End of Arc Medusa

1.6K 105 95
                                    

Apa yang ia lakukan sekarang? Percaya. Tidak lebih dan tidak kurang. Jika Naruto bisa mempercayainya selama ini, kenapa ia tidak melakukan hal yang sama? Medusa tersenyum ketika merasakan perasaan gundah dihatinya sirna, digantikan dengan kepercayaan akan orang yang ia cintai.

Plukk

Plukk

Medusa mengernyitkan dahinya melihat beberapa sisik ditangannya yang terlepas. Tidak hanya sisiknya, bahkan beberapa ular dikepalanya terlepas dan menghilang menjadi debu hitam yang tertiup angin. Tunggu, apa yang terjadi?

.
.
.
.
.

Chapter 19

'Vali, tinggalkan dulu kebiasaan burukmu yang suka memperlama pertarungan. Bunuh naga itu dan cari jalan keluar!' Vali menjawab ucapan Albion dengan mengumpulkan bola energi di mulutnya. Tehnik khas dari para naga.

Dragon Shoot!

Serangan bola laser berwarna biru keputihan telah Vali tembakkan kearah naga buatan Seraffal. Tak tinggal diam, ia segera membuat lingkaran sihir pertahanan untuk menahan serangan Vali.

Blarrr!

Kepulan asap menutupi area pertempuran, sehingga Seraffal tidak bisa melihat secara jelas apa yang terjadi. Vali memanfaatkan momentum tersebut untuk melesat menuju naga buatan Seraffal dengan melayangkan tinjunya. Seakan-akan memiliki instingnya sendiri layaknya naga asli, naga es Seraffal segera mengibaskan sayapnya dan seketika seluruh arena pertarungan dapat terlihat. Melihat tinju yang datang ke arahnya membuatnya langsung melayangkan tinju yang sama, mengajak untuk beradu kekuatan.

Bumm!

Getaran akibat kuatnya pukulan tersebut menyebabkan tanah disekitar mereka bergetar. Jangan remehkan ukuran mereka yang tidak terlalu besar, tapi lihatlah kekuatan mereka. Namun naga asli tetaplah menang, dibanding naga palsu, tidak lama kemudian tangan dari naga es Seraffal pecah.

Prang!

Tidak memberikan naga palsu waktu untuk bersiap, Vali segera melancarkan pukulan telak ke arah lawannya. Naga tersebut kemudian mundur setelah menerima pukulan telak di wajahnya.

Naga es Seraffal berdiri tegap memantapkan posisinya. Dirinya menggeram setelah tangannya putus dan menerima pukulan telak di wajahnya. Perlahan tangannya yang telah putus kembali utuh seolah-olah tidak pernah ada bekas luka disana.

"Dia bisa menyembuhkan diri sendiri?" Vali terkejut melihat naga yang ia lawan kembali sembuh seperti sedia kala. Astaga, kenapa harus ada kemampuan merepotkan seperti itu, dikala ia dikejar waktu?

"Biar aku jelaskan" Seraffal berbicara setelah melihat kebingungan dan keterkejutan Vali.

"Naga itu memang abadi kalau hidup di habitatnya" Hah? Vali semakin tidak mengerti. Sejak kapan hutan belantara menjadi habitat naga es?

"Sepertinya kau masih belum paham" Seraffal menghela nafas pelan.

"Kau ingat tehnik Celcius Cross Tiger yang kugunakan? Itu lebih dari cukup membuatnya merasa tinggal di habitatnya sendiri" Vali menggeram kesal. Bagus! Waktu yang terbatas dan naga yang bisa beregenerasi seperti klan phenex.

Ayo Vali, berpikirlah! Ia sudah tahu kalau kelemahan dari tehnik mematikan Seraffal adalah penggunanya sendiri. Tapi bagaimana ia bisa menyerang Seraffal, kalau dihalangi naga menyebalkan itu?

Deg!

"Sebenarnya ini jutsu sederhana Vali. Aku lebih menyarankanmu menggunakannya saat kau berbentuk manusia, bukan dengan bentuk nagamu. Kau belum terbiasa dengan chakra yang aku masukkan dalam tubuhmu. Bahkan saat aku menggunakan bentuk raksasaku, aku belum pernah membuatnya lebih dari tiga" Vali teringat dengan perkataan Naruto saat melatihnya setelah dirinya menjadi manusia seutuhnya.

A Devotion for The Cursed MaidenWhere stories live. Discover now