🍑Boss Yang Menyebalkan!🍑

11 4 1
                                    

"Wah, apa sekarang aku akan jadi pengangguran lagi? Aku bahkan belum menyentuh meja kerjaku! Haish dasar pendendam, bagaimana bisa dia mencampur adukkan masalah pribadi dengan pekerjaan!" omel Narha geram, dia menatap tajam kearah rombongan Azka yang menghilang di balik lift khusus.

Narha bergegas melangkahkan kakinya memasuki gedung perusahaan, berencana menyusul Azka untuk mempertanyakan kejelasan statusnya saat ini. Dia tidak mau karirnya berakhir dalam hitungan menit. Ckckck, sama sekali tidak bisa di terima

Narha memasuki lift karyawan untuk menuju lantai di mana ruangan CEO berada. Banyak orang yang memperhatikannya, terutama mereka yang melihat kejadian seminggu yang lalu, dimana Narha hampir saja membuat jantung mereka copot karena telah memarahi manusia sejenis Azka

"Dia bukannya wanita gila yang di tempo hari ya?"

"Umm, dia yang dengan kurang ajarnya sudah membuat mood Boss buruk seminggu terakhir ini!"

"Bahkan karena wanita sialan ini aku harus merevisi semua pekerjaanku karena tidak sesuai dengan mood pak Boss!"

"Ngapain dia disini? Apa dia akan membuat masalah lagi?"

Walaupun mereka sedang berbisik, tetapi itu sangat terdegar jelas di telinga Narha, bahkan tanpa sensor. Tetapi Narha sama sekali tidak menghiraukannya, karena dia sudah terbiasa mendengar umpatan-umpatan seperti itu di perusahaan keluarganya dulu, bahkan lebih parah. Saat ini kepala Narha hanya di penuhi dengan sejuta jurus agar ia tidak jadi di pecat

Setelah tiba di lantai tujuannya Narha langsung bergegas menuju ruangan CEO, melewati sebuah lorong dan dan beberapa ruangan, akhirnya Narha sampai di depan pintu ruangan CEO. Narha bersiap-siap untuk mengetuk pintu di depannya, tetapi niatnya di urungkan karena dia mendengar Azka yang sepertinya sedang uring-uringan di dalam ruangannya, tanpa berpikir panjang Narha langsung menempelkan telinya di pintu untuk mendengar lebih banyak tentang apa yang Azka bicarakan, untung-untung kalau Azka membicarakan aibnya sendiri, bisa sekalian buat modal nodong agar tidak jadi di pecat

"Kenapa tidak bisa!" seru Azka kepada David yang sedang duduk di sofa

"Ka, ini perintah langsung dari bibi! Mana bisa gue membantahnya? Mengingat bibi masih menjadi ketua di perusahaan ini. Gue masih mau hidup lebih lama, karir gue masih panjang lagi! jadi tolong, menurutlah sekali ini saja!" ucap David, menyatukan kedua telapak tangannya untuk memohon

"Apa kau gila! Bagaimana bisa mama mempekerjakan orang seperti dia?"

"Gue sudah memastikan ini juga ke bibi, tetapi bibi tetap dengan keputusannya, tidak bisa di tawar lagi. Kalau lo mau memecatnya, ngomong langsung saja sama bibi, jangan menyeret gue kedalam masalah!"

"Haiiishh!" dengus Azka frustasi menghadapi mamanya yang selalu turut campur dengan hidupnya

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu

"Masuk!" ucap Azka datar

Pintupun terbuka, terlihat Narha yang sudah berdiri disana dengan senyum yang sangat lebar terukir di bibirnya. Pelan tapi pasti dia berjalan mendekati meja kerja Azka dan meletakkan tas kerja Azka dengan hati-hati

"Bukannya kau sudah ku pecat!" seru Azka, amarahnya kembali memuncak saat melihat Narha di hadapannya. Entah kenapa bawaannya pengen ngamuk aja setiap melihat wanita ini

"Mohon maaf bapak CEO, tetapi menurut apa yang saya dengar barusan, bapak tidak bisa memecat saya dengan semena-mena!" ucap Narha. Dia benar-benar merasa lega bisa mendengarkan satu kenyataan yang sangat berdampak besar dengan kelanjutan karirinya, karena tidak akan ada lagi ancaman dari pria angkuh di depannya ini "Bukankah ini perintah langsung dari ibu ketua!" lanjutnya dengan senyum manis yang ia tunjukkan kepada Boss barunya itu, tidak bisa menyembunyikan kebahagiannya

NARHADonde viven las historias. Descúbrelo ahora