Lantas, kenapa harus aku?

856 86 50
                                    

Jujur saja, baru kali ini ia berhadapan dengan manusia yang memiliki kemampuan seunik ini. Setahu dia selama hidup ribuan tahun lamanya, hanya ada satu orang yang memiliki kemampuan seperti itu, sang dewa tipu muslihat Loki. Atau manusia itu memiliki sacred gear? Tidak, tidak mungkin! Ia tahu betul kalau tidak ada sacred gear yang memiliki kemampuan merampas mahluk lain.

"Kita lihat siapa yang menjadi pemburu dan buruan manusia!" Mata Sirzech menggelap dan aura iblis menguar kuat dari tubuhnya.

.
.
.
.
.

Chapter 12

Tidak terasa seminggu telah terlewati dan akhirnya Naruto harus kembali ke rutinitas awalnya. Pagi hari ia sekolah sampai dengan sore yang diakhiri dengan memburu iblis liar pada malam hari. Sebenarnya untuk memburu iblis liar hanyalah sebagai objek latihan yang ia lakukan agar kemampuan ninjanya tidak luntur. Setidaknya latihannya juga berguna kepada sesama manusia supaya mereka tidak dimakan oleh para iblis liar. Tidak ada lagi aura iblis yang menempel di dirinya setelah ia curi seminggu yang lalu.

Saat ini Naruto sudah berada di kelasnya dengan novel yang ia beli kemarin. Entah kenapa semenjak didunia ini ia sangat suka membaca novel, berbanding terbalik dengan dirinya saat di dunia shinobi. 'Kimi no Nawa' entah kenapa saat membaca judul novel itu ia merasa pernah mendengarnya.

"Buku itu sudah dijadikan film. Sepertinya jauh lebih efektif jika kau menonton filmnya langsung" Suara seseorang yang terlihat seperti mengomentari buku yang ia baca membuatnya reflek melihat orang tersebut.

"Kaichou? Aaah aku hanya lebih suka membaca buku daripada menonton. Lagipula kebanyakan versi buku jauh lebih lengkap daripada filmnya" Naruto tersenyum datar melihat iblis didepannya. Uuugghhh ia sangat tidak ingin diganggu jika sedang membaca buku, tetapi melihat iblis didepannya merupakan orang berpengaruh disekolah ini membuatnya harus menahan sikap. Dia tidak pernah suka berdekatan dengan mereka kaum iblis.

"Ada perlu apa Kaichou menemuiku? Tidak mungkin hanya menyapa murid biasa sepertiku kan?" Sona memerah tipis mendengar itu. Sejujurnya ia sangat khawatir mendengar orang yang ia sukai sakit, bahkan ia sempat ingin menjenguknya. Akan tetapi egonya terlalu tinggi akan itu sehingga hanya berujung wacana untuk menjenguk orang yang disukainya.

"Aku hanya ingin memastikan kalau kau sudah sembuh dari penyakitmu Naruto-kun. Sepertinya sakitmu lumayan parah sehingga kau tidak bisa masuk sekolah selama seminggu" Naruto mengangukkan kepalanya.

"Sejujurnya aku memiliki riwayat penyakit kanker, itu membuatku harus melakukan check-up rutin ke Amerika setiap tahun" Sona menganguk paham akan penjelasan Naruto.

Sebenarnya Naruto tidak memiliki riwayat penyakit apapun, meskipun ada maka rubah yang mendiami tubuhnya pasti akan langsung menyembuhkannya. Yahhhh contoh mudahnya ia tidak bisa mabuk meskipun ia meminum bir sebanyak 5 gelas besar. Chakra dari Kurama akan langsung otomatis aktif dan menyembuhkan dirinya. Itu jugalah yang membuatnya tidak bisa terkena genjutsu setelah memiliki hubungan dekat dengan Kurama. Selain itu, maksud Naruto dari kanker bukanlah penyakit yang ada dipikiran orang pada umumnya, melainkan istilah ngetren dari suatu negara, 'kantong kering'.

"Semoga kau bisa cepat sembuh Naruto-kun" Naruto menganguk dan tersenyum tipis kepadanya. Setidaknya ia harus menghargai kekhawatirannya meskipun pada nyatanya ia tidak perlu. Akan tetapi senyum tipis Naruto membuat rona merah tipis kembali hinggap di pipi putih Sona.

Kring kring

"A-ahh suara bel sudah berbunyi. Sepertinya aku harus kembali ke kelasku Naruto-kun. Jaga kesehatanmu" Sona langsung pergi meninggalkan Naruto yang hanya mengangukkan kepalanya. Hubungan mereka harus tetap baik namun tidak dekat, setidaknya image dirinya dihadapan mereka para iblis tidak boleh buruk. Tidak, bukan karena Naruto terhadap kuantitas mereka, namun lebih ke arah membuat citra dirinya dipublik tidak buruk. Sudah cukup masa kecilnya dibenci sewaktu didunia ninja, ia hanya ingin menikmati masa-masa sekolahnya.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now