13. CHAPTER 13

197 13 7
                                    


Hai,
Aku minta Maaf karena baru update &
Terima kasih untuk kalian yang masih setia nungguin cerita ini

Oiya, Kalau ada typo dan kesalahan penempatan tanda baca, kalian bisa langsung ingetin dikomentar
[terima kasih☘]

HAPPY READING

"Manusia selalu dihadapkan dengan banyak pilihan. Tapi mengapa Takdir tidak membiarkan manusia untuk memilih."

•••☘•••

"Hana berangkat dulu pah,"

cup

Sebelum hana berangkat sekolah ia tidak pernah lupa untuk mencium pipi sang papa. Tanda kasih sayang.

Hana langsung masuk kemobilnya diikuti Jacky dkk, menaiki motor di depan dan belakang mobil hana. Dan juga satu mobil hitam yang berisi lima bodyguard di belakang mereka yang ditugaskan oleh Opa Erlan untuk mengawal mereka sampai ke sekolah.

•••🌱•••


"Gays, sorry. Karena gue kelas kita harus ngundurin diri dari final kemaren," jelas Hana membuat langkah teman sekelasnya untuk pergi kekantin terhenti.

"Santai aja kali, Han. Lagian kita juga nggak permasalahin itu kok." Jelas Vania dengan ramah.

"Kan masih ada waktu lain kali. Kita ngerti kok," jelas Cika agar Hana tidak menyalahkan dirinya. Toh menang kalah juga usah biasa.

"Sekali lagi gue minta maaf semuanya,"

"Udahlah, nggak usah dipikirin. Santai aja, han. Yang harus kita pikirin sekarang itu...bagaimana caranya kita kebagian sobaknya bi jijah coyy!" Kata ketua kelas membuat yang lain menepuk dahi.

"WAAH IYAAA BISA BISA NGGAK KEBAGIAN GUE!!"

"Wah iya cuk, gue duluan dah."

"Siapa cepat dia dapat."

Sebagian dari mereka langsung lari keluar untuk ke kantin. memang, sobak nya bi jijah tiada tanding. sobak, you know sobak? kalau dibalik?

Saat sedang asik berjalan kekantin untuk beristirahat, Hana dan Zea dicegat oleh Avelin dan Luna.

"Apa?" Tanya Hana sambil bersedekap dada dihadapan avelin.

"belagu banget lo. Gue baru tau kalau ada anak angkat sebelagu elo," ujar Luna dengan wajah mengejek.

"maksut lo apa?!" Giliran Zea yang tidak terima karena seseorang mengejek sahabatnya.

"Well, luna bener, kan? dia emang anak yang diangkat dari panti asuhan. Jangankan asal usul, orang tua aja nggak jelas siapa." Jelas Avelin membuat Hana mengepalkan tangan disamping tubuhnya.

"LO-"

"Udah ze, stop." Ujar Hana menghentikan Zea yang hampir memukul avelin.

"Sebenernya gue nggak terima lo ngomong gitu, tapi sayangnya gue nggak bisa nyangkal karena itu emang bener." Jelas Hana membuat Avelin terkekeh merendahkan.

"Gue emang anak panti yang diangkat sama orang lain. Jangankan tau siapa orang tua gue, wajah mereka aja gue nggak inget-"

Hana menjeda kalimatnya lalu berjalan mendekati avelin.

"-tapi gue beruntung karena sekarang gue punya keluarga. Gue punya keluarga yang sayang sama gue, gue punya abang yang siap manjain gue kapanpun gue mau. gue punya sahabat sama temen temen yang tulus sama gue. Dan yang paling penting....orang tua angkat gue tajir. Gue bisa dapetin apa yang gue mau saat itu juga."

RAVANKGAS || [ON GOING]Where stories live. Discover now