rasanya Mark ingin menumpahkan air mata yang berusaha ia tahan sejak Taeyong datang ke ruang berkunjung. Wajah Taeyong yang selalu ceria kini terlihat sedikit pucat dan jauh lebih tirus. Tidak seharusnya Taeyong mendekam di penjara seperti ini, bukankah dunia sangat tidak adil? Kakaknya itu berusaha melindungi Mark serta ibu mereka, tapi yang didapat adalah kekejaman hukum.

The world is ugly, indeed.

Taeyong terkekeh kecil, mata sayunya menatap kondisi ibu dan adiknya yang terlihat jauh lebih baik setelah kepergian ayah mereka. Taeyong sangat merindukan keduanya, ia ingin menghabiskan waktu dirumah, memakan masakan ibunya, ia ingin menemani adiknya mengerjakan tugas atau bermain bersama. Iris hitamnya beralih menatap genggaman erat sang ibu di tangannya, ia membalas genggaman itu tak kalah erat, rasa hangat menyelimuti hatinya. Setelah sekian lama—Taeyong kembali merasakan kasih sayang sang ibu.

"Maaf baru menjenguk sekarang.." gumam sang Ibu sedih, "sebenarnya Ibu sangat tidak ingin melihatmu, Taeyong. Hati Ibu terasa begitu sakit, perasaan bersalah menyelimuti Ibu setiap harinya. Ibu berandai-andai, menyalahkan diri sendiri, bukankah seharusnya Ibu yang ada di dalam penjara menggantikanmu? Rasanya Ibu tidak tega melihat anak sulung Ibu menanggung beban ini sendirian.." nada lembutnya berhasil membuat Mark meremas pelan bahu sang Ibu, sementara Taeyong sudah hampir menangis.

Tentu, tentu saja Taeyong tahu alasan kenapa Ibu dan Adiknya baru berkunjung sekarang. Mereka bertiga adalah korban kekejaman sang kepala rumah tangga, tidak ada yang berani melawan sampai pada akhirnya Taeyong mengambil tindakan gegabah. Taeyong tahu bila Ibunya merasa sangat bersalah dan berusaha menyangkal semua tuduhan detektif terhadapnya. Namun tidak ada yang dapat dilakukan karena semua bukti mengarah pada Taeyong.

Taeyong menggeleng pelan, ia menatap Ibu dan Adiknya bergantian. "Tidak perlu merasa bersalah, aku baik-baik saja Ibu. Aku akan bertahan di sini dan berusaha bersikap baik agar hukumanku dikurangi, selama itu—tolong jaga kesehatan kalian berdua. Kita harus kuat menghadapi semuanya, bukankah kini hidup kita sudah membaik? Tidak ada yang perlu di khawatirkan."

"Hyung," suara Mark tercekat di tenggorokan. "Cepatlah pulang, aku dan Ibu menunggumu, aku selalu berdoa agar hukumanmu dikurangi, aku ingin kita bertiga kembali berkumpul sebagai keluarga lengkap."

"Tentu, tentu saja Mark." balas Taeyong cepat, ia mengusap punggung tangan sang Ibu yang menatapnya sedih, "kita pasti akan berkumpul kembali, Hyung berjanji."

Benar, Taeyong harus menjaga perilakunya di dalam penjara agar bisa keluar lebih cepat—karena ada yang menunggunya pulang dirumah. Ia masin memiliki rumah yang harus ia perjuangkan.

***

Sore ini rasanya lapangan jauh lebih ramai dan santai, Taeyong menatap ke sekeliling, banyak narapidana yang berbincang dan tertawa bersama. Ah benar, hari ini Jaehyun tidak hadir—lelaki itu masih membutuhkan banyak istirahat setelah mendapatkan luka tusukan yang cukup fatal, tadi pagi saja badan Jaehyun sedikit panas, tapi tenang, Taeyong sudah memberikan paracetamol serta antibiotik agar luka Jaehyun tidak infeksi.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang