Bagian 17

2.8K 362 26
                                    

DARAH yang berceceran di sepanjang koridor sel penjara berhasil membuat Taeyong menutup hidung dengan tangan kanannya, aroma amis menyeruak masuk; memacu asam lambung untuk naik dan siap mengeluarkan isi perut. Ada banyak tubuh tanpa nyawa tergeletak, Taeyong menatap Jaehyun yang masih memertahankan wajah datarnya seraya menatap satu-persatu mayat yang ada di hadapan mereka.

Sinting! Ternyata hampir sebagian dari narapidana di penjara memang memiliki dendam terhadap Jaehyun dan siap menyerang ketika si lelaki Jung berada dalam masa lemahnya. Taeyong ingin muntah, sungguh, luka yang berada di tubuh mayat-mayat itu sangat mengerikan.

Iris hitam Taeyong jatuh pada dua lelaki yang kini berjalan beriringan, bertelanjang dada; memperlihatkan darah yang memenuhi seluruh tubuh hingga wajah. Itu adalah Yuta dan Johnny—melindungi kamar Jaehyun dengan usaha yang tidak mudah. Bahkan Johnny mendapatkan luka tusukan, sementara Yuta goresan panjang di punggung.

"Sepertinya kau harus menurunkan popularitasmu," gumam Johnny seraya tertawa sumbang. "Melelahkan menghadapi seluruh tikus itu."

Yuta mengangguk setuju, ia menyandarkan tubuh pada sel penjara. "Sangat melelahkan. Kau beruntung karena kami siap siaga menjagamu."

Benar, jika tidak ada Yuta atau Johnny, mungkin seluruh narapidana sudah menyeruak masuk ke dalam kamar Jaehyun dan membunuhnya dengan sadis.

Jaehyun mendengus, ia melirik lima tubuh sipir penjara yang berada di dekat tumpukkan mayat. "Kalian membunuh sipir juga?"

"Tidak. Tikus-tikus itu yang melakukannya, mereka memiliki nafsu membunuh yang tinggi." ujar Yuta, ia menyisir bagian depan rambut dengan jemarinya, "ah sial, aku butuh mandi."

"Aku juga perlu menemui Ten untuk merawat lukaku." Johnny mendesis, ia menunduk dan menatap luka tusukkan di perutnya yang masih mengeluarkan darah, "istirahatlah Jaehyun, kau masih butuh pemulihan."

Setelah melambaikan tangan, Johnny dan Yuta pergi dari sana, meninggalkan Jaehyun yang menghirup napas panjang. "Спасибо!" teriaknya pada kedua lelaki yang sudah bersusah payah melindunginya itu. 'Спасибо!' yang di baca Spasibo artinya adalah terima kasih. Hanya saja karena Jaehyun terlalu gengsi untuk mengatakannya, ia menggunakan bahasa Rusia.

Taeyong mengangkat sebelah alis, cukup bingung dengan kata yang baru saja Jaehyun ucapkan. Sementara Yuta dan Johnny hanya bisa tertawa kencang—mereka juga tidak tahu, tapi Jaehyun terdengar tulus ketika mengatakannya.

"Apa yang akan kau lakukan, Jaehyun?" tanya Taeyong penasaran.

"Menghampiri kepala sipir."

"Kau akan membunuhnya?"

"Tidak."

"Mau aku temani?" tawar Taeyong; sedikit takut. Karena saat ini Jaehyun masih terlihat kesakitan, luka di tubuh lelaki Jung itu tentunya belum kering.

Jaehyun menggeleng. "Tidak. Lakukan saja kegiatanmu seperti biasa. Jauhi orang-orang yang mungkin akan mencelakaimu." ia menoleh, menatap Taeyong yang berdiri di belakangnya, "atau tunggu saja Johnny dan Yuta, kau bisa pergi bersama keduanya." ujarnya datar.

Setelah mengatakan itu, Jaehyun pergi dari sana, meninggalkan mayat-mayat yang mungkin nanti akan di urus oleh para sipir yang tersisa. Tentu saja itu bukan urusan Jaehyun, mereka yang ingin membunuhnya sangat lemah sehingga tidak bisa menghadapi Johnny dan Yuta.

Prison《Jaeyong》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang