19.

4.7K 544 47
                                    

Pengen marah tapi gimana ya, aku lihat lihat banyak yang baca cerita aku, ada 400 lebih orang yang baca, yang aneh nya kenapa kalian malas banget tekan vote hah!!.
Kalo malas ketik komen, tekan vote, noh tekan bintang ape susahnya hah!, Berat banget tu jari esmosi gua.

Au ahh terang.

Lanjut cerita..

" Lili, i - itu tidak di anjurkan baby, cari yang lain aja ya, kalo tidur itu udah kewajiban kita biar nanti saat nikah udah terbiasa tidur bersama.."
Panik jennie yang jelas jelas tidak bisa pisah ranjang dari lisa apa lagi 1 minggu kangen berat dia yang ada.

" Nggak, ini hukuman terbaik, nini tahu? Nini tuh aneh, kan lili udah pernah bilang nini boleh bergaul boleh ngapain aja tapi jangan melakukan hal hal terlarang seperti meminum wine di usia masih di bawah umur, munjur nini bisa pulang, kalo tadi tertabrak gimana?."
Lisa menatap mata jennie yang terus mengeluarkan air mata dengan tatapan tajamnya.

" Lili, hiks...nini nggak mau, cari yang lain aja ya, hiks.."
Tangis jennie sembari memeluk tubuh kekar lisa, ia menyembunyikan wajah nya di dada bidang lisa, membuat baju kaos lisa basah oleh ari matanya.

" Nggak!."
Tegas lisa.
Yang langsung melepaskan pelukan jennie dengan mudah, walaupun jennie menguatkan tangannya untuk memeluk lisa ujung ujungnya dia akan kalah dengan fisik jika di bandingkan dengan lisa.

" Lili, maafin nini hiks.."
Tangis jennie sembari menggeleng geleng kan kepalanya pertanda tidak mau tidur pisah dengan lisa.
Lisa tak menggubris nya, lisa pergi begitu saja ke kamarnya dengan berlari karena jennie mengejarnya tiba tiba.

" LILI!!."
Teriak jennie mengejar lisa.

" Ya ampun drama apa lagi si anak itik dan kucing oren itu.."
Pusing jisoo yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Brakk.

Tok..tok.. tok..

" LILI!!, BUKA PINTUNYA BABY!!."
Teriak jennie dari luar namun di hiraukan oleh lisa.

" BABYY!!!.."
Teriak jennie dan lagi lagi tak di gubris oleh lisa.

Lisa berjalan ke arah kasurnya merebahkan tubuh yang terasa letih tiba tiba kamarnya terbuka begitu saja, ohh ya jennie memegang kunci candangan kamar.

GEDUBRAK.

" Lili, hiks.."
Panggil jennie lirih sedangkan lisa langsung menelungkup kan tubuhnya, ia menyembunyikan wajah nya di bantal.

" Lili, hiks, nini minta maaf, nggak akan mengulangi nya lagi lili, hiks.."
Lirih jennie yang tak di gubris lisa.
Jennie berjalan ke arah kasur lisa dan ikut menelungkup kan tubuhnya di atas punggung lisa.

" Lili,hiks.. jangan diemin nini, huaaaaa.."
Tangis jennie semakin kencang membuat telinga lisa terasa tuli.

" Awas awas..."
Lisa langsung memiringkan tubuhnya yang secara otomatis jennie terjatuh dari punggung lisa, untung nggak jatuh ke bawah kasur.

" Lili mau kemana?, Hiks.."
Jennie hanya melihat lisa yang sudah beranjak dari kasur berjalan ke arah sofa.

" Aku tidur di sini, kamu tidur di kasur, jangan mendekat, kamu bukan nini yang aku kenal, karena nini nggak akan melakukan hal hal di luar batas seperti kamu!."
Tegas lisa membuat jennie memanyunkan bibir nya.

Lisa mengambil bantal dan selimut di lemari kemudian membaringkan tubuhnya di sofa menghadap headboard sofa membelakangi jennie.
Jennie terus melihat punggung lebar dan kekar milik lisa hingga tak terasa sudah 1 jam ia menatap punggung lebar itu.

Jennie beranjak dari kasur menutup dan mengunci kamar lisa kemudian berjalan ke arah sofa tempat lisa tidur, jennie tersenyum melihat lisa yang tidur menyamping sembari menganga.
Jennie naik ke atas sofa dengan hati hati ia memasukkan tubuh kecil nya di antara headboard sofa dan tubuh lisa.
Jennie mengambil tangan lisa sebagai bantal tidurnya menyelimuti tubuhnya dan tubuh lisa kemudian membenamkan wajahnya di dada bidang lisa sembari memeluk erat tubuh kekar tersebut.
Jennie pun akhirnya tertidur karena nyaman berada di dalam pelukan lisa.

Possessive, Obsession, Psychopath. (END)Where stories live. Discover now