17. CHAPTER 17

60 8 0
                                    


HAPPY READING🍁





Di sinilah Hana, ruang ganti. Setelah ini Hana ada pelajaran olahraga, jadi ia dan teman-temannya berganti kaos olahraga.

"Han," Panggilan seseorang menghentikan tangannya yang hendak membuka pintu loker kemudian ia berbalik ternyata itu cika dan temannya yang lain.

"Ya, kenapa?"

"Lo tau nggak soal Avelin yang dikeluarin dari sekolah?" Tanya Cika dengan kaos olahraga yang ada dipundaknya.

"Pasti karena masalah kemaren, ya nggak, sih? Yang sama lo," kini giliran Zea yang bertanya sambil duduk dikursi yang ada di ruang ganti.

"Kira-kira dia pindah ke sekolah mana ya?" Celetuk Rahel membuat yang lainnya menatapnya.

Hana terdiam sebentar, ia tau kalau Avelin dikeluarkan dari sekolah dan itu karena Alam. Tapi ia tidak tau Avelin pindah kemana atau mungkin dipindahkan?

"Gue tau kok, soal itu." Jawab Hana berbalik lalu membuka lokernya sambil terus berbicara.

"Kemaren bang Alam nemuin kepala sekolah terus minta Avelin dikeluarin dari sekolah. Sebenernya nggak harus segitunya, sih, tapi ya gue bisa apa sama keputusannya bang Alam." Lanjut Hana sambil mengambil kaos olahraganya dari loker miliknya.

"Malah bagus, dong! Jadi dia nggak ngusik hidup lo lagi, Han." Celetuk Zea.

Hana mengangguk setuju. "Eh, kalian ganti duluan sana, gantian sama yang lain." Kata Hana diangguki yang lain.

Sambil menunggu, Hana mengambil ponselnya lalu menelfon seseorang sambil duduk di kursi.

"Hallo bang,"

"Iya, kenapa? Ada masalah lagi, kamu nggak papa, kan?" tanya Alam dari seberang dengan suara khawatir.

"Hana nggak papa, Bang. Hana cuma pengen nanya sesuatu sama Bang Alam,"

"Nanya apa? Penting banget, ya?"

"Enggak juga, sih. Ini soal, Avelin..."

Hana tidak mendengar suara alam jadi ia langsung melanjutkan ucapannya.

"Avelin...dia abang yang ngeluarin dari sekolah?"

"Bukan abang, sih, Han. Tapi kepala sekolah."

Bener juga sih, tapi

"Ih abang! Hana lagi nggak bercanda!"

"Hhh iya, abang yang nyuruh kepala sekolah untuk ngeluarin dia,"

"Terus dia sekolah di mana sekarang?" tanya Hana karena sejujurnya dia merasa kepo.

"Dia satu sekolah sama Axel sekarang,"

"Apa?! Kok bisa?" Kaget Hana terheran heran.

"Ya mana abang tau. Axel yang bilang kemarin,"

Hana terdiam mendengar nama Axel dari Alam.

"Ooh gitu ya, yaudah deh, Bang. Makasih." Tanpa mendengar jawaban dari Alam, Hana langsung memutus panggilan sepihak.

"Kok bisa dia sekolah disitu? Apa nggak bahaya ta. Di sana ada bang Axel loh, gue nggak yakin kalau bang axel nggak akan ngelakuin apa-apa ke Ave." Monolog Hana memikirkan sesuatu yang emm..

"Apa nanti pada akhirnya kayak yang di novel-novel, ya? Si cewek dibully terus terusan sama si cowok tapi akhirnya si cowok malah luluh dan jatuh cinta sama si cewek, waaah gila nggak tuh?" lanjutnya bermonolog lagi.

RAVANKGAS || [ON GOING]Where stories live. Discover now