Curahan Hati Dewi Athena

949 73 10
                                    


"Patung yang indah"

"Aku tersanjung atas pujianmu manusia" Naruto reflek membalikkan badannya. Disana ia bisa melihat seorang perempuan dewasa yang berumur sekitar 25 tahun bersurai ungu dengan mata berwarna biru pucat menatapnya dengan senyum teduh. Pancaran energi seorang Dewi! Tidak salah lagi itu adalah dia.

"Dewi Athena!"
.
.
.

Chapter 5

Naruto termangu melihat wani- ralat, Dewi yang sangat cantik didepannya. Dirinya juga manusia biasa yang bisa terkagum dengan pesona seorang Dewi. Akan tetapi ia langsung mengenyahkan pikirannya itu dan menatap awas terhadap Athena.

Sementara itu Dewi Athena merasa terhibur dengan manusia didepannya yang bisa langsung menguasai dirinya setelah melihat pesona seorang Dewi.

'Sudah kuduga dia manusia yang menarik'

"Ada apa gerangan sampai seorang Dewi seperti anda menemui langsung manusia biasa seperti saya?" Naruto mencoba berbicara sopan agar Dewi didepannya tidak tersinggung.

'Ternyata kau bisa berbicara sopan juga nak'

'Diam kau bola bulu!'

Athena berjalan melewati Naruto dan memberi isyarat agar ia mengikutinya. Sadar bahwa Dewi Athena memberikan respon positif, ia langsung mengikuti langkahnya. Ternyata masih ada jalan di balik patung tadi, ia memang belum sempat memperhatikannya tadi karena terfokus pada interior ruangan utama patung Athena.

Mereka berdua berjalan dalam keheningan. Sebenarnya Naruto ingin membuka pembicaraan agar suasananya tidak canggung namun Kurama menyarankan agar dirinya untuk diam saja dan mengikuti Athena.

Akhirnya setelah berjalan beberapa menit, mereka tiba di belakang kuil. Astaga! Pemandangan disini sangat indah bahkan jauh lebih indah dari pemandangan Konoha yang dilihat dari atas patung Hokage. Gunung-gunung sangat terlihat jelas ditambah lagi hutan pinus beserta aliran air sungai yang juga dapat terdengar dari situ. Jangan lupakan sunset didepan sana karena jam sudah menunjukkan pukul 18.00 yang artinya sudah saatnya bulan melakukan tugasnya menggantikan matahari.

"Duduklah disini" Dewi Athena duduk di sebuah bangku kayu yang tersedia di belakang kuil. Menepuk bangku disebelahnya agar Naruto duduk disana. Tanpa menunggu perintah dua kali, ia langsung duduk disebelah sang Dewi.

Mereka berdua duduk dalam diam. Lagi dan lagi Naruto sangat jengah dengan situasi ini. Ia memiliki sangat banyak pertanyaan disini! Bagaimana bisa Dewi ini menunjukkan dirinya langsung? Apa ia mengetahui kalau dia bukan manusia biasa? Ia tentu saja bisa mengalahkannya tapi itu akan membawanya kepada situasi rumit lainnya kedepannya. Namun saat dirinya sedang berdebat dengan pikirannya, Athena memecahkan keheningan diantara mereka.

"Pemandangan yang indah bukan?" Dewi Athena memandang pemandangan di depannya dengan senyum tipis. Tunggu! Ada apa dengan pancaran matanya itu? Seperti menanggung masalah yang sangat berat.

'Kurama aku pinjam kekuatanmu' Bodoh amat kalau Dewi ini akan mengetahui kekuatannya. Toh dengan menunjukkan dirinya langsung dihadapan Naruto merupakan kode keras kalau Dewi ini tahu dia bukan manusia biasa.

'Gunakan saja sesukamu'

Naruto memusatkan pikirannya untuk menggunakan salah satu kemampuan Kurama, merasakan emosi. Kemampuan ini dulu juga pernah ia gunakan selama Perang Dunia Shinobi ketika Zetsu putih memporak-porandakan aliansi dengan kemampuan meniru wujudnya yang sempurna. Ia dapat merasakan emosi dan niat jahat dari Zetsu putih yang menyamar sehingga ia bisa membunuh mereka tanpa harus khawatir salah bunuh orang.

'Sudah kuduga dia sedang depresi' Naruto dapat merasakan Dewi didepannya sedang memiliki pikiran yang sangat kacau. Ahhhh dia tidak ingin ikut campur! Tapi sifatnya yang naif masih sangat melekat di dirinya dan ia tidak bisa membiarkan Dewi ini. Ia bahkan memperkirakan jika terus dibiarkan, Dewi perang didepannya bisa gila.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now