🍑Akhir Atau Awal?🍑

10 4 1
                                    

Narha memegangi dadanya yang terasa begitu sesak, dia bersandar di dinding pembatas ruang tengah dan ruang tamu yang menjadi tempat calon suaminya bercumbu dengan wanita lain.

"Heyy jangan di sini, kita pindah ke kamar saja" kata Feby dengan nada menggoda

"Kenapa? Tidak ada orang di sini!" terdengar suara Bastian yang semakin membuat dada Narha bergemuruh

"Haa apa? memang kalian mau ngapain kalau tidak ada orang di sini!" gumam Narha sinis

"Kalau kamu sudah menikah, apa kamu masih akan ada waktu untukku?"

"Pasti, bersabarlah sedikit lagi okey! hanya sampai papa memberikan jabatannya kepadaku, setelah itu kita tidak perlu sembunyi-sembunyi lagi!" ucapan Bastian ini benar-benar sudah menusuk hati Narha dengan sangat dalam. Pertunangan mereka memang bukan terbentuk kerana perjodohan, tetapi orang tua Bastian memberi tahukan bahwa Narha adalah syarat untuk pengangkatan Bastian sebagai Presdir baru menggantikan dirinya, setelah mengatuhui kenyataan kalau Narha adalah putri dari Reynand Abrisam Arief, seseorang yang pernah membantu perusahannya ketika hampir mengalami ke bangkrutan dulu.

Tidak bisa menahannya lagi, Narha berjalan keluar dan berhenti tepat di belakang sofa panjang tempat dua orang yang sudah setengah telanjang itu bergumul, bahkan saking asiknya mereka sampai tidak menyadari keberadaan Narha di sana. Narha memandang jijik kearah Bastian yang sudah berada di atas tubuh Feby

Tanpa berpikir panjang Narha langsung melepaskan sepatu kets miliknya dan dengan kasar melemparkan ke arah dua sejoli yang sedang di mabuk asmara itu, ke dua sepatu itu mendarat mulus di kepala Bastian dan wajah Feby yang membuat mereka tersentak

"Narha!" kata Bastian terkejut dan langsung berdiri "Kenapa kamu disini?" tanyanya panik

Narha melirik seorang wanita yang sedang berbaring di sofa dengan baju yang sudah terlepas dari tubuhnya "Bukankah kalian sangat menjijikan?" tanya Narha penyindir

"Berani-beraninya lo bilang gue menjijikan! Bukankah di sini lo yang sangat menjijikan karena mencintai seseorang yang bahkan tidak mencintaimu! Hidup lo udah berakhir!" kata Feby tanpa rasa malu sedikitpun sambil menutupi tubuh bagian atasnya yang hampir telanjang

"Cinta?" tanya Narha dengan senyum sinis "Apa lo pikir gue benar-benar mencintainya?" ucap Narha berbohong, dia sudah dihianati, paling tidak Narha tidak ingin kehilangan harga dirinya di depan dua manusia yang tidak memiliki hati ini "Mmm, gue hanya ingin bersenang-senang dengan seorang pecundang sebelum melihat dia benar-benar tersungkur! Bukankah itu menyenangkan? Hidup gue tidak akan berakhir sia-sia hanya karena pria seperti dia! Sebaliknya ini akan menjadi awal penderitaanya" lanjutnya, mati-matian dia menahan agar ekspresinya tetap datar dan menahan air matanya agar tidak jatuh, dia tidak ingin terlihat memprihatinkan di depan seorang penghianat

"Maksud lo apa? Bastian tidak akan pernah tersungkur hanya karena ninggalin lo" kata Feby meremehkan

"Feby cukup!" Barstian memohon kepada Feby, lalu ia melihat kearah Narha "Sayang, aku bisa jelasin semuanya" pinta Bastian tanpa malu, yang menimbulkan senyum miring di bibir Narha

"Oh ya?" Narha menyunggingkan senyum sinis "Bastian, bukankan gue satu-satunya syarat untuk kelanjutan karir lo? Gue benar-banar menantikan detik-detik kehancuran lo! Dan ketika itu terjadi, jangan pernah merangkak di depan gue lagi!" Setelah mengucapkan kalimat itu, Narha langsung berjalan meninggalkan apartemen tersebut dengan bertelanjang kaki, dia tidak sanggup lagi menahan gemuruh di dalam hatinya. Di dalam lift yang kosong dia menumpahkan semua rasa sakit di hatinya, mengubahnya menjadi air mata, berharap rasa sesak di dadanya bisa segera menghilang.

Dan itu juga alasan Narha selalu menyembunyikan identitasnya dari orang lain, ia tidak mau orang-orang mendekatinya hanya karena latar belakangnya, karena dikhianati orang yang paling dia percaya itu jauh lebih menyakitkan

NARHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang