Dunia Konosuba

338 26 3
                                    

Pagi hari yang cerah dengan angin yang sangat sejuk, berbeda sekali dengan suasana dunia-dunia sebelumnya. Terdapat rumah yang sangat sederhana, rumah itu ditinggali oleh dua orang

Tidak lain itu adalah Tsukasa dengan Mio. Tsukasa sedang menyiapkan makanan sedangkan Mio hanya menunggu makanan itu jadi

Setelah beberapa saat, makanan itu pun jadi, lalu diletakkan lah makanan itu di meja makan. Karena Mio sudah tidak sabar ingin menyantap makanan itu, Mio langsung mengambil lauk satu satu, dengan nasi yang dia comot satu mangkuk

"Hei Mio, makan nya pelan-pelan, nanti tersedak loh" Ucap Tsukasa yang duduk di depan Mio

"Makanan mu terlalu enak, Nii-san, aku sudah tidak tahan lagi ingin merasakan makanan mu kali ini"

"Yasudah, kalau sudah selesai makan, rapihkan semua piringnya ya. Nii-san ingin jalan-jalan sebentar"

"Baik Nii-san"

Tsukasa pun keluar dari rumah dan berjalan menuju kandang kuda yang ditinggali dua orang sengklek, satu orang cabul, satu orang lagi beban. Seperti itulah

Dan sekarang Tsukasa berada di sebuah dataran rumput yang luas dengan dua ekor kuda yang sedang memakan rerumputan, terdapat sebuah gubuk tidak lain adalah kandang kuda

"Disini kan tempatnya, Sistem-san?"

[Yup, kau bisa mengeceknya untuk memastikan]

Tsukasa pun menghampiri kandang kuda itu lalu memasukinya tanpa permisi dan untuk memastikan sesuatu

...

Pov kazuma

Aku mati karena kaget yang berlebihan hingga membuat seluruh tubuhku kejang-kejang saat itu. Dan sialnya aku meninggal dalam keadaan mati konyol, dengan kedua orang tua ku yang tertawa melihat ku

Dan sekarang aku tidak tau harus apa dengan Dewi yang sangat beban tidur pulas didepan ku, jengkel sekali rasanya. Ini berbeda sekali dengan dunia fantasi yang selalu aku bayang-bayangkan

"Kehidupan ku di dunia.. paralel... ini berbeda... dari yang ku... bayangkan. Pendapat seorang petualang baru tidak menentu, jadi aku harus rela tidur di kandang kuda...

Kalau dipikir-pikir. Petualang itu, pekerja serabutan dengan pemasukan yang tidak jelas...

Mana mungkin pekerja serabutan. Bisa tinggal di hotel di negeri se-makmur Jepang. Upah minimum? Gaji standar buruh? Makanan? Apa itu? Apa rasanya enak?" Keluh ku

"Ehmhh, hoamm~~"

"Hah?"

"Selamat pagi~" Sapa Aqua

"Selamat pagi pala mu, Ini sudah siang. Bukannya kita mau ambil quest?" Tanya ku

"Ah... Saat tau kita tidak perlu menjadi buruh kasar lagi. Aku jadi terlalu santai... Hoamm~". Jawab Aqua

'Kemarin dia bilang, 'serahkan saja padaku!', lalu sekarang begini sikapnya?!'

"Hei, bukannya dunia ini sedang di jajah Raja Iblis dan dilanda krisis besar?. Disini kok damai banget!, Tidak ada tanda-tanda kejahatan"

"Kota ini letaknya paling jauh dari kastil Raja Iblis, tau. Lagi pula, buat apa dia repot-repot menyerang kota yang isinya petualang pemula?" Ucap Aqua

"Iya sih..."

"Nah, ayo kita ambil quest! Kau bisa mengandalkan ku!"

"Rasanya kemarin kau juga bilang seperti itu. Tapi, yah, kau ini seorang Dewi. Aku mengandalkan mu.

Baiklah, kita persiapkan dulu perlengkapan kita, lalu berangkat" ucap ku

"Yaaa!!!" Teriak semangat Aqua

Dimensional System'Where stories live. Discover now