Part 5

3.5K 224 18
                                    

Alexander bekerja dengan serius

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

Alexander bekerja dengan serius. Dia memperhatikan para rekan kerjanya. Siaran di televisi harus benar, sesuai fakta, dan menarik. Banyak sekali yang harus pria itu periksa kembali.

"Iklan produk ini bisa diterbitkan, aku ingin rincian biaya dan keuntungan dari iklan ini," ucap Alexander, pria itu menyerahkan iPad yang berisi iklan yang sudah dia periksa.

"Baik, akan segera aku kirim perinciannya." Alexander menganggukkan kepalanya.

"Tuan Alexander, proses syuting filmnya sudah selesai. Tinggal kita revisi dan mengedit di beberapa bagian," ucap rekan kerja Alexander yang lain. Pria itu membawa laptop dan menyerahkan pada Alexander.

"Oh, ini bisa langsung dengan Rachel, dia bisa membantumu, setelah kau selesai dengan Rachel, aku akan memeriksanya lagi." Obrolan sibuk seperti itu terus saja berlanjut. Hari ini hari Senin dan semua orang sibuk, terkecuali dengan Evelyn yang duduk diam di samping Alexander.

Mendengarkan obrolan yang tidak masuk ke otak Evelyn semakin membuatnya pusing. Wanita itu tidak boleh kemana-mana karena Alexander memaksanya. Sekarang Evelyn hanya bisa menatapi orang-orang yang berbicara dengan Alexander bergantian. Dia juga harus tersenyum saat para rekan kerja Alexander menatapinya. Tepat saat jam makan siang, Evelyn sudah tidak tahan berada di ruangannya kerja itu. Dia menarik Alexander agar pria itu mendekat dengannya.

"Bisa kita akhiri ini? Aku sudah tidak tahan lagi, aku lelah Alexander," bisik Evelyn. Alexander menganggukkan kepalanya.

"Baiklah, kita istirahat sejenak, selamat makan siang," ujar Alexander. Evelyn bisa bernapas dengan tenang.

Satu persatu rekan kerja Alexander pergi dan menghilang dari ruangan itu. Evelyn menguap dan menutup matanya. Ia menyadarkan punggungnya di kursi yang dia duduki. Hanya duduk dan memperhatikan Alexander bekerja bisa bosan dan lelah seperti ini.

"Kenapa kau mengajakku ke sini?" tanya Evelyn.

"Aku tidak mau melihat kau bertemu dengan laki-laki tadi." Telingan dan otak Evelyn mencoba mencerna kata-kata Alexander. Sejak kapan pria itu mulai mengurusi kehidupan pribadinya? Evelyn bangkit dari kursinya dan menatap Alexander.

"Dia Theo, dia sahabatku Alexander, dia tidak akan macam-macam denganku," ucap Evelyn.

"Dia melamarmu tadi." Mata Evelyn bisa melihat kilatan di mata Alexander.

"Aku tahu, tapi aku sudah lebih dahulu bertunangan denganmu, lalu dia bisa apa? Lihatlah, setiap saat cincin ini melingkar di jariku dan Theo tahu akan hal ini, dia juga tidak bertanya padaku cincin apa ini," terang Evelyn.

"Hari aku jadi tidak bekerja karenamu, sekarang aku ingin pulang, aku lelah." Evelyn merapikan tasnya.

"Pulanglah ke apartemenku," pinta Alexander.

"Tidak! Aku ingin kembali ke apartemenku sendiri!" seru Evelyn.

"Temui Jonas dibawa, dia sopirku." Alexander menyerahkan kunci apartemennya pada Evelyn. Wanita itu menaikkan satu alisnya. Yang terpenting sekarang Alexander melepaskannya pergi. Evelyn mengambil kunci itu dan melangkah keluar kantor perfilman yang megah itu.

Alexander's Lover [#1 OSVALDO SERIES] Où les histoires vivent. Découvrez maintenant