Dewi Artemis

799 85 20
                                    


"Baiklah untuk saat ini kita kembali ke dunia manusia" Naruto kemudian melakukan Hiraishin kembali ke apartemennya yang berada didunia manusia. Kini ia sudah bebas menjelajahi 2 dunia karena sudah menandainya dengan segel Hiraishin. Untuk saat ini ia akan merahasiakan pertemuannya dengan Medusa kepada Dewi Athena. Biarlah ini akan menjadi kejutan bagi sang Dewi nanti dari dirinya.

.
.
.
.
.

Pagi yang cerah menyinari kota Kuoh ditambah suara cicitan burung dengan angin sepoi-sepoi menambah kesan yang baik untuk memulai hari. Tampak para warga kota Kuoh yang sudah terlihat berlalu lalang menuju tujuannya masing-masing. Hari ini adalah hari senin dan sudah pasti akan menjadi hari yang sibuk dikota manapun termasuk Kuoh.

Seperti sang mantan pahlawan perang besar ninja ke empat yang terlihat sedang makan dengan hikmat di meja apartemennya. Ia saat ini memakan beberapa Onigiri dengan isian salmon yang dibeli tidak jauh dari tempatnya tinggal. Ramen? Sepertinya saat ini tidak karena ia lelah mendengar omelan rubah didalam dirinya. Uuuhhhh entah kenapa rubah ini sangat cerewet pada kesehatan makanannya. Padahal itu percuma saja karena adanya rubah itu dalam dirinya, bahkan ia tidak bisa merasakan apa itu namanya mabuk karena cakra Kurama akan langsung menetralisirnya.

"Baiklah saatnya pergi kesekolah" Naruto kemudian berdiri dari duduknya dan membuang sampah plastik dari makanannya. Berjalan kearah pintu apartemen dan memakai sepatunya untuk berangkat ke sekolah.

'Apa kau masih belum sadar?' Suara Kurama yang tiba-tiba terdengar di pikirannya membuatnya berhenti untuk memakai sepatu sekolahnya. Naruto memutar bola matanya malas. Apa rubah ini tidak bisa langsung to the point saja? Ia terlalu malas meladeni teka-teki di pagi hari yang cerah ini.

'Ada apa Kurama? Kalau bukan hal yang penting sebaiknya nanti saja' Naruto dapat merasakan kalau Kurama saat ini mendengus kesal di alam bawah sadarnya.

'Kau mau bunuh diri kesekolahmu dengan aura iblis itu? Kau tau sendiri aura iblis yang kau curi bersifat permanen selama seminggu dan tidak bisa dilepas' Naruto menganga mendengar perkataan sahabat rubahnya. Astaga kenapa ia bisa melupakan hal sepenting itu! Naruto menepuk jidatnya mengingat kecerobohannya. Tentu saja jika ia pergi ke sekolahnya sekarang dengan aura iblis maka tentu akan menggemparkan OSIS dan Klub Penelitian Ilmu Gaib dan berakhir dirinya dicecar dengan berbagai pertanyaan.

'Kenapa kau tidak ingatkan dari kemarin? Aku kan hanya tinggal membuat surat ijin dan aku bisa menikmati pagi ini lebih hikmat' Naruto memanyunkan bibirnya terhadap sikap Kurama yang hanya diam saja.

'Aku kira kau ingat' Jawaban singkat padat dan jelas dari Kurama membuat Naruto menggerutu. Yahhh setidaknya ini jauh lebih baik, bayangkan jika ia diingatkan pada saat sudah di sekolah? Behhh ia tidak tau akan seberantakan apa jadinya.

'Jadi kita kemana? Untuk urusan sekolah nanti bisa dititip kalau aku sedang sakit kepada Sena-san yang tinggal disebelah' Sebenarnya yang tinggal di apartemen ini ada juga yang satu sekolah dengannya. Sena adalah salah satu murid Kuoh akademi yang berbeda kelas dengannya. Sena adalah murid yang berasal dari Kyoto yang juga mendapatkan beasiswa disini.

'Pikirkan sendiri, aku mau tidur' Kurama langsung menutup percakapan secara sepihak dan membenamkan kepalanya diantara tangannya untuk tidur.

"Dasar tukang tidur"

Naruto mengembalikan sepatunya dan berjalan kembali kearah meja makan. Ia harus memikirkan apa yang ia lakukan berikutnya. Untuk saat ini sudah sangat jelas ia tidak mungkin berkeliaran secara bebas karena aura iblis yang dicurinya masih menempel padanya sepekan ini. Ke kuil Athena? Sebaiknya untuk saat ini ia harus menunda itu, ia ingin memberikan kejutan kepadanya.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now