Pertarungan Part 2

970 92 53
                                    

Pukkk

Medusa merasakan ada yang menepuk rambut ularnya dan melihat pelakunya adalah bhunsin Naruto. Ia tersenyum menenangkan, bahkan ular yang ada di rambut Medusa juga berhenti mendesis dan memejamkan matanya merasakan kenyamanan dengan perlakuan tersebut.

"Percayalah padanya. Hanya itu yang bisa kau lakukan sekarang" Medusa secara tidak sadar mengangukkan kepalanya. Benar, yang harus ia lakukan sekarang adalah percaya. Ia memang boleh khawatir, namun harus tetap percaya padanya. Ia sudah berjanji akan menemaninya menjalani hari seperti yang biasa mereka lakukan.

"Kembalilah dengan selamat Naru"

.
.
.
.
.
.

Chapter 18

Blarr!

Dentuman angin yang kuat mengenai area pertempuran Naruto melawan tiga Maou, itu bukan dari mereka melainkan dari tempat lain. Sepertinya ada seseorang yang sedang melakukan pertempuran habis-habisan.

"Jadi kau menggunakannya ya Vali?" Naruto bergumam merasakan aura kekuatan Vali yang meningkat berkali-kali lipat. Ia tahu apa yang sedang dilakukan pemegang Vanishing Dragon, dan itu adalah hal yang wajar karena lawannya salah satu dari Maou.

Namun para Maou tidak memperdulikan dentuman angin yang kencang tadi, mereka percaya kalau Seraffal dapat mengalahkan pemegang sacred gear loginus itu. Yang harus mereka pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya mengalahkan manusia yang ada didepan mereka.

"Kau punya rencana Ajuka?" Yang ditanya menggelengkan kepalanya. Buntu. Kekuatan manusia didepannya belum pernah ia jumpai selama dia hidup. Bayangkan, baru kali ini ia menemukan tehnik yang tidak dapat ia tiru selain Power of Destruction milik clan bael.

"Bisa disimpulkan dia setara atau lebih kuat darimu Sirzech, tehnik yang tidak bisa aku tiru itu mirip dengan milikmu" Sirzech mengangukkan kepalanya. Itu benar.

"Ditambah tehnik ilusinya yang bahkan membuat kita tidak sadar sama sekali. Ini sangat merepotkan" Falbium berdecak kesal. Dia memang kurang menyukai tehnik ilusi.

"Sudah selesai diskusinya?" Mereka bertiga memasang posisi awas. Dilihat dari mana pun, raut wajah lawan mereka saat ini sudah berubah total. Tidak ada lagi senyum mengejek disana, paras itu sudah berganti menjadi wajah dingin dan tatapan mata membunuh.

"Aku akan membuat kalian benar-benar membayarnya" Naruto mengeluarkan kusanagi yang tersemat di pinggangnya. Dia benar-benar serius sekarang.

"Gunakan semua kekuatan kalian, atau tempat ini akan menjadi kuburan kalian" Naruto melempar kunai Hiraishin ke arah Falbium. Melihat sebuah pisau mirip milik para ninja datang kearahnya, membuatnya langsung menggeser kepala untuk menghindar. Tentu saja ia bisa menghindarinya dengan mudah, itu hanya serangan biasa baginya.

"Kau meminta kami mengeluarkan semua kekuatan kami, tapi kau hanya mele-"

Sring!

Naruto berpindah tepat dibelakang Falbium yang masih tidak menyadari teleportasinya. Dengan wajah dingin ia mengayunkan pedangnya.

Crashhh!

"Aaaarrrrghhh!" Falbium berteriak kesakitan dan memegang bahu kanannya. Tangan kanannya telah terlepas dari tempatnya. Bagaimana bisa? Ia sangat yakin kalau manusia tadi masih berdiri diatas pohon tempat ia memberikan ilusi tadinya.

"Teruslah berbicara sampai kematian datang menghampirimu"

Sirzech segera melempar Power of Destruction ke tempat Naruto berdiri. Tapi Naruto sudah menghilang dari sana menggunakan tehnik Hiraishin miliknya dan muncul dipohon yang tadi menjadi tempatnya duduk.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now