Part 3 Bertemu (lagi)

306 37 0
                                    

Hari ini rumah keluarga Brataditya kedatangan seseorang yang lama tak pulang. Setelah kurang lebih hampir 8 bulan tak menengok suasana rumahnya sendiri, Jehan memutuskan untuk kembali. Bukan karena pesan Nadi tempo hari yang membujuknya untuk pulang. Tapi, telfon Papa nya yang mengabarkan jika sang Mama sedang dalam keadaan yang kurang baik. Jehan sebenarnya juga merasa khawatir terhadap kondisi Mamanya selama ia memutuskan untuk pergi dari rumah.

Kepergiaannya dari rumah, bagi Jehan merupakan salahsatu cara agar ia berusaha menerima apa yang sedang terjadi pada keluarganya terlebih menerima lagi kehadiran adik satu satunya. Jehan sendiri masih belum bisa melupakan kejadian yang terjadi pada Kakak dan adiknya waktu itu. Sehingga Jehan sendiri belum bisa berdamai pada keadaan. Ia masih memendam perasaan yang mengubahnya bersikap dingin dengan adiknya.

Jika dulu saat pulang sekolah, sang adik pasti menyambutnya di depan pintu dengan membawa sebuah mobil mobilan dengan antusias. Saat ini hanya kehampaan yang dirasakan Jehan saat pertama kali membuka pintu rumahnya. Kenangan itu masih tetap sama bagi Jehan, beda nya sekarang ia akan memilih untuk tidak disambut sama sekali. Jehan hanya ingin pulang dengan melepas rindu untuk Mama nya bukan untuk memendam emosi pada adiknya.

Jehan masuk ke dalam rumah dengan langkah sedikit canggung.

"Loh Mas Jehan? Kok tiba tiba pulang gak ngabarin Bibi dulu" sambut Bibi Minah seorang ART yang bekerja sudah cukup lama untuk keluarga Brataditya.

"Iya Bi. Mama ada di kamar kan Bi?" Tanya Jehan

"Kayaknya tadi udah ke atas Mas. Soalnya tadi habis ke taman belakang sama Sus Tika"

"Yaudah Bi, aku ke kamar Mama dulu"

"Oh iya Mas Jehan, Mas Nadi kayaknya juga belum bangun. Biar Bibi bangunin supaya tau kalo Mas Jehan pulang" ujar Bibi Minah

"Eh, gak usah Bi. Biarin dia tidur aja" jawab Jehan

"Oh gitu, ya udah Bibi siapin sarapan aja ya buat Mas Jehan"

"Iya Bi, makasih ya"

Jehan langsung menuju ke kamar Mama nya di lantai dua. Sesampainya di depan kamar Mama nya, Jehan merasa ragu untuk membuka pintu kamar Mama nya. Ada perasaan bersalah karena telah meninggalkan Mama nya selama ini walaupun kadang ia masih tetap berkomunikasi melalui pesan suara.

Setelah memantapakan diri, Jehan akhirnya membuka pintu kamar Mama nya.

"Mas Jehan?" suara terkejut Suster Tika
yang sedang membantu Mama Sinta memposisikan diri bersandar pada headboard tempat tidur.

Mama Sinta yang mendengar nama anaknya menoleh ke arah pemilik nama itu.

"Jehan....Jehan..." ucap lirih Mama Sinta menatap anak laki lakinya yang lama tak pulang itu.

"Ma...." Jehan yang masih belum beranjak dari tempatnya menatap dalam pada sang Mama.

Mama Sinta merentangkan tangannya dengan pelan demi menyambut putranya. Seakan menawarkan sebuah kehangatan pada sebuah pelukan yang lama sudah dirindukan.

Jehan mendekat untuk menyambut pelukan sang Mama yang masih berada di atas tempat tidurnya.

"Ma.. maafin Jehan" ucap Jehan pelan sambil mendekap Mama nya.

"Jehan..." balas Mama Sinta lirih yang hanya mampu menyembutkan nama putranya.

Isakan mulai terdengar oleh telinga Jehan. Tangisan Mama nya membuat hati Jehan merasa sesak. Mama nya pasti sudah merindukannya. Jehan pun mendekap lebih dekat sang Mama. Jehan melepas segala kerinduannya dengan Mama nya melalui pelukan hangat.

Jehan melepaskan pelukan Mama nya beberapa saat kemudian. Jehan duduk di kursi yang ada di samping tempat tidur Mama nya.

"Mas, saya keluar dulu ya. Nanti kalo butuh apa apa panggil aja" ujar Suster Tika yang memberikan waktu berdua antara ibu dan anak itu.

Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]Where stories live. Discover now