🍑Hidup Baru🍑

18 5 1
                                    

"Ada apa ini?" tanya Rendra, ia sedikit penasaran karena ketika ia baru sampai di Loby, ia melihat banyak orang berkerumun di sana. Karena ingin tau dia pun mendekati kerumunan tersebut

"Rendra!" panggil Natalie dengan suara bergetar

"Ohh sudah datang! Ayo kita pulang!" kata Narha tanpa mempedulikan orang lain lagi, hatinya sudah terlanjur sakit untuk peduli kepada mereka

"Ohh, ok!" kata Rendra patuh, tetapi ia langsung mendekati Narha ketika matanya tanpa sengaja melihat pipi Narha yang memerah "Kenapa?" tanya Rendra penuh penekanan, menahan geram sembari menyentuh pipi adiknya yang memerah, karena ia bisa melihat dengan jelas kalau itu adalah bekas tamparan

"Tidak apa-apa" jawab Narha santai

"Tidak apa-apa? Bagaimana bisa ini tidak apa-apa?" tanya Rendra kesal "Apa ini sakit?" tanya Rendra sembari memeriksa sebelah pipi Narha

"Gak, gak sakit!" jawab Narha "Aku mau resign!" ucapan Narha ini sukses membuat Rendra mengerutan kening

"Rendra!" panggil Natalie lagi karena Rendra tidak menghiraukannya "Dia, wanita itu menampar ku!" adu Natalie, memasang wajah sedih untuk menarik perhatian Rendra. Mendengar ucapan Natalie, Rendra langsung menatap tajam kearah Natalie yang masih terduduk di lantai

"Lantas, kau menamparnya?" tanya Rendra dingin. Walau pertanyaan itu hanya tertuju kepada Natalie, tetapi orang-orang yang turut mendengarpun ikut merinding

"Ak ... aku ... hanya ... ingin membela diri!" jawab Natalie gagap

"Kau berani menyentuh pipinya dengan tangan kotormu itu?" sentak Rendra yang membuat semua orang yang di sana terperanjat melihatnya, mereka tidak pernah melihat bosnya semarah ini "Seharusnya pak Abraham bisa melihat kelakuanmu!"

"Ma--ma--maksudmu?" tanya Natalie tak paham, tetapi Rendra enggan menanggapi pertanyaan Natalie dan kembali fokus kepada adiknya

"Kamu mau resign gara-gara dia?" tanya Rendra menunjuk Natalie

"Hmm salah satunya, Narha tidak nyaman kerja di sini, dan Narha merasa sangat terganggu jika harus melihat mereka setiap hari!" jawab Narha jujur. Perkataan Narha ini sukses membuat semua yang ada di sana terngangah tidak percaya. Berani-beraninya seorang sekertaris yang tidak kompeten mengatakan hal seperti itu, itulah yang ada di pikiran mereka saat ini

"Aku bisa memecat mereka, kenapa harus kamu yang resign?" tanya Rendra tidak suka dengan perkataan adiknya itu

"Umm lakukanlah, Narha tidak akan menghalanginya lagi! Tapi Narha benar-benar tidak suka di sini! Walaupun mereka di pecat sekalipun, Narha tetap ingin Resign!" ucap Narha kekeh dengan keputusannya

"Narha!" seru Rendra

"Iya saya!" jawab Narha, sambil mengangkat sebelah tangannya, dikiranya lagi absen kali

"Berhenti bercanda! Apa kamu pikir aku akan membiarkan mu jauh dari pandangan ku?" tanya Rendra emosi, iya dia emosi karena karyawannya yang selalu menyudutkan adiknya "Kalian semua yang ada di sini, besok temui bagian personalia! Dan segera ambil surat PHK kalian"

"Rendra, kamu benar-benar akan memecat mereka demi wanita itu?" tanya Natalie tidak percaya

"Mereka? Aku juga memecat mu!" ujar Rendra tajam

"Kamu, benar-benar memecat ku demi dia? Kamu tidak tau gosip yang beredar tentang dia? kalau dia sering keluar masuk hotel dengan pria berbeda setiap harinya!" ucap Natalie memanfaatkan gosip yang paling banyak di bicarakan akhir-akhir ini, berharap gosip tersebut bisa merubah sudut pandang Rendra terhadap sekertarisnya

"Gosip itu? Bukankah kau yang memulainya?" Natalie langsung terdiam mendengar pertanyaan Rendra, ia benar-benar tidak bisa menjawab "Sebenarnya aku sudah ingin memecat kalian dari dulu, tapi Narha selalu memintaku untuk memisahkan urusan pekerjaan dengan urusan pribadi, tetapi sayangnya aku tidak bisa memisahkan diantara keduanya selama itu berkaitan dengan adikku!" kata Rendra tegas, dia benar-benar berusaha keras menekan emosinya agar tidak meluap berlebihan

NARHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang