11. Pelangi Sementara

538 38 5
                                    

“Lintang, saya pergi dulu, terimakasih atas makanan-nya,” ucap Bayu saat merasa suasana semakin lama semakin canggung.

“Tapi, Pak. Ini makanan-nya belum habis,” kata Lintang mencegah. 

“Kamu habiskan saja sama Pak Davit. Saya permisi,” kata Bayu yang segera ngacir begitu saja. Bayu tidak enak hati melihat Davit yang tengah memaksa Lintang duduk di pangkuan dan membuat Lintang dalam situasi awkward. Bayu juga ngeri melihat tingkah Davit yang sangat absurd dalam memperlakukan istri kontraknya. 

Bayu benar-benar pergi dan membanting pintu dengan pelan, sedangkan Davit tersenyum penuh kemenangan. Di senyum Davit seolah mendeklarasikan bahwa Lintang adalah miliknya. 

“Aww … Lintang minggir!” ucap Davit mendorong tubuh Lintang tiba-tiba. 

Namun Lintang menahan tubuhnya tetap di pangkuan Davit, “Kenapa? Tadi nyuruh saya duduk di sini, sekarang malah nyuruh saya minggir. Nih rasain biar penyet sekalian,” ucap Lintang bangkit sebentar dari duduknya lalu duduk kembali dengan kencang membuat Davit mengaduh.
 
“Aduh … Lintang … minggir!” ringis Davit yang menahan sakit. Ibaratnya syaraf tegang lalu dipijat dengan paksa sudah pasti rasanya sangat sakit. Seperti itu lah belalai keturunan kakek moyang yang dimiliki Davit. Saat tegang-tegangnya, Lintang malah menyakitinya. 

“Syukurin, sakit kan paha-nya? Nih rasain!” Lintang terus bangkit lalu mendudukkan dirinya dengan kencang di pangkuan Davit membuat Davit mengaduh kesakitan berkali-kali. Yang Lintang pikir paaha Davit yang sakit, tapi kenyataannya yang sakit adalah pusat inti pria itu. Karena kesal, Davit mendorong tubuh Lintang hingga Lintang benar-benar menjauh dari pangkuannya. 

Dengan susah payah Davit bangkit berdiri, tubuh bagian bawahnya sangat sakit karena ulah Lintang. Sudah tadi ia menahan hasratnya saat Lintang duduk di pangkuannya, dan setelah membangkitkan hasratnya, Lintang malah menyakitinya. Kalau punya istri tidak peka memang sangat menyebalkan. 


“Pak, Pak Davit kenapa? Pak Davit beneran sakit?” tanya Lintang saat melihat wajah Davit terus menunjukkan kesakitan. Davit menggelengkan kepalanya, pria itu memegangi pinggangnya dan berjalan tertatih-tatih menuju kamar mandi. Lintang menyusulnya. 

“Pak, Pak Davit. Pak Davit bukannya masih berumur tiga puluh tahun, ya? Kenapa Pak Davit bisa encok begini? Pak Davit mau dibeliin racikan asam urat?” tanya Lintang bertubi-tubi. Lintang ingin memegang tangan Davit dan membantu Davit berjalan. Namun Davit menepis tangan Lintang. 

Davit ingin berteriak bahwa dia memegangi pinggang bukan karena dia sakit encok, tapi ia menahan sakit di area bawahnya. Tidak etis bila di depan perempuan Davit terus memegang burungnya, bisa-bisa Lintag mengira kalau burungnya akan terbang keluar sangkar. 

“Sudah, kamu kembali ke kamar saja. Jangan pedulikan saya,” ucap Davit. 

“Pak, tapi bapak kelihatan kesakitan. Bapak mau ke kamar mandi? Biar saya bantu,” kata Lintang. 

“Kamu tidak akan bisa bantu, yang ada kamu malah memperparah keadaan saya,” kesal Davit yang wajahnya sudah merah. Davit melangkahkan kakinya cepat dan masuk ke kamar mandi. Lintang ikutan masuk yang langsung ditatap tajam oleh Davit. 

“Kenapa kamu ikut masuk?” tanya Davit dengan sengak. 

“Kan, punya suami mulutnya sengak,” cicit Lintang. 

“Masih tidak keluar?” teriak Davit dengan kencang membuat Lintang tersentak. Buru-buru Lintang keluar dari kamar mandi dan menutup pintunya pelan. 

Lintang mendekatkan telinganya di kamar mandi, ingin tahu apa yang dilakukan Pak Davit. Sedangkan Davit yang berada di kamar mandi mengacak-acak rambutnya dengan gusar. Ia tidak ada niatan mencari masalah dengan memangku Lintang, tapi karena adanya Bayu membuatnya hilang kendali. Davit memukul-mukul kepalanya sendiri dan merutuki kebodohan-nya. Dan kini karena ia yang memancing hasratnya, ia sendiri yang kelimpungan. Menjomblo selama tiga puluh tahun tanpa pernah pacaran dengan siapapun membuat Davit tidak pernah melakukan yang iya-iya. Dan kini saat ia tengah berada di puncaknya, hanya ada Lintang yang statusnya istri kontrak. Jelas pernikahan mereka karena perjanjian hitam di atas putih yang berdasarkan hukum. Ia tidak bisa sembarangan menyentuh Lintang. Davit melihat bayangan di pintu yang seperti ada orang. 

Belah Duren Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang