part 20

1.9K 140 43
                                    

Evelyn terbangun dari tidurnya saat dia merasakan tangan besar memeluk erat perutnya. Dia menyadarkan dirinya terlebih dahulu dan menoleh ke belakang. Alexander tidur sambil memeluknya. Sudah sekitar tiga dua hari mereka tidak tidur satu ranjang dan Evelyn masih setia enggan berbicara dengan Alexander.

Evelyn bisa merasakan napas Alexander di lehernya. Dia sangat merindukan suaminya itu. Sangat rindu sekali, Evelyn mengelus tangan suaminya yang melekat di tubuhnya. Dia bergeser sedikit agar dia bisa melihat wajah tampan Alexander. Hati Evelyn sakit ketika mencium bau alkohol dari pria itu. Lama dia menatapi Alexander. Jiwa raganya ingin bersama dia langsung ingat bagaimana pria itu berbohong dan berselingkuh darinya. Evelyn segera bangun dan menyingkirkan tangan Alexander dari tubuhnya.

"Aku mencintaimu Alexander, sangat mencintaimu, hanya saja sekarang aku tidak lagi menyukaimu. Aku tidak lagi percaya padamu," ucap Evelyn pelan. Dia langsung pergi.

Alexander membuka matanya saat matahari menerobos masuk ke celah jendela kamarnya dan menyinari wajahnya. Dia menggeliat karena kelelahan. Mata pria itu tidak menemukan Evelyn. Dia berusaha langsung bangun meskipun matanya sangat mengantuk.

"Evelyn," ucap Alexander.

"Evelyn?" Tidak ada jawaban. Pria itu memutari apartemennya dan tidak menemukan istrinya. Alexander menghela napasnya. Dia melihat jam di dindingnya tepat pukul sepuluh pagi.

"Sial!" Alexander terlambat juga untuk ke kantornya.

Secepat kilat dia bersikap. Tentu saja dia melewatkan sarapannya. Pria itu menyetir mobilnya sendiri. Sesampainya di kantor dia sudah di tunggu banyak orang. Bahkan Simon—sutradara film yang dia inginkan juga menunggunya.

"Maaf, aku terlamb—" Alexander memegangi perutnya. Dia menahan rasa sakit.

"Apa kau baik-baik saja Tuan?" tanya Raquel—sekertaris Alexander.

"Aku baik-baik saja." Alexander berusaha untuk kuat.

"Bisa kita mulai rapat kita sekarang?" tanya Simon yang sudah lama menunggu. Alexander menundukkan kepalanya sebagai ganti ucapan maaf.

"Bisa, silakan." Alexander duduk di kursinya dan dia mendengarkan Simon menjelaskan projek filmnya ke depan.

Alexander menelan ludahnya sendiri saat dia sadar Rose dan Edgar ada di kantornya. Wanita itu tidak berhenti menatapi Alexander. Rasanya Alexander muak. Setelah rapat yang panjang itu, Alexander menuju ruang pribadinya dan dia menyuruh Raquel untuk membawakannya sarapan.

"Alexander menunggu karena dia sudah sangat lapar dan perutnya melilit.

Pintu ruangannya terketuk. Mata Alexander melebar saat di tahu siapa yang datang. Giselle berdiri di depan ruang kerjanya. Pria itu menghela napasnya dan membiarkan ibunya itu masuk.

"Sudah lama sekali sejak kau menikah, aku tidak melihatmu lagi," ucap Giselle. Alexander diam saja.

"Kau berantakan Alexander." Giselle menatapi putranya itu, meskipun Alexander bukan anak kandung Giselle. Tetap saja ibu dan anak ini mempunyai naluri yang kuat.

"Aku kelelahan bekerja." Alexander duduk menyandarkan punggungnya.

"Tapi kau lebih mirip dengan suami yang ditinggalkan istrinya." Napas Alexander tercekat sekarang. Dia tidak bisa berkutik karena dia dan Evelyn sama sekali belum berbicara dan berbaikan.

"Atas dasar apa kau mengatakan itu?" tanya Alexander.

"Lihatlah." Giselle menunjukkan foto di mana Evelyn dan Theo bersama.

"Ini sebelum kalian menikah. Foto ini diambil saat Evelyn menghilang sebelum pernikahan dan foto-foto selanjutnya di ambil kemarin," jelas Giselle. Alexander mengepalkan tangannya kuat.

Alexander's Lover [#1 OSVALDO SERIES] Where stories live. Discover now