🍑Salah Paham Yang Berkelanjutan!🍑

66 7 7
                                    

Menjadi Saudara kembar seorang sempurna bukan perkara mudah bagi Narha Abrisya Arief. Bagaimana tidak, Narendra Abrisam Arief, saudara kembar Narha adalah seorang pria dengan paras yang sangat rupawan di tambah lagi Rendra memiliki kecerdasan di atas rata-rata, sangat berbanding terbalik dengan Narha yang hanya memiliki wajah pas-pasan, ia bahkan tidak terlalu pintar dan cenderung sangat ceroboh, ditambah lagi Narha ini orangnya rada bar-bar. Kesempurnaan Rendra itu membuat Narha menjadi tak kasat mata di lingkungan sosialnya. Tidak akan ada yang percaya kalau mereka saudara kembar jika tidak mengenal mereka dari orok. Biarpun demikian, Rendra sangat menyayangi saudarinya itu lebih dari apapun.

Atas permintaan Rendra, Narha bekerja sebagai sekertarisnya di perusahaan orang tuanya. Walau sudah lima tahun bekerja di sana, tetapi Narha masih saja menjadi bahan perbincangan diantara karyawan lain, karena mereka menganggap Narha tidak pantas menjadi sekertaris CEO di tambah lagi mereka sangat tidak suka dengan perlakuan khusus yang CEO mereka berikan kepada sekertarisnya itu. Yups, tidak ada yang tau mengenai hubungan keluarga di antara keduanya, hanya beberapa karyawan yang memang sudah mengenalnya sejak lama.

"Sampai kapan lo akan terus berkeliaran di sekitar Rendra? Apa lo gak malu? Bahkan kemampuan lo sebagai sekertaris juga tidak terlalu bagus! Cihh, lo bener-bener gak tau malu ya!" ucap Natalie sinis, ketika ia tidak sengaja berpapasan dengan Narha di lift. Natalie adalah seorang gadis yang cukup cantik, dia adalah salah satu personal dari team Desain, sekaligus putri seorang pengusaha yang sering bekerja sama dengan Rendra. Dia sudah tertarik dengan Rendra sejak lama, tetapi Rendra yang memang dingin dan tidak peduli dengan sekitar tidak pernah menanggapinya.

"Ohh, ngomong sama saya?" tanya Narha mencoba untuk tetap sopan, sembari menunjuk wajahnya sendiri, memasang wajah polosnya

"Huh, wanita bodoh seperti lo ini kenapa bisa menjadi sekertaris CEO? Lo kerja di sini menggunakan koneksi? Siapa koneksi lo?" ucap Natalie merendahkan

"Heyy, kamu juga jangan pura-pura lupa! Seingatku kamu juga masuk di perusaan ini menggunakan koneksi!" jawab Narha menohok

"Lo!" seru Natalie tidak terima

"Kenapa? Apa ucapanku salah? Kalau kamu lupa, dulu aku yang memberikan CV mu lansung kepada Direktur Personalia atas permintaan bapak Abraham, bukannya bapak Abraham papamu?" mendengar perkataan Narha, Natalie hanya terperangah tidak percaya, tanpa mengeluarkan sepatah katapun. Pintu Lift terbuka "Kalau kamu sudah selesai, aku permisi! Bye!" pamit Narha dan langsung melenggang keluar lift meninggalkan Natalie, sudah biasa baginya untuk menghadapi wanita sejenis Natalie ini

Narha berjalan melewati ruangan penuh dengan kubikel yang tertata rapi, untuk menuju meja kerjanya, sepanjang perjalanan Narha mendengarkan beberapa orang yang dengan terang-terangan membicarakannya, seperti biasanya

"Lihatlah, postur tubuhnya sama sekali tidak cocok sebagai sekertaris!"

"Apa kalian gak denger gosip, dia itu Sekertaris terburuk di antara sekertaris dari perusahaan lain yang menghadiri perjamuan makan malam antar perusahaan, bukannya itu sangat memalukan"

"Dengan wajah seperti itu, dia mencoba menggoda pak Rendra, menjijikan!"

"Entah apa yang pak Rendra pikirkan ketika merekrut dia!"

"Huuhh " Narha menghembuskan nafas, menahan kesal

Mendengarkan banyak ucapan yang sangat tidak enak di dengar itu membuat Narha menghentikan langkahnya dan berbalik melihat ke arah kerumunan karyawan yang sedari tadi asik bergosip tentangnya. Dia melihat jam tangannya dengan senyum yang selalu ia usahakan tetap bertengger di bibirnya

"Hallow, bukankah jam istirahat sudah lewat satu jam yang lalu? Apa kalian tidak ada pekerjaan lagi? Kalau begitu, segera berikan laporan mengenai perkembangan produk baru kita dan penawaran dari para Vendor, serta perkiraan biaya yang akan kita keluarkan sampai produk itu benar-benar lounching" kata Narha yang langsung membuat wajah karyawan di sana berubah semakin tidak suka dan kebencian terlihat jelas dari wajah mereka "Berikan laporannya ke saya, hari ini juga! Ok" lanjut Narha sembari membentuk simbol ok dengan tangannya, dengan menyatukan jari jempol dan telunjuk. Setalah itu Narha langsung meninggalkan ruangan staff menuju meja kerjanya.

NARHAWhere stories live. Discover now