Part 20 Kamera dan Perasaan yang sama

173 24 0
                                    

Hari ini weekend yang seharusnya Melody mendapatkan jatah untuk libur dari pekerjaannya. Namun, karena florist sedang ada pesanan bucket bunga yang harus segera selesai, maka Melody harus rela meluangkan waktunya untuk bekerja. Memang tidak sekali ini saja, sudah beberapa kali Melody harus merelakan waktu weekend nya untuk bekerja.

Ya, bagaimana lagi, pekerjaan ini sangat penting untuk Melody. Sudah hampir 3 bulan Melody bekerja di florist dan mendapatkan gaji yang menurut Melody lumayan, ditambah lagi ongkos lembur dan ongkos masuk weekend seperti ini. Melody harus tetap mensyukurinya. Setidaknya, gaji nya ini dapat sedikit keperluan Melody dan ia tidak lagi bergantung pada Ibu dan Kakaknya.

Melody telah bersiap untuk berangkat bekerja, saat keluar dari kamar ia mendapati Kakak nya yang sedang tampak gelisah sambil mencoba menelpon seseorang. Di ruang tamu juga ada Ibu yang sepertinya sedang menenangkan Kakaknya itu.

"Ada apa Kak?"

"Kakakmu lagi coba telfon Om Gunawan Mel"

"Loh bukannya waktu itu Om Gunawan udah ngabarin ya Bu? Katanya berkasnya udah di serahin ke Polres kita tinggal nunggu aja?" Tanya Melody

"Duh Mel, Kakak baru dapet kabar kalo Om Gunawan itu pernah nipu temen Kakak. Dan katanya udah minta uang kayak kemarin itu dan dia pergi gitu aja.."

"Hah? Yang bener kak?" kejut Melody

"Iya Mel, temen Kakak yang jadi korbannya. Dia udah laporin Om Gunawan ke polisi tapi belum ditindak juga. Temen Kakak ngira kalo Om Gunawan juga sekokol sama polisi.."

"Udah udah, anggep aja ini musibah bagi kita kalo semisal ini semua benar" ucap Ibu yang mencoba menengahi pembicaraan Melody dan Aya.

"Tapi Bu, kita udah susah payah dapetin uang itu. Bahkan sampe Melody kerja tambahan dan pinjem ke Geya. Aku tetep gak terima Bu.." jawab Aya yang masih dalam emosinya

Melody menunduk, ada rasa penyesalan yang ia rasakan. Melody yang merasa bersalah dulu dengan gampangnya terbujuk dengan tawaran Om Gunawan.

"..maafin aku ya Bu, Kak.. ini salah Melody. Waktu itu kalo Mel gak nerima tawaran Om Gunawan gitu aja pasti gak akan terjadi" ujar Melody lirih

Ibu yang tadi duduk di samping Aya, langsung berdiri dan mendekati Melody.

Ibu memeluk Melody.

"Gak papa Mel, udah Ibu bilang kan ini musibah bagi kita. Gak usah ngerasa bersalah ya, Ibu sama Kakakmu gak akan menyalahkan kamu"

Ibu melepas pelukannya

"Udah jangan sedih, kalo emang uang itu gak bisa kembali ya udah ikhlasin, nanti pasti ada jalan buat kita bisa lunasin semua utangnya.." lanjutnya

"Maaf Mel, Kakak bukannya nyalahin kamu, tapi Kakak cuma pengen Om Gunawan tanggungjawab aja sama omongannya.." sambung Aya

Setelah percakapan pagi itu, akhirnya Melody, Ibu dan Aya sepakat untuk mengikhlaskan kejadian itu apabila Om Gunawan memang benar benar menipu mereka.

"Kamu mau pergi Mel?" Tanya Aya

"Aku mau kerja Kak"

"ini weekend kan Mel? Kok masih kerja?" sambung Ibu

"Iya Bu, ada pesenan bucket banyak yang harus selesai besok pagi. Ya jadinya disuruh masuk.."

"Ya udah hati hati nanti.." balas Ibu

"Emm, oh iya Bu, nanti kayaknya Mel pulang sorean gak papa ya? Soalnya Mel janjian sama temen Mel.."

"Mau kemana ?"

"Paling cuma di taman dekat alun alun kota kok Bu.."

Aya mencoba menggoda sang adik "ehm sama cewek apa cowok tuh?"

Melody untuk Nadi [Jaeminju Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang